"Cepetan, Arumi! Lelet banget, sih!" Aurel berkacak pinggang di atas tangga. Ia sama sekali tak mempedulikan Arumi yang susah payah menyeret koper itu.Arumi tak menjawab, dia hanya melirik Aurel dengan malas seraya terengah-engah mengatur nafasnya. Tangannya serasa mau copot karena mengangkat koper yang entah berisi apa, serta harus menaiki tangga sampai ke lantai dua."Sudah? Aku taruh di sini, ya!" kata Arumi sembari menegakkan koper itu di pinggir pagar kayu pembatas.Aurel malah mendelik padanya."Kalau kerja tuh yang beres, aku mau kamu bawakan koper itu ke kamar pengantin kami!" bentaknya seraya menunjuk ke arah kamar.Arumi mengikuti arah telunjuk Aurel, dia menelan saliva yang terasa bak pasir tandus di tenggorokannya. Itu awalnya kamar dirinya dan Ardi."Mama! Dinda nggak bisa pake dasinya, Ma!" Terdengar suara Dinda dari bawah, Arumi pun langsung tanggap dan melongokkan kepalanya dari pagar atas"Sebentar Mama turun!" sahutnya, tampak Dinda mendongak ke arahnya sambil meme
Last Updated : 2023-07-18 Read more