Semua Bab Menantu Hina Yang Dihormati: Bab 61 - Bab 70
188 Bab
BAB 61
"Nanti akan aku jelaskan, apakah kau bisa membantuku Tuan? Aku membutuhkan setidaknya 500 pekerja konstruksi," balas Austin. "Kau datang di waktu yang tepat. Hari ini adalah hari terakhir pekerjaanku di sini. Besok aku dan tim tak akan bekerja di sini lagi, hanya pekerja resmi saja yang tinggal menyelesaikan pekerjaan di sini. Baiklah, aku akan membantumu, tapi pekerja di timku tidak sebanyak itu, paling hanya 200 pekerja," balas Tuan Jack. "Tak apa Tuan, nanti kita cari lagi kurangnya. Aku pun akan membantumu di sana," ucap Austin. Austin sudah bertekad untuk membantu Kenny dengan kemampuan yang ia miliki. Peter yang sedang berjalan ke arahnya merasa bingung dengan pembicaraan Austin dan Tuan Jack, terlihat serius sekali. "Hai bro, apa kabar?" sapa Peter. "Kabarku baik," balas Austin. "Oh iya, apakah Peter akan ikut bersama dengan kita?" sambung Austin. "Ya, dia akan bersama dengan tim kita," balas Tuan Jack. "Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Peter bingung. Austin dan T
Baca selengkapnya
BAB 62
"Kenapa kau bisa sakit seperti ini? Apakah masalah itu yang membuat kau seperti ini?" gumam Austin sambil membawa Kenny ke kamarnya.Kenny terus bergerak di dalam gendongan itu, hingga Austin mempercepat langkahnya menuju kamar. Suhu tubuh Kenny pun sangat terasa di kulit Austin. "Kau tunggu di sini, aku carikan obat demammu dulu," gumam Austin sambil membaringkan Kenny secara perlahan.***Pagi hari."Mau ke mana kau sudah rapi seperti itu?" tanya Kenny begitu ia bangun."Aku mau ke Sanla bersama Kakek, aku akan mengurus semua masalahmu," balas Austin percaya diri sambil mengenakan Jaketnya.Kenny mengerenyitkan kening menatap suaminya, ia tak percaya begitu saja jika Austin mampu mencari banyak pekerja dalam waktu yang sangat singkat. "Apakah kau sudah mendapatkan pekerjanya?" tanya Kenny penasaran.Austin mengangguk sambil tersenyum, kepercayaan diri hari dalam jiwa. Ia sangat semangat sekali ingin membantu kesulitan yang sedang dialami oleh istrinya. "Yasudah, kalau begitu aku
Baca selengkapnya
BAB 63
"Barang yang kita kirim hilang lagi di jalan, ini sudah yang kedua kalinya," ucap Peter."Ya, aku rasa memang ada yang sengaja mempersulit pembangunan ini. Jika seperti ini sebaiknya kita sendiri yang mengirim barang, aku juga penasaran siapa yang sudah berani merampas bahan material?" balas Austin.Sudah dua kali material pembangunan hilang di pertengahan jalan, bahkan mobil dan supir tak bisa ditemukan. Austin ingin memeriksa sendiri siapa dalang di balik hilangnya material. Kerugian akan Thomson Company alami jika keadaan terus seperti ini. Bukan hanya satu atau dua mobil besar yang mengirim material pembangunan, melainkan ada sepuluh dan itu hilang semua tanpa jejak."Aku rasa juga begitu, aku yakin pasti ada yang sengaja membuat proyek ini batal dan Thomson Compay yang akan menjadi kambing hitamnya," timpal Jack."Baiklah, Tuan. Sepertinya aku sendiri saja yang mengirim material dari pabrik, akan aku tangkap siapa dalang di balik ini semua. Kau rincikan saja muatan material untuk
Baca selengkapnya
BAB 64
"Keluar!" bentak Kenny sambil menenggelamkan tubuh di dalam air dan juga busa.Wajahnya memerah saat melihat kehadiran Austin di kamar mandi. Sedangkan Austin langsung keluar begitu menerima bentakan itu. Jantungnya pun berdetak tak menentu saat melihat punggung polos sang istri, ia terus menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran-pikiran kotor yang terus saja terlintas di kepalanya."Mengapa juga ia tak mengunci pintunya? Aku pikir ia di ruang kerja," gumam Austin sambil memegangi dadanya.Austin memilih duduk di balkon kamar sambil menunggu Kenny keluar dari kamar mandi. Kepalanya terus menoleh, berbalik menatap pintu kamar mandi. "Kenapa aku jadi membayangkan tubuhnya. Kau tak boleh lancang Austin," gumamnya memperingati diri sendiri.Tak berselang lama Kenny keluar, sudah lengkap dengan pakaian di tubuhnya. Kenny tak menoleh sedikit pun, ia terus memandang ke arah depan sambil terus berjalan, keluar dari kamarnya. Langkah gugup Kenny terlihat oleh Austin, hingga Austin menyunggi
Baca selengkapnya
BAB 65
"Tangkap mereka! Jangan sampai mereka melarikan diri!" teriak Peter sambil terus menembaki musuh yang ada di sekitarnya.Robert rupanya meremehkan pihak lawan dan hanya mengirim beberapa orang pasukan saja. Hampir semua pasukan tertembak oleh Austin, Peter dan teman-temannya. Austin mengulas senyum saat ia berhasil menangkap salah satu pihak musuh, ia menahan tangan pria bertubuh besar. Tak banyak perlawanan yang diberikan pihak lawan. Pria bertubuh besar itupun tak bisa memberontak karena sudah mendapatkan luka di bagian belikatnya. Austin sengaja menembak di bagian itu agar musuh tak mendapatkan cidera parah, dan dia bisa mengintrogasinya."Biarkan saja mereka pergi! Aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, aku akan menyerahkan pria ini pada Tuan Austin," ucap Austin pada Peter dan teman-temannya."baiklah, kalau begitu kita lanjutkan perjalanan," balas Peter.Mereka mengabaikan mayat yang tergeletak akibat baku tembak tadi, tak ada rasa kasihan dalam diri saat melihat begitu banya
Baca selengkapnya
BAB 66
"Tidak, Tuan. Pria itu tak mengeluarkan api, hanya saja kemampuan menembaknya sangat luar biasa," balas salah satu anggota Lois.Lois tersenyum saat mendengar jawaban dari bawahannya, tubuh yang sedari tadi bergetar kembali normal. Ketakutannya sirna sudah karena ia pikir pria itu bukanlah pria yang selama ini ia kenal. "Syukurlah kalau begitu, mungkin tanda api itu adalah tato biasa," gumam Lois.Robert melihat kegelisahan di wajah Lois, hingga ia mengerutkan kening merasa heran dengan apa yang ditakutkan oleh Lois. Pasalnya Lois yang ia kenal adalah pria yang tak memiliki rasa takut dalam menghadapi lawannya. Berbeda dengan saat ini, Robert melihat tubuh bergetar itu."Kenapa kau terlihat cemas saat mengetahui ada pria dengan tato api di lehernya?" tanya Robert penasaran."Tak apa, aku pikir ia kenalanku," balas Lois tanpa menjelaskan kebenarannya.Sementara di Sanla, rombongan Austin dan juga Peter sudah tiba. Austin yang masih menyamar langsung mengambil alih musuh yang ada di ge
Baca selengkapnya
BAB 67
"Maav, Kek. Aku tak bisa menerima saham ini," ucap Austin sambil mengembalikan berkas pengalihan saham yang ada di tangannya."Bagaimana aku harus mengatakan pada Clark jika kau menolaknya? Dia sangat bersikeras memintaku memberikan saham ini untukmu," balas Tuan Thomson."Katakan saja, aku yang menolaknya Kek. Jika Tuan Arthur masih bersikeras juga maka aku yang akan menemuinya."Tuan Thomson menghela napas kekecewaan saat mendengar penolakan Austin. Ia menyimpan kembali berkas itu di dalam brangkas. Sedangkan Austin pamit keluar untuk membantu Tuan Jack dan Peter di Sanla.Mobil membelah jalan raya dengan kecepatan penuh, pikirannya penuh akan pertanyaan tentang apa yang Tuan Arthur berikan padanya. "Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang dengan mudahnya memberikan saham pada orang tak dikenal, atau mungkin hartanya sudah banyak jadi tak menginginkan saham itu?" gumam Austin.Tak berselang lama ia tiba di Sanla dan langsung membantu rekannya
Baca selengkapnya
BAB 68
"Aku mau kau menerima saham yang sudah diberikan Thomson, aku tak membutuhkan saham itu, dan juga aku mengharapkan kehadiranmmu besok di kediamanku," pinta Tuan Thomson.Ada sedikit kelegaan di dalam diri saat mengetahui syarat yang tak begitu memberatkan. Ia hanya perlu menerima saham Thomson dan mempersiapkan diri untuk menerima protes dari para anggota keluarga yang lainnya. Tapi Austin juga merasa penasaran dengan permintaan kedua Tuan Arthur, pria tua gagah yang baru saja dikenalnya ini memintanya untuk bertemu. Austin terdiam sejenak memikirkan kemungkinan buruk yang akan ia dapatkan saat menemui Tuan Arthur di kediamannya."M-maaf Tuan, kalau boleh tahu, untuk apa kau menyuruhku ke kediamanmu?" tanya Austin mengungkapkan rasa penasarannya.Tuan Arthur tersenyum, lalu menepuk pundak Austin. "Kau datang saja, aku tak akan mencelakaimu.""Tapi apakah kau sungguh bisa mendapatkan pendonor untuk adik Peter dalam waktu dekat?" tanya Austin memastikan.Prihal mendapatkan pendonor buk
Baca selengkapnya
BAB 69
"Mungkinkah dia sudah mau menerimaku menjadi suaminya?" gumam Austin.Austin melangkah dengan fokus yang terbelah, hingga tubuhnya menabrak dinding yang ada di sebelah pintu. Sontak ia memegangi keningnya dan Kenny tertawa. Tawa itu lagi-lagi menghipnotisnya, Austin membalikkan pandangannya ingin melihat tawa yang baru saja Kenny keluarkan karena kecerobohannya."M-maaf, aku tak bermaksud mentertawaimu. Hanya saja kau lucu sekali," ucap Kenny begitu pandangan keduanya bertemu.Austin menganggukkan kepalanya dengan kaku, lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan kedua pipi yang merona.Setak jantung semakin tak menentu, ia merasakan perasaan bahagia yang tak pernah sekalipun ia rasakan sebelumnya. Bibir itu selalu tersenyum meski air shower mengguyur tubuhnya."Aku jadi semakin takut kehilangan kebahagiaan ini," gumam Austin.Begitu selesai, ia langsung keluar dan merebahkan tubuh di sofa dengan memunggungi Kenny. 'Mengapa ia tiak tidur di ruang kerjanya? Sangat bebeda sekali seperti ma
Baca selengkapnya
BAB 70
"Ikutlah denganku," balas Tuan Arthur.Tuan Arthur merangkul pundak Austin dan membawanya ke ruang kerja. Tak ada satu pun pengawal di dalam ruangan itu, hanya ada mereka berdua. Austin merasa bingung dengan sikap Tuan Arthur yang menurutnya tak biasa. Ia terus memandang sekitar dan terkejut saat melihat foto yang sangat mirip dengan sang Ibu ada di meja kerja Tuan Arthur.Hati menuntun pergerakan kaki, melangkah menuju meja itu. Tangannya terulur dengan ragu mengambil bingkai foto berukuran kecil. Meski di dalam foto itu adalah foto gadis kecil, tetapi wajah itu mengingatkannya dengan senyuman sang Ibu."Mengapa kau menyentuh foto itu? Apakah kau mengingat seseorang saat melihat wajah itu?" tanya Tuan Arthur."Ya, Tuan. Wajah gadis kecil ini sangat mirip dengan ibuku, dulu Ibu pernah menunjukkan foto masa kecilnya saat masih tinggal di desa bersama dengan Kakek dan Nenek," balas Austin."Tak salah lagi, kau adalah anak Ava, keturunan murni keluarga Arthur."Austin langsung menolehkan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status