"Apa yang kau masak?" tanya William."Panekuk."William mengerang, "Ini pasti permintaan dua bocah itu," decaknya. "Dalam minggu ini, kenapa mereka teramat suka merecokimu?"Clara terkekeh dan hati William menghangat. Kekehan itu selalu diiringi tawa yang memiliki efek khusus untuknya. "Aku pasti akan memasak taco jika kau di sini.""Tapi panekuk di pagi hari sebagai sarapan tak ada salahnya," jawab William. "Aku akan tetap memakan setiap masakan yang kau buatkan."Clara tertawa mendengarnya. Beberapa minggu berada di rumah William semakin membuatnya tahu bahwa berdebat dengan lelaki itu memang seru. Dia tidak terlihat seperti aslinya—dingin dan kaku. Di balik semua itu, justru sebaliknya jika dia lelaki yang hangat dan penuh perhatian. Setiap kali Clara bertanya soal pendapat bagaimana rasa masakannya, komentar-komentar manis selalu diterimanya. Hal itu membuat Clara senang dan selalu menanti setiap kritik yang akan William lontarkan."Apa kepergianmu kali ini membuatmu semakin pinta
Baca selengkapnya