Farid langsung mendekat cepat. Ada bulir bening jatuh di kedua kelopak mata tua Tukiyem. Pengabdiannya, lebih dari dua puluh tahun pada keluarga itu sekarang sudah berakhir. Tukiyem tahu, waktunya akan habis. "Mb-mbook titip He-hele-helena, Den," lirih Tukiyem dengan napas berat. "Mbok! Tidak Mbok!!!" "Ka-katakan ya, Ddden. Mb-mbook gak, gakkan ten-tenang kalau He-hele-helena ...." Farid merebahkan tubuhnya, memeluk Tukiyem. Kepala Farid tepat di samping kepala wanita gempal itu. Sangat jelas suara napas Tukiyem yang teramat berat keluar dari kerongkongannya. "Ya, Mbok! Ya! Kalau usiaku masih ada, aku akan ... akan ... menikahi Helena. Kau harus tetap hidup, Mbok. Kau akan menjadi mertuaku!" ucap Farid tersenggal-senggal. Sebuah senyuman muncul di bibir Tukiyem, senyum kebahagiaan. Lega hatinya, lega perasaannya. Meski sekujur tubuhnya mulai terasa dingin bersama dengan darah yang terus mengucur deras dari perutnya. "Eldor! Eldor! Tolong! Bawa dia ke rumah sakit! Aku mohon!" ter
Last Updated : 2023-06-15 Read more