Semua Bab Wanita Penakluk Direktur Muda: Bab 81 - Bab 90

93 Bab

Terpukul

“Halo Pak Arsene istri Anda—”Arsene sudah seperti orang gila, mengendari motor ugal-ugalan di jalan raya tanpa perlu merasa memperhatikan sekitar. Isi pikirannya sedang tidak jernih, kepalanya benar-benar semraut tidak karuan sejak dia menerima telepon dari keluarga istrinya. Dia sedang syuting saat itu, dan karena hal itu terlalu mendadak dan mengejutkan Arsene bak manusia tidak professional yang langsung lari dari tanggung jawab.Dia berharap tidak ada hal yang besar terjadi kepada Sylvia. Ada setitik harapan bahwa istrinya hanyalah mengalami kelelahan biasa atau mungkin sedikit stress.Hubungannya dengan Sylvia memang tidak terlalu baik semenjak mereka pulang dari kediaman Arnav. Perbincangan soal Raellyn dan seberapa besar kecemburuannya pada sang kakak ipar membuat wanita itu barangkali memiliki jenis tekanan dan beban pikiran yang Arsene memang tidak terlalu hiraukan. Dia hanya berpikir bahwa mengalah adalah jalan yang terbaik, karena tidak ingin segalanya semakin lebih buruk s
Baca selengkapnya

Memojokan Arsene

Raellyn tersentak begitu pintu di buka, dia melirik dan mendapati suaminya ada disana. Menghela napas panjang.“Aku sudah menduga kalau kau akan menunggu disini. Padahal tadi sudah kusuruh untuk pulang bersama Jhon,” ujar pria itu.Raellyn hanya menggelengkan kepala. “Sepertinya dia sangat terpukul.” Raellyn tidak tahu harus berkomentar apalagi. Tapi yang pasti saat ini dia sungguh ikut bersimpati terhadap apa yang baru saja terjadi dengan pria itu. Dia tidak pernah melihat Arsene terpukul seperti itu, dia memang pernah melihatnya bersedih tapi tidak sampai seperti ini.Sisi hati nuraninya sedikit memberontak ketika pria itu di tampar oleh mertuanya sendiri di hadapan semua orang. Benar-benar sebuah rentetan kejadian yang begitu cepat dan menyisakan terlalu banyak emosi. Arnav juga terlihat sedikit terganggu dengan itu, ketenangannya tidak lagi terlihat lurus tegak seperti biasanya. Dia juga pasti ikut bersedih atas kemalangan yang harus di terima oleh adik laki-lakinya. Tapi karena p
Baca selengkapnya

Fakta Baru

“Apa maksudmu berkata begitu? Kau bilang anak yang ada di kandungan Raellyn adalah anakku?” Arsene merasa ini adalah tuduhan yang paling tidak masuk akal dari Sylvia. Terus terang saja dia pergi ke kediaman Arnav untuk membuat segalanya menjadi lebih terbuka. Dia hanya ingin mereka semua berpindah, dan memulai kehidupan baru tanpa harus berfokus pada masa lalu. Arsene tahu bahwa di masa lalu dia melakukan sebuah kesalahan tidak termaafkan karena berani menduakan istrinya. Hal yang membuat Arsene kembali pada Sylvia adalah tentu karena kehamilannya. Tapi sekarang bagaimana bisa istrinya menuduhnya bermain belakang bahkan sampai menghamili perempuan lain seperti itu?“Darimana kau dapatkan praduga itu?”Entah mengapa Arsene merasa bahwa hal ini tidak mungkin terjadi atas inisiatif istrinya. Sylvia bukan tipe orang yang akan meledak-ledak seperti ini. Dia sangat lemah lembut dan selalu menerima apapun. Dia perempuan yang cenderung penurut. Tapi melihatnya menatap garang seperti ini sepu
Baca selengkapnya

Jeda

Semua tentu hanya bisa diam, tidak percaya dengan apa yang baru saja Arsene katakan. Kemudian pria itu tampak sudah bisa lagi menahan emosinya sehingga dia melemas dan duduk di kursi dengan posisi menutup wajahnya. Ada air mata yang tumpah ruah dan tidak berhasil Arsene sembunyikan dengan baik. Pria itu menangis tanpa suara.“Jangan mengatakan sesuatu yang sembrono Arsene,” timpal ibu mertuanya tegas, dia tahu bahwa situasi saat ini sangatlah tidak lucu bila ini hanya untuk sebuah lelucon.“Sylvia?” satu nama yang keluar dari mulut Chyntia membuat semua orang yang sedang bersitegang langsung menoleh kearah pintu. Wanita itu berdiri disana menyaksikan dan juga mendengar seluruh percakapan yang terjadi diantara tiga orang tersebut.Ibu mertuanya menjadi orang pertama yang menghampiri Sylvia.Arsene sendiri tidak bergerak dari tempatnya, tapi raut wajah penuh keterkejutan jelas terpatri apik di air mukanya. Istrinya menatap kosong kearahnya seraya berpegangan kepada dinding, membawa alat
Baca selengkapnya

Tamu

Mendengar suara Mrs. Maddy dari balik pintu Raellyn tersedak saliva-nya sendiri dan terbatuk-batuk. Muka wanita itu langsung merah padam tak tertahankan ketika melihat ke arah pintu kamar yang sudah terbuka dan menampakan si kepala pelayan. Sementara Arnav susah payah untuk menggeram menahan hasratnya yang harus dia tenangkan. Kehadiran Mrs. Maddy benar-benar sangat tidak tepat.“A-ah ya Mrs. Maddy ada apa?” Raellyn menghampiri wanita itu untuk mengurangi kecanggungan meskipun tentu saja kesalah tingkahannya tidak benar-benar bisa dia sembunyikan.“Maaf bila saya mengganggu aktivitas pagi Anda. Tapi ada tamu.”Mati aku! Raellyn sempat merutuk sebelum akhirnya dia terhenti dan menatap Mrs. Maddy dengan tatapan tidak percaya.“Tamu? Pagi-pagi begini?” tanya Raellyn yang sekarang benar-benar murni telah melepaskan seluruh kecanggungannya beberapa saat lalu menjadi sebuah tanda tanya besar di kepala.Mrs. Maddy diam sejenak, wanita itu bergantian memandangi wajah Raellyn yang ada di hadap
Baca selengkapnya

Nostalgia

Lita dan Raellyn kini asyik berceloteh ria di ruang tamu kediaman sang paman. Sepupunya itu langsung melonjak gembira begitu membuka pintu dan mendapati Raellyn ada disana dengan perut buncitnya. Padahal sedari tadi dia kata Sharon, Lita hanya menatap ponselnya tanpa memiliki niatan beranjak sedikit pun. Raellyn hanya terkikik mendengarkan celotehan adik sepupunya itu sambil sesekali Lita akan angkat bicara untuk menyanggah apa yang adiknya katakan. Reuni kecil setelah sekian lama memang membawa sedikit rasa nostalgia.Kini setelah ditinggal oleh Sharon, kedua wanita itu mulai bercerita banyak hal. Terutama topik mengenai kehamilan Raellyn yang sejak tadi selalu diungkit oleh Lita.“Kau sudah siapkan nama untuk calon anakmu belum?”Raellyn hanya menggeleng. “Aku belum punya nama untuk bayiku, tapi aku rasa Arnav sudah punya beberapa. Dia sangat antusias sejak dokter bilang bahwa calon bayi kami akan lahir sebagai bayi laki-laki.” Raellyn mengujar seraya mengusap perut besarnya dengan
Baca selengkapnya

Dimanjakan Suami

Sayangnya sejak hari itu Arnav tidak pernah buka suara tentang apa yang terjadi. Arsene juga sudah tidak pernah terlihat lagi batang hidungnya. Raellyn memang penasaran dengan apa yang terjadi, tapi untuk sekarang dia merasa tidak perlu mengulik atau pun mencari tahu. Dia sudah mempercayai Arnav dan tidak lagi meragukan dirinya yang dulu. Kedua pria itu pasti punya alasan, dan Raellyn tidak akan mengusik hal tersebut.Waktu sudah berlalu, menginjak bulan ke sembilan dari kehamilannya. Raellyn makin hari makin di manjakan saja. Sesungguhnya Raellyn hanya bisa berdoa agar dia tidak meleleh setiap paginya karena pria itu selalu saja punya cara untuk memanjakannya dengan penuh cinta. Apalagi saat perutnya dibelai sambil dibisiki kata-kata mesra. Ah… sungguh, apakah Arnav memang seperti ini? rasanya dia benar-benar seperti tokoh pria fiksi idamannya jika begini terus.“Raellyn sayang, bangun.”“Tidak mau.” Raellyn masih merasa sangat berat, semalam mereka bermain cukup lama. Ini karena Arn
Baca selengkapnya

Kelahiran Anak Pertama

Memasuki jadwal kontrol bulanan, di fase bulan ke sembilan. Raellyn seperti biasa di dampingi oleh Arnav kembali mengunjungi sebuah klinik yang telah di percayai untuk berkonsultasi mengenai kelahiran buah hati mereka pada dokter yang menanganinya. Bahkan Arnav sendiri juga sudah sampai pada titik melakukan reservasi sebuah kamar VVIP di sebuah rumah sakit untuk berjaga-jaga, karena dari yang dia ketahui melalui pengalaman asisten pria-nya terkadang kelahiran dapat terjadi secara tiba-tiba dan melenceng dari hari yang sudah di jadwalkan. Dalam hati terutama untuk Raellyn sendiri, tentu saja dia terkadang kerap kali di hantui oleh rasa cemas dan juga takut yang berlebih selama menantikan hari persalinan.“Arnav, aku tiba-tiba jadi merasa takut.”Arnav sendiri biar pun tampangnya terlihat tenang, tapi jauh di lubuk hati dia juga cemas bukan kepalang. Dia sangat khawatir kepada istri dan juga calon buah hati mereka. “Tenanglah, sayangku. Apapun yang terjadi nanti aku ada disampingmu.”Ra
Baca selengkapnya

Perkara Memberi Nama

Operasi caesar telah usai dan berjalan dengan sangat lancar. Kini Raellyn dibawa menuju ke ruang pemulihan khusus dan dia berada di bawah pantauan tim dokter dengan sangat teratur. Tentu saja hal ini tidak lepas dari kuasa sang suami yang memberikan seluruh akses istimewa sehingga Raellyn mendapatkan perawatan secara paripurna. Infus masih terpasang di lengan kiri Raellyn selama istrinya itu masih belum bisa makan dan juga minum dengan sempurna.Arnav, dengan seluruh kuasa yang dia miliki juga meminta agar anaknya berada di dalam satu ruangan yang sama dengan Raellyn. Hal itu tidak terlalu banyak menyita waktu karena memang bayinya sehat dan tidak membutuhkan tindakan medis lebih lanjut.“Berapa lama masa penyembuhan istri saya, dok?” tanya Arnav, saat ini dia berada di ruangan sang dokter muda yang menangani persalinan istrinya.“Kurang lebih sekitar empat sampai dengan enam minggu untuk sembuh total dan bisa beraktifitas seperti biasa. Saya sangat menyarankan istri anda jangan sampa
Baca selengkapnya

Moment Berharga

Suara pintu dibuka dan sedikit mengejutkan bagi kedua insan di dalam ruangan ketika seorang pria paruh baya masuk kesana.“Paman,” panggil Raellyn begitu menyadari orang yang datang berkunjung adalah sang paman. Dia melirik kearah Arnav yang tersenyum kearahnya. Raellyn benar-benar terharu, dia pikir pria itu tidak akan membagi kabar ini kepada kerabat ataupun keluarga. Raellyn juga tidak memaksanya karena dia tahu pria itu sudah cukup sibuk dan lelah selama seharian kemarin. Makanya ketika dia melihat pamannya datang Raellyn senang bukan main. Keluarganya menjadi yang pertama mengetahui soal kelahiran putranya.“Dimana cucuku, Raellyn? Aku ingin melihatnya,” ujar sang paman dengan penuh pancaran kebahagiaan. Dia benar-benar menampakan sebuah ekspresi tak sabar untuk melihat cucunya. Perasaan bahagia itu tidak bisa dia sembunyikan setelah mendengar bahwa keponakannya baru saja melahirkan. Tentu saja pria itu langsung melesat ke rumah sakit tanpa perlu memikirkan apapun.“Ini cucumu, p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status