Home / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Abang Ojek VS Ibu Polwan: Chapter 191 - Chapter 200

303 Chapters

Bab 191: Penculikan Terhadap Yongmah

  “Hekal, kamu tahu apa bedanya antara yupi dengan panci?” Hekal garuk-garuk kepala sebentar. Kepalanya menoleh, menatap Bang Fahmi dan Aje bergantian, untuk memberi respon pada obrolan mereka yang sedang berlangsung. “Yupi?” Pikir Hekal, dengan kening yang berkerut. “Dengan panci? Bedanya apa?” “Hemm, apa ya?” “Halah, apa-apaan sih Olive ini??” Gerutu Hekal dalam hati. “Bikin aku berpikir saja. Otakku sudah capek pun.” Hekal masih memegang ponselnya dengan tangan kanan. Sesekali ia menimbrungi obrolan Bang Fahmi dan Aje, yang lagi-lagi membahas tentang minyak bulus. Setelah mendapatkan jeda obrolan yang wajar, Hekal kemudian membalas pesan dari Olive tadi. Cepat ia mengetik, dan cepat pula mengirimkannya. Pesan pun.., terkirim! “Kalau yupi, itu makanan. Kalau panci, itu alat masak.” Tak sampai lima detik, balasan dari Olive segera masuk. Kliingg..! “Salah!” “So? Apa bedanya
last updateLast Updated : 2023-10-06
Read more

Bab 192: Masih Ada Kisah Tentang Panci

 Setelah memarkirkan mobilnya di depan ruko tujuannya, Olive lantas keluar dan segera membawa si Yongmah ke dalam. Ruko ini merupakan sebuah toko elektronik, yang sekaligus juga menyediakan jasa perbaikan. Tidak besar, kecil saja, tetapi cukup laris.Olive mengetahui perihal toko ini karena dulu ia pernah membeli sesuatu. Dari situlah ia tahu bahwa toko ini masih tetap buka untuk ukuran jam segini, hampir pukul enam petang.Olive berjalan memasuki toko, melewati dua baris steling kaca dan terus menuju ke suatu pojok. Di situ, ada sebuah meja, lalu di balik meja itu ada sang pemilik toko, yang ianya adalah seorang tukang servis elektronik.“Pak, bisa minta tolong?” Tanya Olive pada pemilik toko, seorang lelaki yang telah berusia cukup tua.“Iya, apa itu, Dik?”“Tolong rice cooker ini dirusakkan ya Pak.” Olive meletakkan Yongmah di atas meja.“Dirusakkan?” Tukang servis elektronik it
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more

Bab 193: Habis Panci Barulah Rice Cooker

 Malam akhir pekan, seperti biasa Hekal mengakhiri aktifitasnya mengojek lebih cepat. Ia mematikan aplikasi drivernya, lalu berjalan memasuki sebuah masjid untuk menunaikan shalat Isya.Selesai dengan shalatnya itu, Hekal kembali teruskan perjalanannya pulang ke rumah. Ia ingin cepat beristirahat, karena besok ia kembali menjalani aktifitas yang lumayan padat.Pertama, tentu saja, memenuhi janjinya pada Bang Alvin, yaitu memperbaiki bel di bengkelnya yang rusak itu. Kemudian, setelah itu Hekal akan mengojek sampai sore.Ia berharap semoga besok mendapat orderan yang banyak. Supaya ia bisa segera melunasi utangnya pada Anjeli. Meskipun si gadis manis berjilbab itu masih berbau saudara, namun tak enak juga kalau berutang lama-lama.“Saudara is saudara. Tapi tetap saja, utang is utang,” batin Hekal, dalam perjalanan bermotornya menuju pulang.Hekal sampai di rumah, bersamaan dengan Mas Heru yang baru saja bersiap akan pergi me
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Bab 194: Antara Polisi dan Teknisi

 “Tidak ingatkah kamu, bahwa yang aku perbaiki dulu hanyalah mesin cuci, kulkas, dan kipas angin?? Tak ada rice cooker!”Olive terperanjat! Ia mematung di depan jendela kamarnya, diam tegak bagai dipaku ke bumi. Tangan kanan masih memegang ponsel yang ia tempelkan ke telinga. Sementara tangan kirinya, plok! Menepuk jidat sendiri.“Dodol!” Umpatnya dalam hati, seiring dengan ingatannya yang kembali tentang item-item yang diperbaiki Hekal beberapa waktu yang lalu.Memang benar, rice cooker memang tidak termasuk dalam agenda perbaikan ketika itu. Olive lalu berjalan berputar-putar di dalam kamarnya.“Dasar kamu ini, Liv!” Geramnya pada diri sendiri.“Dasar aku ini duta dodol!”Aduuuh..! Betapa menyesalnya Olive sekarang karena telah salah dalam bertindak. Ia sadar terlalu gegabah dalam mengatur rencana.Oh, bagaimana ia bisa lupa?? Ini pasti akibat kekesalannya yang tak berhasi
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Bab 195: Yang Ini Untuk Kamu

 KEESOKAN HARINYA..,Pagi yang murung di rumah Olive. Sang Duta ini bangun dari tidurnya dengan malas-malasan. Kedua matanya sedikit bengkak akibat menangis semalam.Hari sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh, ketika ia bangkit dari ranjang lalu beranjak menuju kamar mandi.Tidak seperti biasanya memang, sang Polwan ini bangun kesiangan. Untuk kali ini ia terpaksa membatalkan kegiatan jogging yang rutin ia lakukan setiap Minggu pagi.Jika pun ada sesuatu yang membuat semangatnya terpantik lagi, itu adalah rencananya hari ini yang akan pergi ke rumah Hekal.Untuk mengulangi permintaan maafnya secara face to face, untuk memperbaiki rice cooker milik sang ibu yang terlanjur ia rusakkan, sekaligus untuk mengobati rasa rindunya pada Hekal, lelaki yang tadi malam telah membuat hatinya keseleo itu.Sampai di dalam kamar mandi, Olive mengambil sikat gigi dan pasta. Ia menggosok giginya sembari mencari ide, hal apa kira-kira nan
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

Bab 196: Bel di Bengkel Bang Alvin

 Baiklah, Olive sudah siap sekarang. Ia pun keluar dari kamar sembari menenteng dompet kesayangannya. Sembari berjalan ini ia berharap, semoga Mama tidak berada di sekitar dapur. Supaya, ketika ia mengambil Yongmah dan membawanya pada Hekal, ibunya itu tidak perlu mengetahui.“Meleset!” Batin Olive kemudian.Ternyata, Mama sedang berada di dapur. Olive melihat sang ibu sedang berdiri di depan meja dapur. Seperti orang yang sedang menekur, berpikir, atau terheran-heran pada sesuatu yang sedang ia pandangi di depannya itu.Ketika Olive teruskan langkahnya sedikit lagi, barulah ia bisa melihat hal apa yang membuat ibunya itu macam orang linglung. Olive mulai cemas, dan ia mulai panik ketika.., “Olive.” Panggil sang Ibu.“Ya, Ma?” Sahut Olive, batalkan langkahnya melipir ke samping. Ia terpaksa mendekati Mama.“Ada apa, Ma?” Tanya Olive pula sambil menelan ludah yang terasa kecut
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more

Bab 197: Burung Murai

 Olive mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, menyusuri beberapa ruas jalan dengan nama depan ‘kereta’.Setelah mencukupkan rutenya di jalan Kereta Baru, ia pun memasuki jalan raya, dan segera menghanyut di arus lalu lintas yang hari ini tergolong ramai tetapi lancar.Matahari sudah muncul sempurna di atas cakrawala. Sinarnya yang mulai terik terpantul di kaca depan mobil Olive, di bola matanya yang hitam bening, dan di kedua bibirnya yang tersaput lipgloss nan jernih.Menemani sang Duta dalam perjalanan ini, ada Christina Perri yang perdengarkan suara emasnya lewat pemutar musik di dashboard mobil. Tembang manis berjudul A Thousand Years mengalun lembut, diikuti Olive dengan suaranya yang menggumam-gumam.# One step closer..,# I have died every day waiting for you.# Darling don’t be afraid# I have love you for thousand years.# I’ll love you for a thousand more.  
last updateLast Updated : 2023-10-13
Read more

Bab 198: Burung Cucak Rowo

 “Iya, yang warnanya paling jelek itu.”“Oooh, kalau yang itu burung Hekal.”“Oiiik!” Spontan saja Olive tersentak. Tubuhnya sampai tegak, kepalanya maju karena ingin memastikan bahwa ia tidak salah dengar.“Maaf, tadi Mas bilang itu burung apa?”“Burung Hekal, maksud saya burung itu kepunyaan Hekal.”“Oooooh..,” Olive membulatkan bibirnya. Sebentar ia cengangas-cengenges karena menahan geli.“Kalau namanya, atau jenisnya, burung apa?”“Cucak rowo, atau terocok rawa. Orang Melayu bilang, burung merbah. Warnanya memang kurang menarik seperti burung terocok pada umumnya. Tapi suara kicaunya juga keren kok, walaupun variasinya tidak sebanyak murai.”“Aku baru tahu, ternyata Hekal suka burung juga ya, Mas?” Olive mengangguk-angguk.“Tidak juga. Dia mendapat burung cucak rowo itu dari kampungnya sana,
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Bab 199: Yang Pandai Memasak

Bab 199: Yang Pandai Memasak  “Hahaha!” Hekal tertawa.“Eh, tunggu, Kal, tunggu sebentar!” Kata Olive tiba-tiba dengan mimik yang begitu serius.“Ada apa?” Hekal merasa aneh.“Mata kamu, Kal..,” Kata Olive.“Mataku? Ada apa dengan mataku?”“Ada itunya.”“Ada apanya?” Hekal semakin penasaran.“Ada beleknya.” Jawab Olive dengan senyum yang tertahan.Jawaban Olive ini membuat Hekal teringat pada kata-kata Bang Alvin tentang belek tadi. Sedetik ia juga teringat pada ‘prank’ kecil yang pernah ia lakukan pada Olive di rumahnya dulu.“Kamu mau mengerjai aku ya?” Hekal mencibir.“Nanti aku gosok mataku yang kanan, kamu bilang pula ‘bukan yang kanan tapi yang kiri’ begitu kan? Nanti aku menggosok mata yang kiri, terus kamu bilan
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

Bab 200: Yang Miskin Yang Jelek

Bab 200: Yang Miskin Yang Jelek  Olive menundukkan kepala, memandang lantai rumah Hekal seperti ada yang terjatuh dan ia sedang mencarinya.Semua jawaban Hekal tadi membuat sang Polwan ini merasa kecewa. Karena ternyata, dari semua kriteria yang disebut Hekal tadi, tak ada satu poin pun yang ada pada dirinya. Padahal, betapa ironis, kriteria wanita yang diinginkan Hekal itu cukup sederhana.Beres-beres rumah, bukankah itu sederhana?Bisa memasak, bukankah itu juga sederhana?“Oh, Ya Allah,” batin Olive. Dua kriteria itu bahkan dimiliki oleh manusia purba dan ia tidak memilikinya!Sang Polwan ini terus menatap Hekal yang kembali sibuk dengan Yongmah dan alat soldernya. Diam-diam Olive membenamkan sebuah tekad di dalam hatinya, di mana sekarang ini hanya dirinya saja yang tahu.“Untuk kamu, Kal..,” batinnya.“Aku akan belajar beres-beres rumah. Aku
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status