Semua Bab Sepanas Belaian Chef Jonathan : Bab 191 - Bab 200
342 Bab
191. Wawancara
"Om Wisnu?" tanya Kaluna kaget sambil melirik ke arah Emma dan dirinya makin kaget karena Emma terlihat sangat sumingrah dan bahkan melambaikan tangannya dengan penuh semangat. Kenapa Ibunya, Tuhan! "Sini Mas, sini," panggil Emma dengan penuh semangat dan mengabaikan tatapan Kaluna."Bu, itu beneran Om Wisnu?" tanya Kaluna sambil menahan tawanya."Iya, itu Om Wisnu, yang kemarin ditabrak ama Jonathan." Emma terus melihat ke arah Wisnu sambil tersenyum manis."Oh, aku sangka lampu disko," canda Kaluna yang langsung mendapatkan pukulan keras di pahanya, "I-Ibu," pekik Kaluna menahan sakit."Kamu ngaco, masa Om Wisnu dibilang bola disko, ganteng gitu, kok," ucap Emma malu-malu sambil menunjuk Wisnu yang berjalan dengan penuh percaya diri ditengah tatapan bingung yang mengarah pada Wisnu karena pakaiannya."Ganteng?" Kaluna membulatkan matanya saat mendapatkan lirikan maut Emma, "oh, iya Bu, ganteng bener, ganteng banget." Kali ini Kaluna menyerah dan lebih baik mengikuti perkataan Emma.
Baca selengkapnya
192. Terjebak Menjadi Calon Anak Sultan
"Ngaco! Ini ngaco ...." Kaluna melihat layar ponselnya dan menatap Jonathan yang ada di sampingnya. "Apa yang ngaco?" tanya Jonathan santai sambil menyupir mobilnya keluar area parkir GBK."Wisnu Kaliangga, umur 58 tahun adalah pemilik perusahaan Wiema. Salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang berlokasi di Sumatera Selatan. Saat ini perusahaan tersebut sudah masuk ke dalam penjualan saham di Bursa Efek Jakarta. Keuntungan pertahunnya ...." Kaluna hanya bisa menghela napas saat membaca didalam hati fakta-fakta mengenai Wisnu. Lelaki itu ternyata bukan orang biasa, lelaki itu orang berada. Ah ... milyader atau entah bilyuner, Kaluna tidak paham dan tidak tahu seberapa kaya Wisnu. Lelaki berbaju seperti disko yang baru saja ia temui tadi. Setelah Om Wisnu mengatakan luas lahan kebun sawitnya Kaluna hanya bisa menatap Om Wisnu dengan tatapan tak percaya. Bahkan saat Jonathan datang bersama Emma, Kaluna hanya bisa terdiam dan terus saja melihat layar ponselnya menca
Baca selengkapnya
193. Tamu Tak Diundang
"Keluar kalian, mau apa kalian ke sini! Dari mana kalian tahu alamat rumah aku?" tanya Emma bertubi-tubi sambil menunjuk ke arah wajah-wajah tamu tak diundang yang ada di rumahnya."Kurang ajar yah, kamu sama yang lebih tua!""Tau diri sedikit kamu jadi orang, Emma!" Amarah Emma makin memuncak saat mendengar perkataan kedua orang tamu tak diundang itu, untungnya saat ini tangannya sedang dipegang oleh Wisnu yang memang tadi sedang bertamu kerumahnya setelah mereka berolah raga. Emma baru saja menyuguhkan kopi dan segelas air putih untuk Wisnu tiba-tiba saja datang tamu tak diundang yang membuat hari indahnya akan berubah menjadi kegaduhan yang melelahkan dipenghujung harinya."Tolong keluar dari rumah ini! Saya nggak mau ketemu ataupun ikut campur dengab kalian lagi, keluar!" seru Emma dengan suara yang menggelegar. "Kamu jangan terlalu sombong! Ingat anak kamu itu perempuan yang masih membutuhkan bapaknya untuk nanti dinikahkan!""Keluar! Nggak sudi aku liat kalian la—""Ini ada ap
Baca selengkapnya
194. Beda Mental
Plak!!!"Ibu," pekik Kaluna dan Jonathan berbarengan."Dek Emma!" Wisnu kaget bukan main saat melihat Emma ditampar oleh Sekar."Tutup mulut kamu! Kaluna itu bukan anak Pamungkas! Ingat sehari sebelum Pamungkas nikahi kamu, kamu kabur pergi dengan pacar kamu! Malam pertama kamu nggak berdarah! Itu bukti kalau kamu itu lonte dan anak kamu pasti bukan anak Pamungkas! Turunan saya tidak ada yang kelakuannya seperti anak kamu yang kurang ajar dan suka melawan!!! Kelakuan seperti itu hanya turunan lonte seperti kamu!" sentak Sekar dengan suara yang menggelegar hingga membuat orang-orang di sana menjadikan Sekar pusat perhatian dengan pandangan-pandangan yang berbeda.Ada Wisnu yang membulatkan matanya karena dia paham dan sadar kalau orang yang dimaksud Sekar adalah dirinya, tapi, sumpah demi apapun dia tidak pernah menyentuh Emma dan dia selalu menjaga wanita itu dengan baik karena dia sayang dan cinta tulus dengan Emma. Mendengar ocehan Sekar membuat Wisnu menyadari kalau apa yang dialam
Baca selengkapnya
195. Ledakan Kekecewaan
"Yang," panggil Jonathan sambil menepuk bahu Kaluna pelan.Kaluna beringsut keluar dari selimutnya, mengintip dari sela-sela selimut dengan mata yang perih karena menangis habis-habisan akibat mendengar perkataan-perkaatn pedas Sekar dan Frida, "Kamu kok masih di sini? Kamu nggak kerja?" tanya Kaluna sambil mencoba menyembunyikan wajahnya yang tak karu-karuan dari Jonathan.Jonathan tersenyum lembut sambil menarik selimut yang menutupi wajah Kaluna, ia membelai pipi kekasihnya itu sambil merapikan anak-anak rambutnya. "Jelek banget kamu, Yang.""Jo," rengek Kaluna seraya mengembikkan mulutnya, kesal rasanya saat sedang dalam suasana hati yang tidak baik lalu tiba-tiba digoda dengan kata jelek oleh lelaki yang selalu terlihat sempurna bernama Jonathan."Hahaha, iya ... kalau kamu kaya gini, kamu jelek, Yang," ucap Jonathan sambil menyodorkan piring berisi roti bakar kesukaan Kaluna, "makan dulu kamu, kamu belum makan siang. Nanti kamu sakit, berabe dan aku udah izin ke Raka, Raka bilan
Baca selengkapnya
196. Keberanian Kaluna
Kaluna menggoyangkan kakinya pelan ke kanan dan ke kiri sedangkan matanya menatap kosong ke arah tembok rumah sakit. Hari ini adalah hari ia mengambil surat hasil tes DNA dan tadi dia sudah melakukan check up HIV dengan Dokter Fina untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Hasilnya bisa langsung ia terima sekaligus dengan hasil tes DNA miliknya.Saat ini ia merasakan perasaan yang tidak enak itu bukan karena menunggu hasil tes general check up miliknya atau pun hasil tes DNA-nya. Ia tidak peduli sama sekali dengan itu semua, yang menjadi pikirannya adalah kata-kata Jonathan saat lelaki itu memeluknya dan mengatakan kalau Jonathan memiliki uang sebesar 80 juta dan mendukung keinginan Kaluna untuk melemparkan uang itu ke muka ayahnya. Kaluna dengan cepat menolak bantuan Jonathan karena menurutnya itu adalah hal gila dan membuang-buang uang milik Jonathan yang lebih baik digunakan untuk hal lain yang lebih berfaedah. Membayar katring makanan untuk pesta pernikahan mereka misalnya.Argh! Sudahl
Baca selengkapnya
197. Suara Hati Pamungkas
Sebuah suara langkah kaki dan gemericing kunci terdengar jelas di kuping Pamungkas yang saat ini sedang berbaring beralaskan karpet anyaman lusuh berbau apek yang kebersihan dan kehigenisannya patut dipertanyakan.Mata Pamungkas terus melihat langit-langit sambil sesekali menghela napas berat karena mengutuki nasibnya yang seolah makin hari makin terpuruk dan hancur semenjak ia menikah dengan Emma. Seorang wanita kurang ajar yang sudah menduakan dirinya dengan lelaki lain dan menghianati cintanya. Sejujurnya Pamungkas memang sudah menaruh hati pada Emma, wanita yang memiliki senyuman manis dan bertutur kata lembut itu selalu menarik perhatiannya setiap ia pulang ke rumah ibunya dari pekerjaannya sebagai seorang pelaut yang hanya bisa pulang setahun sekali atau setahun dua kali, tergantung situasi.Ia ingat saat ia pulang ke rumah lalu melihat ayah dari Emma sedang berkunjung ke rumahnya karena membicarakan sesuatu dengan ayahnya prihal acara 17 agustusan di kompleknya. Awalnya Pamung
Baca selengkapnya
198. Merobek Perasaan
Pamungkas membuka pintu ruangan khusus untuk bertemu antara tahanan dan pembesuk. Dia mendapatkan ruangan khusus itu karena para sipir penjara pusing dan lelah mendengar ocehan ibu dan adiknya yang setiap datang selalu berteriak, menangis dan melakukan hal-hal diluar nalar yang membuat pembesuk lainnya merasa terganggu.Matanya terhenti pada seorang wanita cantik yang sedang menatapnya dengn tatapan kosong dan marah. Pamungkas beberapa kali mengerjapkan matanya karena terkahir kali ia bertemu dengan Kaluna adalah saat mereka bertemu di salah satu mall yang berujung dengan amukkan Kaluna yang menjambak rambutnya.Tanpa sadar ia menyentuh rambutnya yang terasa sedikit pitak, "Ngapain kamu ke sini?" tanya Pamungkas sambil berjalan ke arah Kaluna lalu duduk di depan Kaluna yang saat ini terus menatapnya tanpa berkedip atau mengalihkan pandangannya. Seolah wajah Pamungkas saat inj adalah magnet yang menarik perhatian bola mata Kaluna."Mau tanggung jawab karena bikin rambut saya botak?" ta
Baca selengkapnya
199. Menyuarakan Ketidakadilan Namun Ngaco!
"Good job, everyone!" teriak Jonathan saat menghidangkan piring terakhir untuk tamu restoran malam ini.Matanya melihat kesekeliling dapur dan mendapati wajah-wajah lelah namun puas karena sudah bekerja dengan sangat baik hari itu. Minim kesalahan dan semua makanan dapat terhidang dengan sempurna sesuai dengan pesanan. Tidak ada pesanan tertinggal dan bahkan beberapa kali ia mendapatkan pujian dari tamu restoran yang mengatakan kalau makanannya enak."Selesai!" teriak Ibram sambil menepuk tangannya dan mulai mengambil perlengkapan masak yang sudah kotor karena bersiap untuk melakukan cleaning. Suatu kegiatan yang selalu mereka lakukan bila sudah memasuki jam closing restoran."Kalian kerja bagus tadi, dan Ibram ... saya suka dengan saus yang kamu buat hari ini. Semua rasanya pas dan balance," puji Jonathan sambil menunjuk Ibram yang saat ini sedang mengangkat kedua tangannya keudara seolah sedang berjoget karena mendapatkan pujian dari Jonathan."Bisa naik gaji kalau gini," ucap Ibram
Baca selengkapnya
200. Amnesia
"Bu, gimana Kaluna?" tanya Jonathan sesaat ia bertemu dengan Emma yang saat ini sedang berbincang dengan seseorang yang terlihat sebagai Dokter."Jonathan, aduh untung kamu cepet dateng," ucap Emma sambil menepuk bahu Jonathan pelan, "Kaluna masih pingsan dia belum sadar.""Gimana keadaan Kaluna, Dok? Dia kenapa bisa pingsan?" tanya Jonathan waswas seraya memeluk Emma berusaha untuk menenangkan calon mertuanya itu."Keadaan pasien baik-baik saja dan kalau misalnya pasien nanti sudah sadar bisa langsung dibawa pulang karena semuanya baik-baik saja nggak ada yang aneh-aneh. Tanda-tanda vital juga berjalan normal."Mendengar penjelasan itu Jonathan bernapas lega, "Kalau semuanya normal kenapa Kaluna dibawa ke rumah sakit? Terus ini kenapa bisa Kaluna pingsan?" tanya Jonathan sambil melirik Emma yang masih terlihat pucat karena khawatir dengan keadaan Kaluna."Saya kurang paham apa yang terjadi, tapi, pasien ini pingsan di Rutan XXX dan menurut penuturan sipir penjara katanya pasien ini t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
35
DMCA.com Protection Status