Home / Rumah Tangga / Pelakor Kesayangan Tuan CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pelakor Kesayangan Tuan CEO: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Kedatangan Melviano

Sebuah villa megah dengan gaya arsitektur klasik berdiri dengan kokoh di atas sebuah bukit. Pemandangan hutan yang masih alami terlihat tidak jauh dari villa tersebut.Villa tersebut di kelilingi pagar tembok setinggi tiga meter dengan kawat listrik di bagian atasnya. Terdapat dua gerbang masuk untuk sampai ke dalam halaman villa. Gerbang utama terletak di bagian paling depan yakni sebagai pintu masuk pertama. Sedang gerbang kedua terletak sedikit ke dalam berjarak sekitar 200 meter dari gerbang utama.Dan untuk sistem keamanan, jangan di tanya lagi bagaimana ketatnya. Seorang Melviano, mantan mafia yang tidak pernah di ketahui identitasnya oleh lawan, yang kini telah beralih profesi sebagai CEO B Company, tentu tidak akan sembarangan membentuk tim keamanan di sekitar tempat tinggalnya.Kicauan burung di pagi hari terdengar begitu merdu, menyambut hangatnya matahari pagi diiringi suara gemericik air sungai yang berada di belakang villa. Berbagai macam tanaman hias tumbuh dengan subu
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

Tersenyumlah Berlian

"Kau tau, Nora--dulu, saat aku menangis karena mas Abyan, Mas Arfa lah yang datang menghentikan tangisku. Dan sekarang di saat aku menangis karena mas Arfa, aku justru berharap Mas Abyn yang datang menenangkan aku," ujar Aleena dengan tatapan menerawang.Seseorang yang duduk di samping Aleena hanya tersenyum sambil mendengarkan setiap perkataan wanita itu dengan seksama."Kau pasti menyangka jika aku adalah wanita yang sangat beruntung bukan? Memiliki dua pria yang sama-sama sangat mencintai dan menyayangiku," lanjut Aleena sambil tertawa terpaksa."Aku sangat beruntung jika bisa memiliki wanita sepertimu, Berlian."Tangan yang sudah bersiap memutar penutup botol air mineral berhenti seketika. Alis Aleena bertaut. Jantungnya berdetak tidak normal tatkala mendengar sebuah suara yang begitu di kenalnya. Bersamaan dengan itu ia mencium wangi tubuh seseorang yang begitu ia sukai. Aleena lantas memutar lehernya ke samping, bola mata indah itu langsung membulat sempurna tatkala melihat sos
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

Siap Beraksi

"Kau sudah mendapatkannya, Hangga?" tanya Melvin begitu Hangga datang menghampirinya.Hangga mengagguk. Ia dan Bima tidak akan berani menghadap sang tuan jika belum mendapatkan hasil. Dan sebelum mendapatkan apa yang mereka cari, mereka tidak akan pernah berhenti."Sudah, Tuan. Ini laporan yang di berikan oleh Bima." Hangga menyodorkan sebuah map coklat ke atas meja Melvin."Namanya Edwar, usia 35 tahun. Dia adalah pemilik salah satu tempat hiburan malam yang cukup besar dan terkenal di kota ini. Dia juga salah satu bandar narkoba yang tidak pernah tersentuh. Pasangan kumpul kebonya adalah Laura dan saat ini wanita itu tengah hamil anaknya," terang Hangga kemudian."Edwar? Mengapa aku seperti tidak asing mendengar namanya?" gumam Melvin. Pria itu lalu mengusap-ngusap rahang kokohnya, mencoba mengingat sesuatu."Antoni yang memasok barang padanya, Tuan," ujar Hangga."Ah ... pantas saja! Aku seperti pernah mendengar Antoni menyebut namanya," sahut Melvin."Lalu apa alasan pria itu ingi
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

Jangan Membuatku Menangis

Alena terbangun saat merasakan tenggorokannya kering karena haus. Wanita itu perlahan bangkit dari tidurnya. Pandangannya langsung tertuju ke arah sofa bed yang sudah kosong, lalu ekor matanya melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan angka satu dini hari."Ke mana Mas Byan? Mengapa tengah malam begini dia menghilang dari tempat tidurnya?" gumam Berlian dengan perasaan heran.Sementara dua pengawal yang menemaninya, masih nampak tertidur lelap di tempatnya.Wanita itu perlahan turun dari atas tempat tidur, lalu menuju ke arah meja untuk mengambil air minum.Setelah rasa hausnya hilang, Berlian bermaksud Kembali ke tempat tidurnya. Namun, langkahnya terhenti saat pikirannya tertuju kepada Melvin, dia begitu penasaran kemana pria itu pergi di tengah malam begini."Nona, anda mau ke mana?" Berlian tersentak kaget. Entah sejak kapan, tiba-tiba saja salah seorang pengawal sudah berdiri di belakangnya."Kau membuatku terkejut saja," ujar Berlian sambil mengusap dadanya."Maaf, Nona. Tapi
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Kehancuran Edwar

Kedua insan berbeda jenis itu tengah asyik masyuk, mereguk nikmatnya surga dunia di atas tempat tidur, dengan bermandikan peluh.Di saat puncak kenikmatan hampir mereka raih, saat itu juga pintu kamar di dobrak paksa dari luar membuat mereka terpaksa melepaskan penyatuan itu.Brak!"Aarrggh!" Sang wanita yang tidak lain adalah Laura, langsung menjerit histeris karena terkejut.Pintu kamar Edwar terbuka lebar, memperlihatkan beberapa pria memakai stelan jas hitam yang merangsek masuk ke dalam kamar.Wanita itu buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, dengan wajah ketakutan."Shit!" umpat Edwar, lalu dengan cepat memakai celananya."Siapa kalian! Berani-beraninya menerobos masuk ke kamarku!" bentak Edwar, serayak berdiri di sisi tempat tidur. Tangan pria itu perlahan bergerak ke belakang, meraih senjata api miliknya di dalam laci nakas.Dziing!"Aarrggh!" Pria itu berteriak kesakitan saat sebuah peluru lebih dulu bersarang di salah satu kakinya, sebelum ia sempat menodon
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Keyakinan Melvin

Berlian bernafas lega, tatkala membuka kedua matanya dan melihat Mekvin masih tertidur pulas di sofa.Wanita itu menggeliat kecil, lalu memijit lehernya yang terasa sedikit sakit. Berlian berfikir jika ia tidur dengan posisi yang salah, hingga menyebabkan lehernya terasa sakit."Apa lehermu terasa sakit?"Berlian berjengit kaget, tatkala Melvin tiba-tiba sudah berada di depannya. Padahal baru saja wanita itu melihat pria tersebut masih tertidur pulas di atas sofa."Bikin kaget saja!" protes Berlian, seraya memegangi dadanya."Mungkin aku salah posisi saat tidur hingga leherku terasa sedikit sakit," ujarnya kemudian."Aku akan menyuruh Hangga memanggil Dokter untuk memeriksamu," ucap Melvin dengan rasa bersalah di hatinya."Tidak perlu! Rasa sakitnya akan hilang dengan sendirinya nanti," sahut Berlian menolak, lalu menghentikan pijatannya di leher."Kalau begitu ... biar aku yang memijatnya, bagaimana?" tanya Melvin sembari memainkan alisnya naik turun.Sebuah bantal melayang dan menda
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Rahasia Besar Nyonya Miranda

"Kau sudah mendapatkan orangnya?" tanya Melvin tanpa mengalihkan pandangan matanya dari beberapa berkas di tangannya."Sudah, Tuan. Wanita itu sedang menuju kemari," jawab Hangga."Aku harap kau tidak salah memilih orang kali ini.""Tuan tidak perlu kuatir, saya sudah memastikannya," jawab Hangga.Tidak ada alasan bagi Melvin untuk meragukan kinerja Hangga dalam masalah kecil seperti ini. Sama seperti Alex, Hangga tidak pernah melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugasnya.Kedua orang itu selalu membuat Melvin tersenyum puas dengan hasil pekerjaan mereka."Jadi ini alasan utama nenek tua itu ingin menguasai harta keluarga Pratama. Bersabar selama bertahun-tahun demi ambisi gilanya, berpura-pura bersikap baik pada pria itu, lalu kemudian akan menghabisinya setelah anak kandungnya terbangun dari koma." Melvin melemparkan berkas laporan yang di berikan oleh Bima ke atas meja."Benar sekali, Tuan. Nenek tua itu sudah merencanakan semua ini sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di dalam
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

Tamparan Untuk Laura

"Semua urusan sudah selesai, Tuan. Kita hanya tinggal menunggu kabar dari nyonya Saraswati," terang Hangga saat Melvin menanyakan hasil pertemuannya dengan wanita paruh baya itu.Melvin mengangguk pelan. Pria tampan itu nampak menghela nafas panjang, ia kemudian berkata,"Kalau begitu, persiapkan kepulangan kita sekarang juga. Perintahkan Alex untuk mengurus sisanya di sini.""Baik, Tuan," jawab Hangga serayak mengangguk. Pengawal setia itu lantas melirik ke arah bosnya sekilas."Apa Tuan tidak ke rumah sakit terlebih dahulu untuk berpamitan kepada nona Berlian?" tanya Hangga hati-hati."Akan lebih baik jika aku tidak bertemu dengannya lagi," jawab Melvin lirih, sementara pandangan matanya tidak teralihkan dari melihat foto Berlian di layar ponselnya.Hari itu juga, Melvin dan Hangga beserta seluruh pengawalnya meninggalkan ibu kota. Mereka kembali lagi ke villa di tepi hutan. Melvin sengaja tidak memberitahu Berlian alias Aleena jika ia pulang hari ini.Sementara Aleena yang menunggu
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Menjenguk Arfa

Semenjak kejadian itu, kini Laura sepenuhnya berada di bawah kendali Nyonya Miranda. Namun bukan berarti wanita itu sepenuhnya mematuhi apa yang diperintahkan oleh wanita paruh baya itu.Laura tahu jika Nyonya Miranda memiliki rencana tersendiri, untuk itu dia memilih diam dan mengikuti semua perintahnya. Dengan begitu ia bisa mencari tahu titik lemah dari wanita tua itu, dan begitu Nyonya Miranda lengah Laura berencana akan menyerangnya dan mengambil alih semuanya."Mama yakin mereka tidak akan mengusir kita nanti?" tanya Laura ketika Nyonya Miranda bersiap akan pergi menjenguk Arfa dan tentu saja dengan membawa dirinya."Kau ini memang benar-benar bodoh! Tentu saja mereka akan mengusir kita dan tidak akan pernah mengizinkan kita untuk masuk menjenguk Arfa!" jawab Nyonya Miranda dengan nada ketus.Laura hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban ibu mertuanya. Sejak kejadian hari itu, tidak ada lagi kata-kata sopan yang keluar dari mulut Nyonya Miranda, semua yang terlontar dari mul
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Mengumpulkan Senjata Cadangan

"Bagaimana? Apa kau berhasil merekam semua kejadian tadi?" tanya Nyonya Miranda saat sudah kembali masuk ke dalam mobil."Sudah, Ma. Aku sudah merekam semuanya dan tidak ada yang aku lewatkan sama sekali. Ini, lihatlah." Laura menyodorkan ponsel miliknya kepada Nyonya Miranda.Wanita paruh baya itu tersenyum puas, tatkala melihat rekaman video saat dirinya menangis memohon di depan ruangan Arfa, yang berhasil diabadikan oleh Laura."Bagaimana akting, Mama? Terlihat natural, bukan?" Wanita paruh baya itu bertanya dengan nada sombong."Iya, Ma. Aku tidak menyangka ternyata Mama sangat pandai berakting. Orang-orang pasti tidak akan menyangka jika semua ini hanyalah pura-pura saja," jawab Laura antusias.Nyonya Miranda tertawa senang mendengarnya, wanita paruh baya itu lantas berkata dengan bangga, "Jika bukan karena kepandaianku berakting dan bersandiwara palsu selama ini, belum tentu aku bisa sampai pada posisiku yang sekarang ini.""Simpan rekaman video ini baik-baik, kita akan menjadi
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status