Home / Romansa / Dandelion (TAMAT) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dandelion (TAMAT): Chapter 21 - Chapter 30

99 Chapters

Warnanya bagus, cocok di kulitmu

"A.. aku harus pergi." Liona sontak berdiri dari kursi Arka, namun sebelum sempat kakinya melangkah, tautan di tangannya membuat ia kembali pada posisinya."Tidak perlu pergi." mengetatkan pegangan saat Liona mencoba melepas tautan itu, ingat bahwa ada sepasang mata masih berada di depan mereka."Dia pacarku, dan apa yang kamu lihat tadi aku minta untuk kamu merasahasiakannya. Jika sampai hubunganku dengan Liona sampai di ketahui karyawan lain, maka kamu orang pertama yang akan aku cari." wanita lain yang masih mematung di ujung pintu memilin ujung bordir pada rok yang ia kenakan. "Baik pak. Dan, maaf atas kelancangan saya. Saya hanya membawa file yang bapak minta." Nadine melewati Liona yang masih tertunduk di sana dan menyerahkan seberkas kertas ke meja Arka."Saya permisi." Liona tak sabar mengutuk pria di depannya. Bisa- bisanya ia mengklaim bahwa dia adalah kekasihnya."Kenapa kamu mengatakan hal itu padanya? Siapa yang kamu maksud sebagai pacar?" Pria di depannya bergerak kelew
Read more

Memastikan sesuatu

"Kenapa kamu datang?" di depan pintunya sudah berdiri Arka dengan setelan rapinya."Ayo, kita berangkat. Aku bangun lebih pagi untuk jemput kamu." Ia menyandarkan sikut di kusen pintu, tepat dimana Liona menopang berat tubuhnya."Kamu pasti lupa aku udah punya motor, aku bisa berangkat sendiri Arka. Kamu duluan aja." Liona mengingatkan."Tapi aku udah sampe sini, kamu nyuruh aku pergi?" Liona mengurut pertengahan alisnya, ingin sekali memaki, siapa juga yang meminta untuk di jemput. Toh meski Liona belum punya motor sekalipun, ia biasa pergi ke kantor sendiri."Pokonya aku akan tetap bawa motor pagi ini." tegasnya lagi, tidak, kali ini ia yang harus menang dalam argumennya. Liona janji ia tidak akan terus patuh pada perintah Arka."Kalau gitu aku ikut kamu naik motor." Kalimat itu sukses membuat mata Liona berputar ke arahnya. "Kamu serius? Jangan mengada- ngada. Kamu ke sini bawa mobil, lagian aku gak bisa bawa boncengan. Kamu berat." Liona menolak, tetap bersikuku."Siapa yang suruh
Read more

Tinggalkan aku sendiri

"Gue rasa gue suka sama orang lain." kalimat Bily mengundang perhatian Liona lagi."Jadi kamu bener selingkuh dari Tasya? Dia pasti kecewa sama kamu, dia sayang banget sama kamu Bil. Aku bisa lihat dari semua perhatiannya selama kamu sakit kemarin." mata itu menatap nanar, menyuarakan ketidaksukaannya."Gue juga gak tau kenapa hati gue bisa berkhianat setelah sekian lama menjalin hubungan dengannya." Tatapannya lurus ke depan, meninggalkan mata penasaran dari lawan bicaranya."Apa cewe itu tau kamu pacaran sama Tasya? Dia tau perasaan kamu ke dia?" kicaunya lagi, Liona benar- benar di buat penasaran."Hmmm dia orang yang gak peka terhadap sekitarnya." Bibirnya mengulas senyum miring."Ekpresi macam apa itu, Bil kamu harus memikirkannya sekali lagi. Mungkin saja itu karena kamu kesepian karena kamu dan Tasya berhubungan jarak jauh." "Udah lah, lupain aja. Ayo, gue anter lo pulang." "Aku.. aku bisa pulang sendiri." jarinya tertaut gelisah."Lo masih gak mau ngasih tau tempat lo tinggal
Read more

Blokir

"Kenapa tiba- tiba lo ngajak kita liburan? Gak biasanya lo begini" Livy membuka kaleng minumannya sambil menggunjing ayam goreng."Gue cuma butuh liburan, kalian juga kan? Kita kerja tiap hari, anggap aja ini self reward." Mereka baru saja sampai di villa milik keluarga Meta. Saat Liona bersungut ingin liburan, Meta langsung bersuara untuk menawarkan tempat milik keluarganya itu, itung- itung bisa lebih hemat dan lokasinya lebih dekat. Jadi liburan singkat ini tidak akan menghabiskan banyak waktu di perjalanan.Liona menelungkupkam ponselnya dengan layar yang sudah gelap. Sejak keberangkatan, Liona irit sekali bicara."Lo kok diem aja si Na, harusnya happy dong kan lo yang ajak kita." Meta tak biasa dengan Liona yang masih duduk tenang."iya Na, kok lo murung gitu. Bentar ya gue ke toilet dulu." Livy beranjak dari kursinya.Sepeninggalan Livy, Meta yang berada di sebrang kursinya berpindah tempat, merapatkan diri di sebelahnya."Sebenarnya apa yang terjadi? Gue yakin lo gak lagi baik
Read more

Pria tadi malam

“Tadinya mas mau ketemu sekalian ngajak makan di luar mumpung ada waktu di sini dua hari. Kamu pulang kapan Na?”“Ini udah di jalan ko, mas aku lupa ngasih tau kalo aku juga udah pindah. Oh iya, mas nginep di apartemen aku aja dari pada sewa hotel. Kalo mau tar aku kasih alamat nya.”“Ohh gitu, yaudah kalo gitu, tar kita ketemu disana aja kalo kamu udah sampe.”“Mas kesana duluan aja, tar aku kasih tau password akses nya ya, soalnya aku kayanya pulang pagi.”Telpon di tutup, Meta dan Livy yang berada di sampingnya sudah tertidur lelap. Liona segera berbenah untuk mulai memejamkan matanya tapi tak bisa. Ia berjalan ke luar villa untuk sekedar duduk di teras."Kamu belum tidur?" suara di belakangnya berhasil membuatnya terperanjat."Ya ampun, kamu membuatku kaget. Kamu masih ada di sini? Aku kira kamu udah pulang." "Kita jadi nginep disini, Vano sama Andri mabuk berat jadi bahaya kalau berkendara." jelas William."Na, untuk yang kemarin aku minta maaf. Aku gak seharusnya angkat telpon
Read more

Katakan lagi

"Kamu harus datang ke acara makan malam besok Arka." kalimat dari pria tua itu membuat Arka merotasi matanya."Aku tidak punya urusan untuk datang ke sana." harusnya ia lembur malam ini, tapi kedatangan Papanya membuatnya hilang mood untuk bekerja."Kamu yakin masih ingin bekerja di tempat ini? Bahkan perusahaanku lebih besar dari kantor ini. Kamu harusnya mempersiapkan diri mengambil posisiku nanti, bukan malah mengabdi di tempat orang lain." ucap Papanya bersungut pamer. "Jika Papa sudah selesai bicara, silahkan ke luar dari ruanganku." tanpa menatap mata yang sudah keriput itu, Arka menunjuk pintu ke luar dengan tangan kanannya."Bicaramu semakin tidak sopan pada orang tua, pokonya kamu harus datang nanti malam. Banyak klien penting yang akan datang, kamu tahu kan, Tania anak klien Papa sangat tertarik padamu." Lidahnya menusuk ke pipi kirinya, menahan luapan emosi yang hampir tak terkendali, Papanya ini sangat pintar sekali menguji kesabarannya."Ayolah, kamu sudah seharusnya mov
Read more

Peraturan

"Arka, aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk ketemu Mas Elang." tangan itu menghentikan langkah Arka dengan meraih lengannya.Sesuai kesepakatan, pasangan baru itu berniat menjenguk Elang untuk permintaan maaf Arka. Menyadari sikap kekasihnya yang begitu terbaca, Arka langsung menggenggam tangan kecil Liona dengan tangannya yang besar membentuk satu kepalan. “Tenang aja, dia gak akan marah.”“Dia kakak aku, aku kenal banget mas Elang.”Bukannya menjawab Arka malah mendekatkan genggaman tangannya yang sedang memegang tangan Liona ke bibirnya dan mendaratkan kecupan yang menenangkan."Semuanya akan baik- baik saja." Liona membuka pintu ruangan Elang yang tidak lagi sendiri, sudah ada Sela istrinya. Langkah yang diayunkan Liona dan Arka terhenti saat tiba- tiba Sela menyadari kehadiran mereka dan berteriak marah tak suka dengan kehadiran Arka yang sudah diketahuinya adalah penyebab suaminya terluka.“Kamu pasti yang membuat suamiku terluka kan, masih berani kamu muncul hah.”Sela m
Read more

Calon menantu

“Aishhh iya.. iya ini udah di jalan kok, aku gak bohong.”Liona penasaran siapa yang menghubungi kekasihnya, samar- samar terdengar suara wanita yang mengomel dari balik telpon. Arka menoleh ke sampingnya dan tersenyum penuh arti.“Lihat, Mama cerewet banget pengen cepet ketemu calon menantunya.”“Ap.. apa? Maksudnya?”“Kita ke rumah aku sekarang, aku udah janji bawa kamu ketemu Mama.”“Enggak,. Maksud aku.. aku belum siap ketemu Mama kamu.” Liona menggeleng, ingatan tempo lalu masih membuatnya terluka, dia belum siap untuk bertemu dengan orang yang pernah mencaci makinya. “Sayang, Mama mau minta maaf sama kamu, please. Dia selalu nanyain kamu bahkan sampe minta alamat kamu. Dia benar- benar ngerasa bersalah tentang sikapnya saat pertama kali kalian ketemu. Ya.. ya.. aku janji kita langsung pergi kalo kamu gak nyaman disana.” Arka memegang tangan Liona dan memohon penuh harap, Liona merasa jahat jika menolaknya dan memutuskan untuk memenuhi undangan itu.“Apa Mama kamu tahu kita resm
Read more

Menginap

"Bagaimana pertama kali kamu kenal Arka?" Mendengar pertanyaan itu mata Liona mengerjap pelan."Kita teman lama Ma, satu kuliahan dulu." Arka yang menjawabnya."Ahh satu kuliahan rupanya, kalian pasti sudah kenal dekat dari lama kalau begitu." Sedang enak- enaknya menyantap hidangan, pintu depan rumah mereka terbuka begitu saja yang membuat mata ketiganya memburu ke sumber suara."Semua orang menunggu kamu Arka, dan kamu malah berada di sini? Kamu sudah bikin Papa malu. Tania bahkan sudah rela jauh- jauh hadir untuk bertemu denganmu." Dewi berdiri, menyambut Rama mantan suaminya dengan wajah tidak suka namun Arka lebih dulu angkat suara."Aku tidak pernah menjanjikan untuk datang ke pertemuan itu, Papa yang hanya membual pada mereka." balasnya tak tanggung- tanggung membuat Rama berwajah merah padam."Jaga bicaramu, hormati aku sebagai Papa mu Arka. Ohh ternyata sedang ada tamu ya, apa dia yang menjadi alasan kamu tidak menemui Tania malam ini?" tatapannya tertuju pada Liona yang mas
Read more

Luxury Bar

"Ar-arka kamu sudah janji tidak akan macam- macam." Nafas di belakang lehernya semakin tak beraturan membuat Liona ikut tegang. Niat hati untuk bangun dari tidurnya, tapi saat itu juga pinggulnya di peluk posesif oleh tangan besar di belakangnya."Jangan bergerak akhhh, ini- akan sulit untuk membuatnya tenang kembali." masih sambil memeluk tubuh ramping Liona."Ta-tapi kamu tidak bisa seperti ini, kamu udah janji gak-""Aku janji, aku hanya akan menggeseknya seperti- ini hnggg hhh. Tunggu sampai dia tenang." Bulir keringat kini rembes di pelipisnya, Liona semakin kesulitan dengan suara Arka yang menahan erangan sambil menggesekkan juniornya. Ia dapat merasakan seberapa keras milik Arka meski terhalang kain dari pakaiannya."Akhhhh hmm" Liona spontan menutup mulutnya saat tiba- tiba desahannya keluar begitu saja ketika tangan Arka meraih payudaranya."Apa kamu tidur seperti ini setiap malam? Maksudku, kamu tidur tanpa bra?" tanya Arka sambil meremas pelan."Atau karena aku disini? Kamu
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status