Beranda / Pernikahan / Tertipu Duda Tampan / 54. Terlanjur Bahagia

Share

54. Terlanjur Bahagia

Penulis: Nur Hayati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 23:58:16

"Aku kira kamu sudah pergi ke akhirat sana. Aku terlanjur bahagia, ternyata cuma pikiranku saja yang tidak tepat." Berlian berbicara sinis.

"Gak kebalik ya, Mbak? Harusnya yang pergi ke akhirat itu kamu. Ngapain juga kamu lama-lama hidup kalau tidak bermanfaat seperti seonggok sampah yang tidak ada harganya." Yuliani mencecar Berlian dengan perkataan yang kasar.

"Kamu jangan salah. Sampah pun bisa bernilai jika dikelola dengan baik. Apa kamu lupa dengan namaku, itu sesuai dengan orang-orang yang menilaiku. Berlian, bukan wanita sembarangan tapi memiliki nilai yang tinggi." Berlian berbicara sembari membusungkan dada. Wanita itu memang ahli di bidang menyombongkan dirinya. Yuliani tidak membalas dengan perkataan, hanya tersenyum. Kemudian melakukan tindakan yang membuat Berlian semakin kesal.

"Kenapa kamu menendang kakiku, bodoh!" cetus Berlian kesal karena Yuliani telah menendang tepat pada sasaran.

"Heh! Jangan pergi kamu!" teriak Berlian sembari melihat kepergian Yuliani.

Ingin ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tertipu Duda Tampan    55. Jurus Andalan

    Sebelum berangkat, Anton menemui Yuliani yang sedang berada di dapur. Memeluk erat tubuh wanita itu dan meminta maaf."Maafkan aku jika ada perkataan yang membuat hatimu terluka. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu, Sayang." Anton mulai mengeluarkan jurus andalannya. Dia mulai mengelus rambut Yuliani, lalu menautkan bibirnya ke kening sang Istri.Yuliani hanya diam, tidak ada penolakan. Dia menerima apa pun yang akan dilakukan suaminya tanpa banyak bertanya. Yang terpenting baginya untuk saat ini, dia harus bertindak secepatnya agar dia mengetahui semua seluk beluk yang disembunyikan Anton."Kenapa kamu diam saja?" tanya Anton melihat wajah Yuliani tanpa ekspresi. Biasanya sang Istri akan bahagia jika diperlakukan dengan baik dan romantis."Aku lagi sariawan, Mas." Yuliani berdusta. Padahal dia enggan mau basa-basi dengan suami yang mungkin masih membohonginya."Kalau gitu jangan lupa beli obat biar cepat sembuh," kata Anton tanpa memberikan Yuliani uang untuk membeli obat.Sang Ist

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Tertipu Duda Tampan    56. Kabur

    Langkahnya berhenti saat melihat jalan raya, ternyata wanita itu keluar dari desa. Mungkin sudah saatnya aku kabur dari mas Anton agar dia memikirkan kesalahan yang sudah dibuatnya. Beruntung wanita itu membawa handphone kemanapun, meski tidak ada sinyal. Dia mulai mencari kendaraan yang lewat untuk mengantarkan ke rumah ibunya. Yuliani menunggu sekitar lima belas menit, kendaraan angkot pun lewat. Dia meminta untuk diantarkan ke rumah Dina. Handphone yang ada digenggaman dihidupkan, ternyata banyak sekali pesan masuk dari Dina dan sahabatnya, Karin. Mereka semua menanyakan kabar Yuliani.Juga ada panggilan tidak terjawab dari mereka, termasuk dari nomor yang tidak dikenal. Akan tetapi, wanita yang tengah hamil tidak terlalu menghiraukan nomor tersebut. Melainkan fokus dengan membalas pesan dari ibunya. Dia menyelesaikan membaca pesan satu persatu, baru mengirimkan pesan balasan.[Waaalaikumsalam, Bu. Kabarku baik. Maaf karena tidak memberikan kabar karena memang gak ada sinyal. Har

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Tertipu Duda Tampan    57. Risih

    Yuliani menoleh ke arah sumber suara yang ternyata itu Reza. "Nah, begitu kek dari tadi. Jadi aku gak usah susah-susah membuang tenaga untuk menagih!" cetus Tono sembari mengambil paksa uang yang ada di tangan Reza. Wanita yang tengah hamil keberatan untuk menerima bantuan dari pria yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu."Kamu gak usah repot-repot, aku masih bisa bayar sendiri." Yuliani mengambil lagi uang yang ada di tangan Tono."Gapapa, Yul. Kalau memang kamu gak mau, bisa diganti nanti kalau kamu sudah pegang uang." Reza berusaha untuk memberikan pengertian."Gak usah, Reza. Aku tidak butuh belas kasihan darimu," kata Yuliani mengembalikan uang yang ada dalam genggamannya."Kalian malah asik berdebat saja. Aku akan kembali narik," ucap Tono mengambil uang yang ada digenggaman tangan Reza."Perihal uang ini, akan menjadi urusan kalian berdua. Aku tidak peduli ini uang ini dari siapa, yang jelas kamu sudah bayar uang ongkos angkot," imbuh Tono yang tidak mau tahu menahu masalah

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Tertipu Duda Tampan    58. Aneh

    Dipikir-pikir Yuliani tidak mungkin luntang-lantung di jalan terlalu lama. Jadi, wanita itu mengiyakan ajakan Reza."Aku mau, asal ada syarat yang harus kamu sepakati terlebih dulu." Yuliani mengajukan permohonan."Baik, apa pun itu syaratnya akan aku turuti." Reza menyanggupi. Namanya juga cinta, sudah pasti pria itu tidak mungkin menolak. Kecuali diminta untuk melompat jurang yang curam."Aku anggap kebaikan kamu sebagai orang asing, jadi aku akan membayar hutang tadi sekaligus ongkos nebeng sama kamu," kata Yuliani memberikan kesempatan yang aneh. "Lah, gak bisa gitu dong. Aku 'kan, bukan tukang ojek," kata Reza protes."Kalau memang gak mau ya, gapapa. Mending aku jalan kaki saja," ujar Yuliani sok ngambek."Lagi pula syarat yang aku berikan cuma itu saja. Gak ada yang lain," imbuh wanita yang tengah hamil itu. Dia tidak mungkin menerima kebaikan Reza secara cuma-cuma, sebab dalam hatinya ingin berubah menjadi lebih baik lagi. "Ya deh, iya. Aku akan menuruti permintaanmu." Reza

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Tertipu Duda Tampan    59. Kurusan

    Yuliani langsung menundukkan wajah, takut jika ayahnya akan marah."Kamu pulang? Di mana Anton?" tanya Mark sembari melihat ke sekeliling. Akan tetapi, menantunya tidak juga ditemukan."Aku pulang sendiri, Ayah. Anton gak bisa ikut karena banyak pekerjaan," sahut Yuliani mulai berdusta karena tidak ingin menjadikan semuanya tambah kacau. Paling juga nanti, wanita itu akan menceritakan semuanya pada ibunya."Oh ya sudah, kamu pasti capek. Masuk saja dulu," ucap Mark. Pria itu kemudian mengambil sangkar burung yang ada di teras depan rumahnya.Sudah menjadi hobi Mark memelihara burung kenari, sering memberikan pakan dan juga merawatnya dengan baik.Yuliani bergegas masuk, lalu mencari Dina yang ternyata sedang memasak untuk makan malam. Wajah sang Ibu terlihat berseri-seri melihat kedatangan putri semata wayangnya."Bu, aku boleh minta uangnya gak? Soalnya aku harus bayar ongkos ojek," kata Yuliani tanpa basa-basi terlebih dulu. Dina kebingungan, karena putrinya datang-datang bukan mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Tertipu Duda Tampan    60. Gontai

    Dalam hati wanita itu sudah bergumam segala macam. Hanya dia yang merasakan sakitnya dikhianati serta dibohongi oleh kekasih hati. "Iya, Ayah." Hanya kata itu yang keluar dari bibir Yuliani.Selesai diceramahi, Yuliani masuk ke dalam rumah meninggalkan Mark yang masih asik bermain dengan burung kenarinya. Langkah kaki wanita itu gontai karena nasihat sang Ayah."Kalau saja ayah tahu apa yang sedang terjadi dalam rumah tanggaku, pasti ayah memintaku untuk segera pulang," gumam Yuliani tidak memiliki gairah hidup.Bukan dia yang seharusnya dikhawatirkan oleh ayahnya, tapi Anton suaminya. Wajahnya terlihat lesu, pikirannya kembali teringat akan wanita yang sudah lebih dulu menikah dengan sang Suami. Tubuhnya terasa gontai hingga terjatuh di atas sofa, tepat di ruang tamu. Dia mulai memijit kepalanya yang terasa ingin pecah, matanya mulai terpejam dan berusaha melupakan segala macam masalah yang ada."Kamu pasti capek banget ya," ucap Dina mengangetkan Yuliani."Iya, Bu. Lumayan capek,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Tertipu Duda Tampan    61. Kacau

    Dina heran melihat anaknya tiba-tiba menangis, dia jadi serba salah. Ingin mengorek informasi, tapi masih tidak tega jika langsung to the point saja. "Apa perkataan Ibu ada yang salah? Maafkan Ibu kalau ada kalimat yang menyakiti hatimu." Dina memeluk erat tubuh sang anak, lalu tangan kanannya memegang kepala untuk mengelus rambut panjangnya."Bukan, Bu. Enggak," sahut Yuliani sesenggukan. Dia bingung mau bercerita dari mana dulu. Terlalu banyak masalah yang sedang dipikulnya, hingga pikiran wanita itu semakin kacau. Dia ingin mencurahkan isi hatinya agar lebih tenang, tapi di lain sisi takut ibunya marah atau syok."Coba kamu tenangkan diri dulu, setelah itu ceritakan apa yang terjadi. Ibu akan mendengarkan kamu, tapi kalau memang kamu belum siap. Ibu akan menunggu sampai kamu siap." Dina tidak mungkin memaksa sang Anak untuk menceritakan semuanya di saat dadanya terasa sesak. Sebagai seorang wanita, Dina tahu kalau putrinya sedang menyimpan banyak masalah yang mungkin belum bisa di

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Tertipu Duda Tampan    62. Pingsan

    Yuliani mulai panik, lalu wanita yang tengah hamil itu berteriak histeris sembari meminta tolong. Hingga membuat sang Ayah datang dan bertanya, "Ada apa, Yuliani? Ibumu kenapa?" tanya Mark penasaran, sebab tidak biasanya sang Istri pingsan. "Gak tahu, Ayah. Tiba-tiba saja Ibu pingsan," sahut Yuliani tidak berani jujur tentang curhatan pada Dina."Apa dia sakit?" tanya Mark sembari memegang kepala Dina, tapi suhu tubuhnya normal. Pria itu langsung menggendong sang Istri ke tempat tidur Yuliani. Lalu, meminta putrinya untuk mengambil minyak kayu putih. "Semoga saja ibu segera siuman," gumam Yuliani dengan langkah kaki terburu-buru. Dia menyesal karena ucapannya tadi. Seharusnya wanita itu tidak gegabah mengatakan semuanya pada Dina saat itu juga. Dia mulai mencari minyak kayu putih yang ditaruh entah di mana, sebab selama pergi dari rumah kedua orang tuanya, penataan ruangan sudah sedikit berubah."Cepat, Yuliani!" teriak Mark yang tidak sabar untuk membangunkan Dina yang masih tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28

Bab terbaru

  • Tertipu Duda Tampan    120. Tamat

    Semakin hari Kevan serta Anton semakin dekat saja, bahkan pria itu menggunakan putranya sebagai alat agar bisa menerima pria itu lagi. Namun, orang tua Yuliani sudah tidak menyetujui. Mereka tidak yakin kalau pria tampan akan benar-benar berubah. Pun Yuliani juga merasa bahwa mantan suaminya tidak akan pernah berubah. Jadi, dia dilema dengan semua yang terjadi dalam hidupnya."Ayah menyarankan kamu untuk menikah dengan Reza agar tidak dikejar terus oleh Anton. Lagi pula, sampai detik ini Reza masih mencintaimu dan berharap kamu membalas cintanya, Yul." Mark memberikan nasihat."Dari mana Ayah tahu semuanya? Padahal sudah lama dia tidak pernah ke sini lagi sejak aku memintanya untuk tidak menganggu kehidupanku lagi." Yuliani heran pada Mark yang masih tetap pada pendiriannya. "Sebenarnya, dari awal Ayah bekerja dengannya, Yul. Maaf, karena sampai detik ini Ayah tidak pernah mengatakan pada kalian," aku Mark menundukkan kepala merasa bersalah.Dina terkejut mendengar pengakuan suaminya,

  • Tertipu Duda Tampan    119. Termenung

    Anton kembali datang ke rumah Yuliani, hingga membuat Reza salah paham. Pria itu pamit pergi setelah meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengganggu wanita itu lagi."Ngapain lagi kamu ke sini?" tanya Yuliani ketus. Wanita itu sampai gak menghiraukan Reza yang sudah pergi dan menghilang dari hadapannya."Aku mau minta maaf, Yul. Aku juga ingin melihat anakku," sahut Anton dengan netra berkaca-kaca."Aku sudah memaafkanmu," ucap Yuliani tanpa rasa iba. Dia tidak akan membiarkan Anton bertemu dengan Kevan. "Aku ingin bertemu Kevan," ucap Anton lirih."Dia sudah tidur, lebih baik kamu pergi sekarang juga!" usir Yuliani pelan. Dia tidak ingin ada keributan, jadi berbicara begitu pelan."Aku memang salah, tapi apa aku gak berhak melihat anakku?" tanya Anton mengharapkan iba."Ini sudah malam, dia sudah tidur. Lebih baik kamu pergi, jangan sampai istirahatnya berkurang karena hadirmu." Yuliani berusaha untuk memberikan pengertian."Besok pagi aku akan kembali ke rumah ini untuk bertemu Ke

  • Tertipu Duda Tampan    118. Dibujuk

    Obrolan Reza hanya sebatas itu saja, sebab pria itu juga belum siap untuk ditolak lagi oleh wanita yang dicintainya. "Aku pamit pulang dulu, ya." Reza pamit karena tidak nyaman terlalu lama berada di samping Yuliani."Kenapa buru-buru?" tanya Yuliani basa-basi."Iya, soalnya sudah malam." Reza tidak memiliki alasan. Sebenarnya dia masih betah dan ingin berlama-lama, tapi pria itu tahu diri juga.Yuliani meninggalkan Reza sendiri untuk memanggil kedua orang tuanya. "Kenapa gak menginap saja di sini?" tanya Mark, tapi lengannya justru disenggol oleh Dina."Mungkin lain kali, Om." Reza malah menanggapi. Wanita yang sedang menggendong Kevan itu pun merasa tidak enak hati. Dia terlihat malu karena kelakuan ayahnya.Mark mengantarkan Reza hingga ke depan rumah, mereka berdua juga tidak lupa untuk mengobrol perihal perasaan. "Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah kamu berusaha mencoba sekali lagi?" tanya Mark penasaran akan obrolan putrinya dengan Reza."Aku belum memiliki nyali, Om. Sebel

  • Tertipu Duda Tampan    117. Cukup Sukses

    Seluruh keluarga disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Mark bekerja di bengkel milik teman Reza, sedangkan Yuliani masih setia berpartner dengan ibunya. Kevan yang masih kecil juga bisa diajak bekerja sama. Bisnis mereka saat ini adalah dekorasi pelaminan, mereka mendapatkan modal dari meminjam ke bank. Mereka nekat melakukan semua demi sebuah kesuksesan yang mereka yakini akan datang. Awalnya Dina ragu, tapi semua sirna saat Yuliani meyakinkannya. "Jatuh bangun dalam usaha itu pasti, Bu. Tapi kita harus bangkit, bukan menyerah dan meratapi sebuah keadaan. Yuliani sudah banyak belajar dari kejadian di masa lalu, Bu. Bahwa Allah akan memberikan jalan bagi hamba-Nya yang mau berusaha." Yuliani menasihati panjang lebar. Dia berpikir, mungkin saja ibunya sedang kehilangan pegangan. Maka sudah menjadi tugasnya untuk mengingatkan. *** Tiga tahun segera berlalu, usaha mereka terbilang cukup sukses karena hutang pada bank berhasil dilunasi. Dekorasi yang mereka miliki juga banyak yan

  • Tertipu Duda Tampan    116. Tetap Berusaha

    Hari mulai sore, tapi Mark belum juga mendapatkan pekerjaan. "Aku harus tetap berusaha agar bisa mendapatkan pekerjaan." Mark bergumam. Dia sudah berkeliling, bahkan ke beberapa bengkel untuk menawarkan diri agar bisa bekerja. Namun, tdiak ada satu pun yang mau menerima. Hingga pria itu bertemu dengan Reza yang sedang membeli buah di pinggir jalan."Om!" panggil Reza ketika melihat Mark."Reza!" Mark membalas sapaan."Om mau ke mana? Biar aku antar," tanya Reza menawari."Om lagi cari pekerjaan, Reza. Namun, sampai detik ini belum mendapatkan pekerjaan juga. Sulit sekali mencari pekerjaan sekarang ini," sahut Mark lirih. Terlihat jelas dari raut wajahnya, kalau pria itu terlihat kelelahan. "Usaha kuenya bagaimana, Om? Bukannya lagi berkembang pesat ya?" cecar Reza. Pria itu memang akhir-akhir ini tidak terlalu mengetahui detail apa yang terjadi pada keluarga wanita yang masih dicintainya."Sudah gak ada yang percaya untuk memesan kue keluarga kami, Reza." Mark menghela nafas panjan

  • Tertipu Duda Tampan    115. Fokus

    Setelah perceraian itu, Yuliani kini fokus menjalani hari-harinya untuk Kevan. Dia juga membantu usaha Dina untuk membuat kue, satu-satunya cara untuk mereka bertahan hidup dan bisa membeli makan. Akan tetapi, ada saja ujian dan cobaan yang harus mereka hadapi ketika mereka mau menuju sukses. Pria tampan yang diceraikan tujuh bulan yang lalu tidak terima, jadi hadir untuk membalaskan dendam."Apa yang kamu inginkan, Anton? Kenapa kamu masih tetap menganggu hidupku? Semua urusan kita sudah selesai, lantas kenapa kamu harus datang lagi dan merusak semuanya?" cecar Yuliani menghampiri Anton yang masih tetap tinggal di rumah yang lama."Aku masih sakit hati padamu, Sayang. Tidakkah kamu mengerti? Aku juga tidak ingin melihatmu dan seluruh keluargamu bahagia serta sukses. Makanya aku fitnah kalian agar pelanggan kue yang kalian jual kabur semua!" papar Anton tanpa merasa bersalah. Pria itu sudah tidak memiliki hati, sebab hatinya sudah diselimuti oleh perasaan benci."Aku tidak menyangka k

  • Tertipu Duda Tampan    114. Bahagia

    Yuliani masih terngiang akan lamaran Reza, tapi wanita itu tidak mungkin secepat itu mengambil keputusan untuk menerima. Terlebih, perceraian masih dalam proses di pengadilan. Dia tidak mungkin terburu-buru sekalipun surat cerai sudah ada digenggaman tangannya. "Aku belum siap menerima siapa pun untuk hadir dalam hidupku. Butuh waktu yang lama buatku untuk kembali menikah, sebab rasa trauma yang masih aku rasakan. Aku harap kamu mengerti dengan ucapanku, dan aku merasa tidak pantas untukmu." Itulah kalimat jawaban yang diberikan Yuliani pada Reza. Tidak hanya mengerti, pria itu bahkan siap untuk menunggu wanita yang dicintai sampai kapan pun juga, hingga mau membuka hati untuknya. Yuliani merasa bingung dengan semuanya. "Kenapa aku harus dihadapi dengan persoalan perasaan lagi?" pikirnya. Dia memijat keningnya yang merasa pusing karena memikirkan semuanya."Ibu sakit?" tanya Kevan ketika melihat ibunya masih belum tidur. "Ibu hanya pusing sedikit saja. Kamu mending istirahat ya, so

  • Tertipu Duda Tampan    113. Dilamar

    Sebuah keajaiban datang, apa yang diharapkan Mark benar-benar terjadi. Seseorang datang memberikan bantuan pada keluarganya. "Terima kasih atas bantuannya, Reza," ucap Yuliani sembari tersenyum. Dia tidak menyangka pria itu akan membantunya. Memberikan tempat tinggal untuk keluarganya dan juga modal usaha."Sama-sama, gak usah sungkan begitu. Kita sudah lama kenal 'kan? Jadi anggap saja ini bantuan dari seorang teman." Reza memaparkan untuk menghilangkan rasa tidak nyaman Yuliani."Aku dan keluargaku berjanji, pasti kita akan membayar semuanya," kata Yuliani menjelaskan."Gak usah, Yul. Aku ikhlas membantumu dan keluargamu." Reza tidak mau Yuliani dan keluarganya merasa memiliki hutang budi.Bukan Yuliani jika tidak keras kepala, wanita itu tetap akan mengembalikan semua yang sudah diberikan Reza. Dia menganggap bantuan dari pria itu sebagai pinjaman.Pria berkaki jenjang itu pun tidak tahu harus berbicara apalagi, selain mengiyakan apa pun yang dikatakan Yuliani. "Aku harus pergi d

  • Tertipu Duda Tampan    112. Memulai Hidup Baru

    Yuliani sekeluarga syok dengan semuanya, ternyata Anton sudah mengambil alih harta Mark dengan caranya yang licik. Sertifikat rumah juga sudah berpindah tangan pada pria tampan itu hingga keluarganya tidak memiliki harta benda lagi. Tidak hanya rumah, tapi juga bisnis yang dijalani pria setengah paru baya itu juga diambil alih."Kapan mas Anton melakukan semuanya, Ayah? Bukankah Ayah tidak pernah memberikan tandatangan Ayah kepada sembarang orang?" tanya Yuliani."Dia sudah mengelabuiku, Yul. Dia pernah meminta tanda tangan Ayah dengan alasan ingin memberikan Ayah tanah yang dia beli. Dengan segala bujuk rayunya, Ayah mau saja. Tidak pernah berpikir kalau dia akan melakukan semua ini." Mark baru sadar dan menceritakan semuanya. "Tapi kenapa Ayah tidak pernah bercerita?" tanya Dina kecewa."Soalnya Ayah sudah berjanji untuk tidak mengatakan kepada siapa pun termasuk kalian berdua." Mark menjawab sesuai yang diingat.Ketika mereka sedang panik karena telah kehilangan harta benda, Anton

DMCA.com Protection Status