Amanda memperhatikan sekitar yang tiba-tiba menjadi sepi. Sama seperti saat mereka pernah makan di sebuah restoran waktu itu, keadaannya juga tiba-tiba menjadi sepi ketika mereka makan.“Kok tiba-tiba sepi, ya, Mas?” Amanda bertanya dengan heran.“Ya, satenya sudah habis kali,” jawab Wisnu yang juga mencoba mengambil satu tusuk sate kambing untuk dimakannya.“Bukan Mas Wisnu kan yang menjadikannya sepi?” masih Amanda penasaran.“Aku? Menurutmu aku pembawa sial, begitu datang restoran jadi langsung sepi?” Wisnu bercanda.“Bisa jadi, yang dulu saat kita makan di restoran juga begitu, kan!” Amanda menimpali. “Sekarang saja, aku merasa kena sial juga!”“Kamu kena sial? Maksudnya apa?”“Sial, lah! Lututku lecet, aku tersungkur dan malu dilihatin banyak orang di mall itu, sementara Mas Wisnu malah menolong wanita yang hanya berpura-pura jatuh itu!”“Kok itu lagi, Sayang, yang di bahas?” Wisnu melenguh ternyata Amanda masih kesal dan terus membahas hal itu.“Enggak tahu, pengennya bahas teru
Read more