Suara Reka yang terdengar nyaring akhirnya berhasil menarik perhatian pak tua.Deg, deg, deg, deg...!Detak jantung Dion berpacu lebih cepat ketika mendengar suara Reka yang terdengar seperti mengejek si pak tua.Dion langsung berlari ke hadapan Reka dan Martis."E..., anu, ma-mafkan Gadis ini, Pak Tua. Dia hanya bercanda kok. I-iya kan, Reka?" Sebisa mungkin Dion memberikan isyarat kepada Reka agar menjaga ucapannya."Siapa yang bercanda? Tidak, aku tidak bercanda kok. Kak Martis, apakah ucapanku tadi salah?" Padahal Dion berniat ingin membantunya, namun Reka malah tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Dion."Siapa mereka berdua?!" Kedua alis pak tua terangkat seraya bertanya pada Dion."Eh? Maafkan aku, Pak Tua. Perkenalkan, namaku adalah Martis. Dan ini, ia adalah Adikku. Namanya adalah Reka." Dengan cara memaksa, Martis menekan tubuh Reka agar membungkuk ke arah pak tua, dan dengan terpaksa pula Reka melakukannya."Hah?! Siapa namamu? Martis?" Yang tak disangka oleh Dion, setelah
Read more