Home / Pernikahan / Tertipu Duda Tampan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Tertipu Duda Tampan : Chapter 71 - Chapter 80

120 Chapters

71. Menyandera

Dina dan Yuliani terus melangkahkan kaki tidak peduli dengan pria yang ada di pinggir mobil."Kenapa kamu pergi tanpa memberitahuku, Yul? Aku tidak akan menyadera, aku akan membantumu," ucap pria yang sudah menolong Yuliani saat tidak sadarkan diri semalam. "Kamu kenal sama pria ini, Yul?" tanya Dina heran karena pria yang ada di pinggir mobil Mark mengajak ngobrol dengan putrinya.Yuliani menganggukkan kepala dan berkata, "Ibu masuk duluan aja, aku akan berbicara dengan pria ini." Yuliani meminta dengan lembut terhadap ibunya."Ya sudah, kamu hati-hati. Jangan terlalu jauh ngobrolnya, kalau sudah selesai langsung masuk ke dalam mobil." Dina memberikan beberapa nasihat."Baik, Bu." Yuliani memberikan senyuman. Dina masuk ke dalam mobil suaminya, sedangkan Yuliani mulai berbicara dengan pria yang sudah menolongnya dengan tulus."Terima kasih sebelumnya, Reza. Kamu sudah berbaik hati untuk membantuku saat aku tidak sadarkan diri. Maafkan aku juga karena tidak pamit waktu pergi dari ru
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

72. Beresiko

Yuliani lantas kebingungan karena harus bersembunyi entah dari siapa."Kamu nurut saja, Yul. Lebih cepat lebih baik," kata Mark mendesak. Tanpa pikir panjang wanita itu menundukkan kepala dan tidak duduk di kursi. Di luar mobil, Dina tengah diinterogasi oleh seorang pria yang ternyata suami putrinya."Aku tadi melihat kalian bersama, gak usah berpura-pura lagi deh! Cepat minta Yuliani untuk kembali ke rumah!" pinta Anton mengernyitkan dahi."Aku sudah bilang dari awal, kita tidak pernah menyembunyikan Yuliani. Kenapa kamu gak percaya?" cetus Dina mulai berdusta."Dari tadi aku sudah mengikuti kalian, meskipun sempat kehilangan jejak. Namun, waktu di pasar tradisional. Aku melihat Yuliani masuk ke mobil kalian!" seru Anton dengan penuh keyakinan. Tidak mungkin juga pria itu salah lihat."Lebih baik Ibu gak usah berbohong lagi. Cepat keluarkan Yuliani, sebab akan aku ajak dirinya pergi sekarang juga!" Anton mulai membentak Dina. Akan tetapi, wanita itu berusaha untuk mengabaikan pria ya
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more

73. Kesempatan

Ternyata Yuliani sedang berbincang dengan seorang pria yang terlihat punggungnya saja. Dina pun menghampiri putrinya untuk memastikan kalau semua baik-baik saja. "Ngapain lagi kamu menemui anakku?" tanya Dina dengan nada sedikit meninggi."Aku cuma mau meminta maaf, Bu. Aku tidak ingin berpisah dengan Yuliani," kata Anton menjelaskan. Kali ini sikapnya sudah semakin lembut, dan terlihat sabar."Biarkan kita berbicara dulu berdua, Bu. Bisa 'kan?" tanya Yuliani tidak ingin Dina ikut campur. Sang Ibu mengerti dengan perkataan putrinya, jadi wanita setengah paruh baya tersebut pergi meninggalkan anak dan menantunya."Jangan lupa sholat," ucap Dina, kemudian berlalu pergi meninggalkan Anton dan Yuliani.Mendengar nasihat sang Ibu, wanita yang tengah hamil mengajak suaminya untuk menunaikan kewajiban terlebih dahulu. Dengan kesepakatan, mereka akan bertemu setelah selesai beribadah. Anton segera mengambil wudhu, Yuliani juga. Selanjutnya, mereka melaksanakan kewajiban berjama'ah di masjid
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

74. Diremehkan

Anton meninggalkan teman nongkrong dalam keadaan marah, sebab dirinya diremehkan."Enak saja mereka kalau bicara, aku akan membuktikan kalau aku bukan pria yang besar omongan doang kepada mereka!" gerutu Anton sepanjang perjalanan pulang. Jika kemarin dia tidak pulang ke rumah lantaran mencari keberadaan Yuliani, untuk saat ini pria itu justru kembali untuk menemui Berlian. Bagaimanapun, dia butuh yang namanya dukungan dari istri sirinya agar bisa mendapatkan istri kedua yang masih dicintainya. Anton kembali menempuh perjalanan dengan menggunakan sepeda motor butut yang dimilikinya. "Aku harus mencari ide agar aku tidak kehilangan Yuliani, maupun Berlian." Anton berpikir sepanjang jalan. Untuk mengambil hati Berlian, pria itu tidak lupa membawa pulang martabak rasa coklat keju kesukaan Berlian. Berharap wanita itu tidak akan marah atau curiga, mengingat dari awal pria itu pergi mencari Yuliani sudah berdusta dengan mengatakan kalau dia sedang mencari pekerjaan. Tidak lupa pula pria
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

75. Mempersulit

Kedua rentenir yang datang mulai berteriak agar Berlian keluar untuk membayar semua hutang yang belum dibayar beserta bunganya."Kamu punya hutang?" tanya Anton dengan sorot mata yang tajam.Berlian menganggukkan kepala, mengiyakan pertanyaan suaminya. Anton mulai menghela napas panjang, lalu membuangnya dengan kasar. "Hidup lagi sulit, kamu malah semakin mempersulit saja." Anton malas untuk marah kepada Berlian, hal itu juga tidak mungkin melunasi hutang-hutangnya."Kamu mau ke mana, Mas?" tanya Berlian saat Anton melangkahkan kaki ke arah pintu. Bagaimanapun, pria dan wanita itu tidak mungkin bisa kabur. Jalan satu-satunya harus menghadapi kedua rentenir yang sudah tidak sabaran di luar rumah."Jangan, Mas. Aku tidak mau terjadi hal buruk padamu, lebih baik kita sembunyi saja." Berlian memberikan solusi yang tidak tepat."Kamu saja yang sembunyi, aku yang akan hadapi mereka." Anton berbicara dengan penuh percaya diri."Kalau kamu memang tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padaku
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

76. Bersenandung

"Ngapain lagi kamu datang ke sini? Kalau cuma mau merusak hidupku, lebih baik kamu pergi saja!" usir Berlian geram."Aku datang ke sini cuma ingin mendapatkan jatah darimu saja. Kamu masih ingat rahasia kita 'kan?" tanya pria yang memakai hoodie warna hitam. Wajahnya ditutupi masker dan memakai topi di kepala.Berlian terpaksa memberikan selembar kertas berwarna merah pada pria itu. "Segini saja cukup ya! Soalnya memang lagi seret pemasukan," ucap Berlian berbohong. Dia menyembunyikan sisa uang yang diberikan Anton dengan rapat. Dia tidak mau kehilangan uang yang seharusnya untuk memanjakan dirinya.Pria itu tidak banyak protes, melainkan segera pergi meninggalkan Berlian seorang diri. "Kamu bicara sama siapa, Berlian?" tanya Anton yang tiba-tiba ada di belakang Berlian. Wanita seksi itu sontak kaget dan kebingungan sendiri. Dia kembali melihat pria yang ada di hadapannya. Ternyata dia sudah pergi, kali ini Berlian selamat dari masalah."Gak ada, Mas. Berlian cuma bergumam saja."
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

77. Kisruh

Mereka berdua justru membuat kisruh, tidak ada yang mau mengalah. Keduanya malah bertengkar sehingga membuat Mark murka. Pria itu tidak suka jika ada ribut-ribut, terlebih di rumahnya. "Kalian berdua lebih baik pergi dari rumah ini dari pada bikin ribut saja!" hardik Mark dengan wajah penuh amarah."Maaf, Ayah. Aku tidak bermaksud, kalau memang harus pergi. Dia yang seharusnya pergi dari sini, bukan aku." Anton berusaha membela diri."Kalian berdua yang pergi, hari ini aku dan keluargaku tidak menerima tamu siapa pun." Mark tetap mengusir dua pria yang sedang memperebutkan Yuliani."Gara-gara kamu nih, aku jadi kena imbasnya. Ayah mertuaku tidak mengizinkan aku masuk!" Anton menghardik Reza."Kenapa aku yang salah? Jelas salahmu, kalau saja kamu bahagiakan wanita yang kamu anggap istri, tidak mungkin kamu diusir." Reza tidak mau kalah. "Kamu memang benar-benar ya!" Anton bersiap untuk melayangkan tangan, tapi berhasil ditepis oleh Reza. "Kamu gak usah bersikap sok jagoan!" cetus Re
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

78. Menjaga Jarak

Tangan Yuliani rupanya sudah digenggam erat oleh suaminya. "Tatap mataku, Yul. Apakah ada dusta di sana? Aku ingin kita bersama tanpa ada orang ke tiga. Namun, kalau memang kamu ingin aku menjaga jarak terlebih dulu hingga aku mendapatkan rumah untuk kita dekat sekitar daerah sini, aku akan berusaha. Asalkan setelah aku mendapatkan apa yang kamu mau, kamu bersedia tinggal bersamaku," ujar Anton lirih. Sinar matanya terlihat begitu serius, hingga Yuliani tidak bisa melihat dusta di sana. "Baik, aku akan menunggu sampai kamu mendapatkan semua yang aku minta. Kemudian, datanglah ke rumah ini untuk menjemputku." Yuliani berbicara dengan tegas."Terima kasih, Yul. Sudah mau percaya dan memberikan aku kesempatan. Tidak akan aku sia-siakan lagi." Anton memberikan senyuman manis kepada wanita terkasihnya. Yuliani memberikan senyuman juga, meskipun dalam hatinya masih ragu apakah Anton bisa memberikan apa yang diinginkan. Mengingat pria itu sudah tidak memiliki apa-apa. 'Mungkin saja dia aka
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

79. Beban Keluarga

Apa boleh buat? Semua keputusan ada pada Yuliani. Seperti halnya Dina yang sudah enggan untuk ikut campur, pun Mark. Mereka berdua membiarkan putrinya memberikan keputusannya sendiri. Bahagia tidaknya rumah tangga, tergantung yang menjalaninya. Yuliani menjalani hidup seperti biasanya di rumah kedua orang tuanya. Jika pagi tiba, dia membantu Dina membuatkan sarapan. Selanjutnya membereskan rumah dan masih banyak pekerjaan rumah yang seharusnya hanya sang Ibu mengerjakannya, tapi wanita yang sedang hamil itu masih tetap kekeh untuk membantu Ibunya. "Kamu pasti capek, Yul. Ibu ingin kamu istirahat saja, Ibu tidak mau terjadi hal buruk pada bayi dalam kandunganmu." Dina berusaha untuk mengambil alih piring kotor yang saat ini dicuci oleh Yuliani."Biarkan saja, Bu. Yuliani juga butuh kegiatan, biar tidak kaku kalau cuma duduk-duduk atau rebahan saja," ujar Yuliani enggan memberikan piring kotor yang ada digenggaman tangannya. "Lagi pula cuma sisa satu ini saja, setelah itu selesai, Bu.
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more

80. Muak

Yuliani memicingkan matanya untuk melihat siapa pria itu. Setelah melihat lebih jelas, wanita yang tengah hamil memilih untuk tidak membukakan pintu."Ada temannya lo, Yul. Kenapa gak disuruh masuk saja?" tanya Dina hendak membuang sampah. "Biarkan saja, Bu. Bukan temanku juga," kata Yuliani berlalu pergi. Dia sendiri sudah muak pada Reza yang setiap hari datang mengganggunya. Meskipun pria itu tidak sampai masuk ke rumah, tapi tetap saja membuat mood Yuliani berantakan. Dina merasa kasihan sama Reza yang setiap hari datang untuk melihat keadaan putrinya. Dia pun menghampiri pria yang masih berdiri di luar pintu pagar tersebut."Kamu tenang saja, Yuliani baik-baik saja." Dina memberitahu sebelum Reza berbicara sesuatu. "Iya, Tante. Aku senang melihat dia baik-baik saja." Reza memberikan senyuman."Kalau boleh tahu, kenapa kamu terlihat selalu khawatir pada putriku. Apakah kamu punya perasaan sama dia?" tanya Dina tanpa basa-basi lagi. Reza tersenyum, lalu pamit pergi dari Dina. Pr
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status