"Kenapa kamu datang?" di depan pintunya sudah berdiri Arka dengan setelan rapinya."Ayo, kita berangkat. Aku bangun lebih pagi untuk jemput kamu." Ia menyandarkan sikut di kusen pintu, tepat dimana Liona menopang berat tubuhnya."Kamu pasti lupa aku udah punya motor, aku bisa berangkat sendiri Arka. Kamu duluan aja." Liona mengingatkan."Tapi aku udah sampe sini, kamu nyuruh aku pergi?" Liona mengurut pertengahan alisnya, ingin sekali memaki, siapa juga yang meminta untuk di jemput. Toh meski Liona belum punya motor sekalipun, ia biasa pergi ke kantor sendiri."Pokonya aku akan tetap bawa motor pagi ini." tegasnya lagi, tidak, kali ini ia yang harus menang dalam argumennya. Liona janji ia tidak akan terus patuh pada perintah Arka."Kalau gitu aku ikut kamu naik motor." Kalimat itu sukses membuat mata Liona berputar ke arahnya. "Kamu serius? Jangan mengada- ngada. Kamu ke sini bawa mobil, lagian aku gak bisa bawa boncengan. Kamu berat." Liona menolak, tetap bersikuku."Siapa yang suruh
Read more