Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Malam Pertama / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 61 - Chapter 70

298 Chapters

Part 61. Axel, Membuat Kehebohan

“Dia pasti sudah gila!” Itu adalah tanggapan pertama yang dikeluarkan oleh Almeda saat sadar dari keterkejutannya. semua orang yang ada di sana bahkan tidak bersuara dan mengeluarkan ekspresi bodohnya. Alunan musik klasik masih terdengar seolah menjadi soundtrack dalam sebuah drama. Sedangkan pelakunya, dia hanya terus menatap Permata dari tempatnya berdiri. Keterlaluan. Benar-benar keterlaluan. Axel bertindak tanpa tanpa berpikir. Permata yang juga menatap ke arah Axel tidak memberikan reaksi apa pun kecuali hanya mematung di tempatnya dengan tatapan dingin. Dia bahkan tak bisa mengeluarkan suaranya dari mulutnya. Semua kata-katanya hilang begitu saja. Axel sudah siap mati. Itulah yang ada di dalam pikiran Permata sekarang. Gema yang ada di dekat Axel merasa tubuhnya menegang tanpa bisa digerakkan. Semua orang membeku karena sebuah ‘pengakuan’ yang dilontarkan oleh Axel barusan.“Permata Berlian, aku sungguh-sungguh.” Suara Axel muncul lagi. Tapi lelaki itu tak berani mendekat ke
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

Part 62. Penolakan Angkasa

Tidak ada yang tahu tujuan Permata meminta Axel untuk masuk ke rumahnya. Apakah perempuan itu akan marah atau sebaliknya. Apa dia akan menyalahkan Axel atau tidak tentang tindakan bodoh yang sudah dilakukan lelaki itu. Waktu sudah berjalan lima menit setelah lima orang itu duduk berhadapan. Tapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut permata. Perempuan itu seolah menikmati keheningan yang diciptakannya sendiri. “Aku akan mengatakan kepada Angkasa jika Axel adalah ayahnya.” Setelah menunggu beberapa waktu, itulah yang dikatakan oleh Permata kepada empat orang yang ada di ruang tamu bersamanya. Axel segera menatap Permata yang berada tepat di samping kanannya. Namun perempuan itu tidak menatap ke arahnya sama sekali. Denial yang lebih dulu bereaksi. “Apa yang sedang kamu pikirkan, Permata? Kamu … akan memperkenalkan Angkasa kalau Axel adalah ayahya? Gila. Ini benar-benar gila.” Denial marah. Itu wajar. Baginya, Permata sudah mengambil keputusan yang salah. Axel tidak panta
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Part 63. Kehilangan Kendali

“Gue harus apa sekarang, Gem?” Pertanyaan itu keluar dari mulut Axel dengan suara putus asa. Setelah mereka keluar dari rumah Permata, tidak ada dari mereka yang bersuara dan kini saat Axel berbicara, dia mengeluarkan kesakitannya. Gema yang sejak tadi hanya menjadi saksi bisu dari kejadian yang menggetarkan hatinya itu pun tidak tahu harus mengatakan apa.Angkasa. Bocah itu begitu luar biasa di usianya yang masih sangat kecil. Sebentar lagi dia sudah berusia lima tahun dan kepintarannya akan bertambah. Itu otomatis, akan lebih menyulitkan Axel mendekati putranya. Semua hal itu masuk ke dalam pikiran Axel dengan cara yang menyakitkan. “Oh, sial!” umpat Gema. “Kejadian di pesta tadi sudah masuk berita.” Gema melihat ponselnya dengan kengerian yang luar biasa. “Sekarang aku nggak tahu harus bantu gimana lagi, bahkan aku terbawa dalam berita ini.” Posisi Axel dan Gema sekarang masih ada di dalam mobil dan mereka ada di taman. Axel menolak untuk pulang sedangkan Gema adalah satu-satuny
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Part 64. Mereka Takdir

Sekarang berita sudah menyebar seperti api melalap habis kayu. Semua orang sudah berpikir tentang ini dan itu tentang dirinya dan bahkan tentang Permata. Sekalian saja dia mengatakan dengan jelas tujuannya untuk kembali kepada Permata. Dan dengan begitu, Mario tidak berada di dalam hubungan antara dirinya dan Permata. Di tempat lain, Permata baru saja membuka chat dari Gema dan melihat kekacauan di dalam apartemen Axel dan juga wajah menyedihkannya lelaki itu. Permata hanya melihat itu dalam diam. Sejak semalam, dia masih terus mencerna ucapan Angkasa tentang ayahnya dan itulah yang diinginkan. Dia tak pernah mengajarkan Angkasa untuk mengatakan semua itu, tapi memang otak anak itu terlalu cerdas untuk mencerna sebuah situasi.“Hai, Mami!” Pintu kamar Permata terbuka menunjukkan Angkasa yang sudah siap berangkat sekolah. “Hai, Sayang. Putra Mami ini sudah siap sekolah.” Angkasa naik ke atas ranjang dan duduk di samping Permata. Raut wajah bocah itu tak seceria biasanya. Permata tak
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Part 65. Bunga Mawar Merah

“Gila.”Begitu tanggapan Permata saat mendengar celotehan tak berguna yang dilontarkan sahabatnya. Bukan hanya Permata, Almeda pun merasa lelah menghadapi masalah bertubi-tubi yang menyerang mereka. Lebih tepatnya menyerang Permata. Itulah kenapa Permata ingin menyerah. Kehidupannya yang dulu terasa damai harus terusik saat dia memutuskan untuk muncul di depan Axel.Ya, Axel dan Axel. Lelaki satu itu memang selalu menjadi laki-laki yang sanggup melukai Permata. Sekarang, Axel menunjukkan penyesalannya di depan Permata. Tapi apakah lantas Permata mempercayai lelaki itu setelah semua hal yang pernah dilakukan di masa lalu? Sepertinya tidak. Permata tak bisa menjabarkan bagaimana perasaannya kepada mantan suaminya itu. Apakah masih ada sisa-sisa cinta di dalam hatinya atau tidak, Permata tidak bisa menjelaskan.Permata dan Almeda sudah kembali bekerja. Meskipun hari ini berita tentangnya dan Axel sedang santer terdengar, tapi Permata tidak begitu terpengaruh. Meskipun ada bisik-bisik yan
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

Part 66. Mengambil Hati Angkasa

“Kesempatan?” Permata menatap perempuan paruh baya itu dengan kening mengernyit. Ruang tamu itu tiba-tiba saja terasa mencekam. Ibu Axel masih menggenggam tangan Permata dengan lembut, enggan melepaskan. “Kami tahu tidak mudah membesarkan anak seorang diri di tengah-tengah kemelut perasaanmu yang pasti saat itu sangat membenci Axel. Seandainya kami tahu tentang kamu, tentang bagaimana Axel memperlakukan kamu, tentang pernikahan kilat yang kalian lakukan, kami pasti tidak akan membiarkan semua berlarut seperti ini.” “Ibu diminta Axel untuk berbicara seperti ini kepada saya?” Kecurigaan Permata muncul begitu saja. Tatapannya terlempar tak bersahabat. Ibu Axel segera menggeleng cepat. “Tentu saja bukan, Berlian. Ini atas kemauan Ibu sendiri. Anak ibu sudah melakukan kesalahan besar ke kamu. Itulah kenapa kami ingin sekali menebus kesalah tersebut.” Sejujurnya, Permata tidak ingin begitu menanggapi ucapan perempuan itu. Tapi melihat tatapan tulus yang diberikan oleh Rita kepadanya, d
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

Part 67. Pergi Bersama

“Pergi bersama?” Permata tertegun mendengar permintaan putranya. Tatapannya lurus pada mata Angkasa dan pengharapan besar keluar dari sorot mata bocah itu. “Bagaimana kalau dengan Uncle?” Denial menawarkan diri. “Dan Sus Dian.” Jujur saja, Denial tidak suka melihat Angkasa sudah mulai membukakan hati untuk Axel. Sedikitnya, dia merasa cemburu. “Tapi, Uncle, Angkasa mau pergi dengan Mami.” Begitulah jawaban Axel. Tatapan bocah itu tampak polos. Selama ini, Angkasa tidak pernah meminta banyak permintaan. Tapi setiap dia menginginkan sesuatu, tatapan matanya penuh dengan pengharapan. Itulah yang membuat Permata tidak bisa menolak. Denial mengeratkan rahangnya kuat. Namun Axel tidak bereaksi apa pun. Dia seolah menikmati pemandangan di depannya tanpa ingin mengganggu. Axel sebenarnya terkejut karena Angkasa mengajak Permata. Saat mereka berbicara kepada Axel tadi, dia bahkan tidak membicarakan tentang melibatnya Permata di dalamnya. Tapi, itu akan lebih baik karena dengan begitu, akan
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

Part 68. Bertiga

“Apa itu membutuhkan seumur hidupku untuk menebus satu kesalahanku?” Axel bertanya dalam nada yang cukup rendah. Tatapan matanya tak beralih sedikitpun dari wajah cantik Permata. Perempuan itu sudah memiliki satu anak dan usianya baru 26 tahun. Saat pernikahan itu terjadi, Permata baru berusia 21 tahun dan bahkan masih belum lulus kuliah. Ada rasa penasaran yang mengalir di dalam hati Axel untuk bertanya tentang semua itu, tapi dia menahannya.Bagaimana pada akhirnya Permata sampai di Paris dan melarikan diri di tempat sejauh itu. Axel menyadari, setelah kejadian malam itu, dia sama sekali tak mencari keberadaan Permata. Bahkan memastikan Permata baik-baik saja pun tidak dilakukan. Tapi seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Axel, Permata menanyakan hal tersebut.“Setelah kejadian itu, pernahkah kamu merasa menyesal dan mencoba mencariku?” Pertanyaan itu seketika saja membuat Axel meneguk ludahnya susah payah. Bukan hanya itu, tatapan yang diberikan oleh Permata seperti sedang
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

Part 69. Ayo Menikah

“Kita hanya bisa menaiki untuk dua orang saja, Sayang.” Axel menjawab sambil berjongkok. “Apa Angkasa ingin naik bersama Mami?” Sepertinya, keberanian Angkasa sedikit menciut saat melihat kuda-kuda di depannya. Permata yang menyadari itu segera meyakinkan kepada putranya.“Sayang, sebelum naik kuda, ada pengamannya. Lagi pula, Angkasa nggak sendirian. Jadi Angkasa jangan khawatir.” Angkasa tidak segera memberikan jawaban dan justru menunduk. Dia masih anak-anak dan hal-hal seperti ini sangat wajar terjadi. Terkadang keberanian itu muncul begitu saja, lalu menghilang tak tersisa. Permata bisa memahami hal tersebut. Dan dengan bijak, dia kembali baersuara. “Angkasa pasti ingin melihat Mami naik kuda. Itu benar?”“Mami bisa?” Angkasa segera tertarik. Bukan hanya Angkasa, Axel pun menatap Permata mencoba meyakinkan pendengarannya.“Sedikit. Mami akan menunjukkan kepada Angkasa.” “Hem.” Angkasa mengangguk dengan antusias dan segera saja, dua kuda dikeluarkan. Trudy dan Tetsu. Trudy ada
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

Part 70. Jebakan Axel

“Ayo kita menikah.” Tiga kalimat itu seketika membuat pikiran Permata berkelana pada kejadian lima tahun yang lalu. Di mana dengan tergesa-gesa, Axel memintanya menikah dengannya dengan beralasan ini dan itu. Tapi yang terjadi selanjutnya adalah, Axel membuangnya seolah dia manusia tak berguna. Mengingat itu, alih-alih merasa marah, Permata hanya mendengus kesal. “Sepertinya otakmu sedang tidak waras.” Permata duduk di sofa berwarna putih gading itu kemudian melipat kakinya dengan anggun. Tatapannya mengarah pada Axel yang masih berdiri di tempatnya dengan tatapan mencela. “Kali ini, apa lagi yang ingin kamu dapatkan? Saham mana lagi yang ingin kamu peroleh? Atau barangkali ada seseorang yang menginginkan kehancuranku dan kamu sedang membantunya? Lalu setelah kamu mendapatkannya, kamu akan membuangku lagi.” “Kamu berpikir aku semurahan itu?”“Bukankah dari dulu kamu memang murahan?” ucap Permata enteng. “Kalaupun kamu tidak murahan, kamu hanyalah orang yang menghalalkan segala ca
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more
PREV
1
...
56789
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status