“Mas, tadi kenapa suaramu bisa berubah berat? Kayak bukan suaramu.”“Berarti aku udah profesional kalau jadi dubber.”Aku mencubit kulit perutnya yang masih empuk, tetapi berotot.“Kapan-kapan jangan gitu lagi. Aku takut.”“Takut kenapa?”“Takut kalau tadi itu bukan kamu, tapi orang lain.”Mas Vino tersenyum dan mencium pipiku gemas.“Maaf, Sayang. Tadi pas keluar kamar ada petugas hotel habis bersihin kamar, di trolinya ada buah pisang dua, aku minta aja satu, terus kepikiran buat ngerjain kamu.” Dia bercerita dengan sedikit tergelak.“Hm, dasar tengil! Aku kira beneran aku bakal disandera penjahat. Eh, enggak tahunya penjahat mesum.”Mas Vino kembali tergelak dan lagi-lagi mencium pipiku gemas.“Kalau penjahatnya ganteng begini, mesum juga kamu rela, kan?”“Enggak semua. Aku cuma rela dicuri suamiku dan cuma dia yang boleh mesum sama aku. Lainnya, big no!”“Duh, duh, duh, jadi pengen nambah lagi,” ucapnya seraya mengusap sesuatu dari tubuh bawahku. Kami masih sama-sama polos di dala
Last Updated : 2023-04-04 Read more