Home / Pernikahan / Tertipu Duda Tampan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tertipu Duda Tampan : Chapter 51 - Chapter 60

120 Chapters

51. Melukai Hati

Yuliani kembali ke rumah dengan wajah kusut karena omongan tetangga yang pedas dan cukup melukai hatinya. "Ada untungnya rumah mas Anton jauh dari tetangga julid itu. Kalau dekat, bisa-bisa telingaku panas setiap kali mendengar ucapan mereka." Yuliani tidak henti ngomel-ngomel sendiri, hingga sampai di rumah Berlian. Dia disambut dengan baik oleh istri siri suaminya."Dari mana?" tanya Berlian tanpa mencurigai Yuliani telah memberikan makanan yang dimasak kepada tetangga."Habis dari warung," sahut Yuliani singkat.Berlian penasaran, jadi wanita itu bertanya lagi. "Beli apa di warung? Aku lihat kamu gak bawa apa pun." Berlian langsung pada intinya. Menurut perkiraan, harusnya apa yang direncanakan sudah berhasil. Yuliani mulai mules karena efek dari makanan yang sudah dicampur dengan makanan yang dipercaya bisa menjadi penggugur janin. Namun, sejauh ini Berlian melihat madunya terlihat biasa-biasa saja. Tidak ada perubahan apa pun yang terjadi, jadi dia berpikir kalau caranya tidak
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

52. Nyeri

Berlian segera berlari ke arah Ayra yang sedang menghampirinya. Dia tidak ingin mengambil resiko jika anaknya terjatuh. Pada akhirnya wanita seksi yang harus merasakan sakit karena lantai yang licin. Memang ada sebagian saja lantai yang diberikan pelicin lebih agar Yuliani bisa terjatuh dengan cepat."Bunda, bunda gapapa?" tanya Ayra dengan polosnya. Kali ini Berlian merintih kesakitan, bukan lagi berpura-pura. Pergelangan kakinya benar-benar keseleo."Bunda gapapa," sahut Berlian menahan sakit. Dalam batinnya terus saja mengumpat karena perlakuan Yuliani yang ternyata lebih cerdik darinya."Kalau begini ceritanya, sama saja senjata makan tuan! Dia tidak mudah untuk dikalahkan ternyata. Aku harus bisa lebih cerdik darinya." Berlian bergumam kesal. Rasa nyeri yang dirasakan harus ditahan. Berusaha untuk menguatkan dirinya dan mulai berdiri. "Biar aku bantu, Bunda." Ayra menawarkan diri."Gak usah, Bunda bisa berdiri sendiri." Berlian berusaha dengan sekuat tenaga hingga bisa berdiri
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

53. Membela Diri

Berlian tetap membela diri, tidak mau mengakui kesalahan yang dilakukan."Kamu salah sangka, Yul. Sama sekali aku tidak memiliki niatan jahat seperti itu. Mana mungkin aku tega melenyapkan calon bayi suamiku sendiri, meskipun dari rahim wanita lain?" cetus Berlian dengan netra berkaca-kaca."Kamu percaya sama aku 'kan, Mas? Aku gak mungkin melakukan itu semua." Berlian berharap suaminya akan membela.Anton berpikir sejenak, lalu mengiyakan apa yang dikatakan Berlian."Aku percaya dengan ucapan Berlian. Lagi pula, kalau gak ada buktinya. Kamu seharusnya jangan menuduh sembarangan, bisa saja semua terjadi tanpa disengaja dan memang kecelakaan." Anton menegaskan agar Yuliani tidak berprasangka buruk pada Berlian."Aku tahu kamu pasti masih marah dengan sikapku karena dari awal kamu datang ke rumah ini tidak diperlakukan dengan baik, tapi setidaknya jangan menuduhku yang tidak-tidak," ucap Berlian lirih."Aku akan buktikan, Mas. Kalau dia cuma drama saja, apa yang aku katakan semuanya ben
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

54. Terlanjur Bahagia

"Aku kira kamu sudah pergi ke akhirat sana. Aku terlanjur bahagia, ternyata cuma pikiranku saja yang tidak tepat." Berlian berbicara sinis."Gak kebalik ya, Mbak? Harusnya yang pergi ke akhirat itu kamu. Ngapain juga kamu lama-lama hidup kalau tidak bermanfaat seperti seonggok sampah yang tidak ada harganya." Yuliani mencecar Berlian dengan perkataan yang kasar."Kamu jangan salah. Sampah pun bisa bernilai jika dikelola dengan baik. Apa kamu lupa dengan namaku, itu sesuai dengan orang-orang yang menilaiku. Berlian, bukan wanita sembarangan tapi memiliki nilai yang tinggi." Berlian berbicara sembari membusungkan dada. Wanita itu memang ahli di bidang menyombongkan dirinya. Yuliani tidak membalas dengan perkataan, hanya tersenyum. Kemudian melakukan tindakan yang membuat Berlian semakin kesal. "Kenapa kamu menendang kakiku, bodoh!" cetus Berlian kesal karena Yuliani telah menendang tepat pada sasaran. "Heh! Jangan pergi kamu!" teriak Berlian sembari melihat kepergian Yuliani.Ingin ra
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

55. Jurus Andalan

Sebelum berangkat, Anton menemui Yuliani yang sedang berada di dapur. Memeluk erat tubuh wanita itu dan meminta maaf."Maafkan aku jika ada perkataan yang membuat hatimu terluka. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu, Sayang." Anton mulai mengeluarkan jurus andalannya. Dia mulai mengelus rambut Yuliani, lalu menautkan bibirnya ke kening sang Istri.Yuliani hanya diam, tidak ada penolakan. Dia menerima apa pun yang akan dilakukan suaminya tanpa banyak bertanya. Yang terpenting baginya untuk saat ini, dia harus bertindak secepatnya agar dia mengetahui semua seluk beluk yang disembunyikan Anton."Kenapa kamu diam saja?" tanya Anton melihat wajah Yuliani tanpa ekspresi. Biasanya sang Istri akan bahagia jika diperlakukan dengan baik dan romantis."Aku lagi sariawan, Mas." Yuliani berdusta. Padahal dia enggan mau basa-basi dengan suami yang mungkin masih membohonginya."Kalau gitu jangan lupa beli obat biar cepat sembuh," kata Anton tanpa memberikan Yuliani uang untuk membeli obat.Sang Ist
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

56. Kabur

Langkahnya berhenti saat melihat jalan raya, ternyata wanita itu keluar dari desa. Mungkin sudah saatnya aku kabur dari mas Anton agar dia memikirkan kesalahan yang sudah dibuatnya. Beruntung wanita itu membawa handphone kemanapun, meski tidak ada sinyal. Dia mulai mencari kendaraan yang lewat untuk mengantarkan ke rumah ibunya. Yuliani menunggu sekitar lima belas menit, kendaraan angkot pun lewat. Dia meminta untuk diantarkan ke rumah Dina. Handphone yang ada digenggaman dihidupkan, ternyata banyak sekali pesan masuk dari Dina dan sahabatnya, Karin. Mereka semua menanyakan kabar Yuliani.Juga ada panggilan tidak terjawab dari mereka, termasuk dari nomor yang tidak dikenal. Akan tetapi, wanita yang tengah hamil tidak terlalu menghiraukan nomor tersebut. Melainkan fokus dengan membalas pesan dari ibunya. Dia menyelesaikan membaca pesan satu persatu, baru mengirimkan pesan balasan.[Waaalaikumsalam, Bu. Kabarku baik. Maaf karena tidak memberikan kabar karena memang gak ada sinyal. Har
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

57. Risih

Yuliani menoleh ke arah sumber suara yang ternyata itu Reza. "Nah, begitu kek dari tadi. Jadi aku gak usah susah-susah membuang tenaga untuk menagih!" cetus Tono sembari mengambil paksa uang yang ada di tangan Reza. Wanita yang tengah hamil keberatan untuk menerima bantuan dari pria yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu."Kamu gak usah repot-repot, aku masih bisa bayar sendiri." Yuliani mengambil lagi uang yang ada di tangan Tono."Gapapa, Yul. Kalau memang kamu gak mau, bisa diganti nanti kalau kamu sudah pegang uang." Reza berusaha untuk memberikan pengertian."Gak usah, Reza. Aku tidak butuh belas kasihan darimu," kata Yuliani mengembalikan uang yang ada dalam genggamannya."Kalian malah asik berdebat saja. Aku akan kembali narik," ucap Tono mengambil uang yang ada digenggaman tangan Reza."Perihal uang ini, akan menjadi urusan kalian berdua. Aku tidak peduli ini uang ini dari siapa, yang jelas kamu sudah bayar uang ongkos angkot," imbuh Tono yang tidak mau tahu menahu masalah
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

58. Aneh

Dipikir-pikir Yuliani tidak mungkin luntang-lantung di jalan terlalu lama. Jadi, wanita itu mengiyakan ajakan Reza."Aku mau, asal ada syarat yang harus kamu sepakati terlebih dulu." Yuliani mengajukan permohonan."Baik, apa pun itu syaratnya akan aku turuti." Reza menyanggupi. Namanya juga cinta, sudah pasti pria itu tidak mungkin menolak. Kecuali diminta untuk melompat jurang yang curam."Aku anggap kebaikan kamu sebagai orang asing, jadi aku akan membayar hutang tadi sekaligus ongkos nebeng sama kamu," kata Yuliani memberikan kesempatan yang aneh. "Lah, gak bisa gitu dong. Aku 'kan, bukan tukang ojek," kata Reza protes."Kalau memang gak mau ya, gapapa. Mending aku jalan kaki saja," ujar Yuliani sok ngambek."Lagi pula syarat yang aku berikan cuma itu saja. Gak ada yang lain," imbuh wanita yang tengah hamil itu. Dia tidak mungkin menerima kebaikan Reza secara cuma-cuma, sebab dalam hatinya ingin berubah menjadi lebih baik lagi. "Ya deh, iya. Aku akan menuruti permintaanmu." Reza
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

59. Kurusan

Yuliani langsung menundukkan wajah, takut jika ayahnya akan marah."Kamu pulang? Di mana Anton?" tanya Mark sembari melihat ke sekeliling. Akan tetapi, menantunya tidak juga ditemukan."Aku pulang sendiri, Ayah. Anton gak bisa ikut karena banyak pekerjaan," sahut Yuliani mulai berdusta karena tidak ingin menjadikan semuanya tambah kacau. Paling juga nanti, wanita itu akan menceritakan semuanya pada ibunya."Oh ya sudah, kamu pasti capek. Masuk saja dulu," ucap Mark. Pria itu kemudian mengambil sangkar burung yang ada di teras depan rumahnya.Sudah menjadi hobi Mark memelihara burung kenari, sering memberikan pakan dan juga merawatnya dengan baik.Yuliani bergegas masuk, lalu mencari Dina yang ternyata sedang memasak untuk makan malam. Wajah sang Ibu terlihat berseri-seri melihat kedatangan putri semata wayangnya."Bu, aku boleh minta uangnya gak? Soalnya aku harus bayar ongkos ojek," kata Yuliani tanpa basa-basi terlebih dulu. Dina kebingungan, karena putrinya datang-datang bukan mem
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

60. Gontai

Dalam hati wanita itu sudah bergumam segala macam. Hanya dia yang merasakan sakitnya dikhianati serta dibohongi oleh kekasih hati. "Iya, Ayah." Hanya kata itu yang keluar dari bibir Yuliani.Selesai diceramahi, Yuliani masuk ke dalam rumah meninggalkan Mark yang masih asik bermain dengan burung kenarinya. Langkah kaki wanita itu gontai karena nasihat sang Ayah."Kalau saja ayah tahu apa yang sedang terjadi dalam rumah tanggaku, pasti ayah memintaku untuk segera pulang," gumam Yuliani tidak memiliki gairah hidup.Bukan dia yang seharusnya dikhawatirkan oleh ayahnya, tapi Anton suaminya. Wajahnya terlihat lesu, pikirannya kembali teringat akan wanita yang sudah lebih dulu menikah dengan sang Suami. Tubuhnya terasa gontai hingga terjatuh di atas sofa, tepat di ruang tamu. Dia mulai memijit kepalanya yang terasa ingin pecah, matanya mulai terpejam dan berusaha melupakan segala macam masalah yang ada."Kamu pasti capek banget ya," ucap Dina mengangetkan Yuliani."Iya, Bu. Lumayan capek,"
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status