Home / Pernikahan / Tertipu Duda Tampan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tertipu Duda Tampan : Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

81. Kena Imbasnya

Yuliani segera berlari untuk melihat keadaan suami tercintanya. "Apa yang terjadi, Mas? Kenapa kamu babak belur begini?" tanya Yuliani meraba wajah Anton yang memar."Kamu tidak usah khawatir, Yul. Aku cuma jadi korban fitnah saja, tapi masalahnya juga sudah selesai kok," jelas Anton meringis kesakitan."Aku obati dulu ya," ucap Yuliani lirih.Anton menganggukkan kepala serta memberikan senyuman. "Terima kasih, Sayang. Sudah peduli dan mengkhawatirkan ku." Pria itu memberikan senyuman terindahnya. "Biar Ibu saja yang ambil obat dan handuk serta air es untuk mengompres bagian memar pada wajah Anton," kata Dina berdiri untuk pergi. "Terima kasih, Bu." Yuliani memberikan senyuman pada ibunya yang paling pengertian. Sedangkan Mark juga mengikuti Dina dari belakang, bagaimanapun juga, pria itu tidak nyaman jika harus berada di tengah-tengah putri dan menantunya. "Ibu jadi penasaran sama masalah Anton, Ayah. Aku takutnya nanti Yuliani kena imbasnya juga." Dina mengatakan kekhawatirannya
last updateLast Updated : 2023-09-19
Read more

82. Ditolak

Anton terus tersenyum dan berkata, "Ayah meminta kita untuk tinggal di rumah ini, tapi aku menolak. Aku beruntung memiliki ayah mertua sebaik dan sayang padaku." Anton berdusta demi mendapatkan simpati dari Mark. Jelas saja Yuliani terharu dengan perkataan Anton, bagaimanapun juga wanita itu senang mendengar sang Ayah begitu peduli setelah apa yang terjadi. Yuliani memeluk tubuh sang Ayah seraya mengucapkan banyak terima kasih karena masih mencintainya setulus hati."Maaf, Ayah. Kali ini kebaikan Ayah harus aku tolak, tapi tenang saja. Ayah dan Ibu bisa bermain ke rumah kalau ada waktu senggang. Mas Anton bilang, dia sudah menemukan rumah kontrakan tidak jauh dari rumah ini." Yuliani memberikan senyuman setelah melepas pelukan kepada sang Ayah yang singkat."Wah, Ayah sedih karena ditolak. Tapi gapapa, Ayah dan Ibu pasti akan menjenguk mu. Kalau bisa setiap hari," ucap Mark sembari melirik ke arah Anton."Dengan senang hati Yuliani akan menerima kedatangan Ayah, itu pun kalau Ayah d
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more

83. Khayalan

[Nanti malam aku akan ke sana, kamu tenang saja. Saat ini aku masih ada urusan, kamu mau aku bawa uang yang banyak 'kan?] Anton berbicara tegas di balik telepon.[Baik, aku tunggu kedatanganmu.] Berlian langsung menutup panggilan telepon. "Kenapa lama sekali, Mas?" tanya Yuliani menyusul suaminya ke teras depan. "Iya, tadi bos telepon." Anton berdusta lagi. Memang pria itu sudah ketagihan untuk terus berbohong pada wanita yang sah menjadi istrinya."Tapi sekarang sudah selesai kok, kita masuk yuk sekarang! Gak baik juga untuk kesehatanmu kalau terlalu lama di luar, apalagi sekarang anginnya kencang," kata Anton sebelum Yuliani bertanya hal yang banyak tentang bos khayalan pria tampan itu. Yuliani menurut saja apa yang dikatakan suaminya, tanpa mencurigai gerak-gerik pria yang memiliki hobi untuk membohonginya."Malam ini aku lembur di kantor, apakah kamu tidak keberatan aku tinggal sendirian di rumah kontrakan ini?" tanya Anton sembari menyeret koper istrinya.Yuliani mulai memasan
last updateLast Updated : 2023-09-21
Read more

84. Insomnia

Dina merasa malu mendengar hal tersebut, jadi wanita itu langsung melangkahkan kaki untuk menemui Yuliani. "Ada apa, Bu?" tanya Yuliani saat melihat wajah Dina terlihat kebingungan. "Gak ada apa-apa, cuma ada yang aneh saja di kamar mandi," kata Dina merasa tidak nyaman jika berbicara terus terang. Yuliani mengernyitkan dahi, lalu mengingat sesuatu. "Oh, biasanya mas Anton kalau lagi pup memang seperti itu, Bu. Suka mengeluarkan suara kayak gitu, jadi Ibu gak perlu merasa malu atau berprasangka buruk padanya." Yuliani berusaha untuk menjelaskan.Dina merasa malu karena Yuliani peka dengan apa yang ada dalam benaknya. "Selain kamar mandi di sana, gak ada kamar mandi yang lain?" tanya Dina mengalihkan pembicaraan. "Gak ada, Bu. Maklum, rumah kontrakannya 'kan memang kecil." Yuliani memberikan senyuman. "Ya sudah, Ibu bantu kamu dulu membersihkan rumah ini. Setelah itu aku ke kamar mandi kalau Anton sudah pergi," ucap Dina berusaha untuk menahan kebelet."Gak usah repot-repot, Bu. I
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

85. Teror

Yuliani berteriak saat menemukan sepuluh tikus mati yang mulai membusuk di lantai, dia mulai ketakutan hingga bersembunyi di balik tubuh ibunya."Tenang, Yul. Jangan panik," kata Dina berusaha menenangkan Yuliani. "Lebih baik kamu masuk lagi ke dalam, semua kekacauan ini biar Ibu yang ngurus," ujar Dina sembari menuntun Yuliani untuk berjalan masuk ke rumah."Ibu gak keberatan membereskan semuanya?" tanya Yuliani tidak nyaman jika harus sang Ibu membereskan seorang diri. "Iya, kamu tinggal duduk manis saja di ruang tamu. Biar Ibu hidupkan dulu listriknya, sepertinya memang ada yang sengaja listriknya di jepret," kata Dina menjelaskan. Meskipun wanita setengah paru baya itu tidak tahu pasti, tapi dia terus melangkahkan kaki untuk mengecek. Benar saja, listriknya ada yang jebret. Setelah itu Dina menghidupkan kembali listrik sehingga lampu menyala kembali. Dia buru-buru masuk ke ruang tamu untuk memastikan kalau Yuliani baik-baik saja. "Kamu gapapa 'kan, Yul? Selama Ibu pergi tadi gak
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

86. Buruk

"Bangun, Yul!" teriak Dina sembari menggoyangkan tubuh Yuliani yang masih tertidur. Hingga tiga kali wanita itu berteriak agar putrinya bangun, tapi tetap saja Yuliani menjerit ketakutan. "Sadar, Yul! Istighfar, kamu cuma mimpi!" cetus Dina berusaha untuk membangunkan putrinya. Kali ini usahanya tidak sia-sia. Wanita yang tengah hamil itu pun terbangun dari tidurnya. Dia langsung memeluk erat tubuh ibunya."Aku mimpi buruk, Bu. Sosok misterius itu datang dan ingin menerkam ku," curhat Yuliani dengan wajah ketakutan. "Kamu minum dulu," kata Dina mengambil air putih yang memang sengaja disediakan di samping tempat tidur. Yuliani langsung meneguk air mineral itu hingga tandas. "Tarik nafas dalam-dalam, lalu keluarkan secara perlahan. Jangan lupa untuk beristighfar," ujar Dina memberikan nasihat. Putrinya melakukan apa yang diperintahkan oleh sang Ibunda tercinta. "Setelah kamu tenang, kamu ceritakan mengenai mimpi buruk itu. Ibu akan mendengarkannya, mungkin dengan begitu membuat hati
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

87. Prasangka

Yuliani menahan diri untuk tidak bertanya dan memancing emosi suaminya. Dia terus memberikan senyuman terbaik pada Anton agar tidak membuat sang Suami berpikir negatif padanya. "Kamu lihat apa?" tanya Anton menatap tajam ke arah istrinya. Tanpa wanita itu bertanya, pria itu sudah paham dengan tatapan mata yang diberikan oleh Yuliani. "Kamu pasti memikirkan rambut ini 'kan?" tanya Anton mengambil sehelai rambut yang ada di bahunya. Sang Istri menggelengkan kepala, sebab tidak mungkin dia jujur. "Kamu tenang saja, Sayang. Rambut ini adalah rambutmu, jadi kenapa kamu menatap curiga begitu? Bagaimanapun kamu usaha untuk menyembunyikan kecurigaan mu, aku masih bisa mengetahuinya. Kamu gak usah cemas, aku tidak lagi berbuat macam-macam. Aku sudah janji untuk setia padamu," kata Anton menebak apa yang ada dalam pikiran Yuliani. "Apa benar ini rambutku?" tanya Yuliani tidak percaya. "Kamu lihat saja, bentuk dan warnanya sama 'kan? Kalau dilihat dari panjangnya rambut juga sama dengan ra
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

88. Tahu Walik

"Biar aku saja yang membuka pintunya, Ayah." Anton mencegah Mark untuk membuka pintu."Gapapa, biar Ayah saja." Mark tidak akan membiarkan menantunya membuka pintu karena pasti ada yang tidak beres. Keberuntungan masih berpihak pada Anton, sebab ayah mertuanya tiba-tiba dipanggil oleh Dina."Ya sudah, kamu saja yang buka pintunya." Mark akhirnya pasrah karena harus menghampiri Dina yang sudah memanggil untuk yang ketiga kalinya. Anton bisa bernafas lega saat itu juga karena mertuanya tidak jadi membuka pintu. Pria tampan itu bergegas pergi untuk menemui seseorang yang sebelumnya sudah diketahui itu siapa. "Sudah kubilang gak usah ganggu hidupku lagi," kata Anton sebelum melihat siapa yang datang."Maaf, Mas. Tapi saya ke sini karena mau mengirim pesanan dari Bak Yuliani. Apakah ini benar rumahnya?" tanya pria yang ternyata kurir. "Oh, jadi kamu tukang antar makanan?" tanya Anton. "Maaf ya, aku kira kamu siapa tadi. Salahku juga tidak melihat wajahmu terlebih dulu." Anton mengakui k
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

89. Jalan-jalan

Yuliani memperhatikan layar ponsel, ternyata yang menghubungi nomor baru. Wanita itu pun menerima panggilan dan menyapa si penelpon. "Tut ... tut ...." Panggilan telepon berakhir saat Yuliani menyapa."Gak jelas banget sih!" cetus Yuliani mengembalikan ponsel ke tangan Anton. Pria tampan langsung mengelus dada saat itu juga. Keberuntungan masih berpihak padanya, jadi pria itu tidak perlu khawatir. "Sayang, tunggu!" teriak Anton menghampiri wanita yang menjadi istrinya."Ada apa, Sayang?" tanya Yuliani menghentikan langkah kakinya. "Gapapa, aku cuma rindu." Anton menyahut pelan sembari melingkarkan kedua tangannya ke pinggang istrinya. Pria itu mulai bermanja mesra, tapi sang istri enggan untuk meladeni. "Aku pingin jalan-jalan, Mas." Yuliani mulai merengek. Dia merasa bosan di rumah terus dan tidak diajak jalan-jalan oleh suaminya selama mereka kembali bersama."Kamu mau jalan-jalan ke mana, Sayang?" tanya Anton sembari mengelus rambut Yuliani. "Kemana saja, Mas. Yang penting gak
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

90. Tercyduk

"Wah gak nyangka, setelah lepas dari mas Anton sekarang malah punya gaetan baru. Cepat amat yak cari penggantinya," ledek Yuliani menghampiri wanita seksi. Berlian tidak menghiraukan perkataan Yuliani, justru memilih pergi menjauh dari wanita yang tengah hamil tersebut. Dia juga membawa pria yang saat ini sedang bersamanya. "Kamu kenal sama dia?" tanya pria yang saat ini sedang merangkul tubuh Berlian."Orang gak jelas, biarkan saja." Gak mungkin juga Berlian mengakui kalau suaminya adalah suami dari Yuliani juga.Mereka terus melangkahkan kaki ke arah toko aksesoris, tapi Berlian berhati-hati karena takut bertemu dengan Anton juga di sana. 'Ngapain juga aku khawatir ya? Bukankah Yuliani sudah ditinggalkan oleh mas Anton. Lantas kenapa aku takut mas Anton ada di sini juga?' pikirnya. Pria yang sedang bersamanya membuyarkan lamunan Berlian. "Kamu kenapa?" tanyanya. Lalu menggandeng tangan Berlian dengan erat. "Gapapa, Mas. Aku mau ke kamar mandi dulu, kebelet." Berlian izin ke kam
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status