Home / Romansa / TARGETKU BOS MAFIA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TARGETKU BOS MAFIA: Chapter 21 - Chapter 30

180 Chapters

BAB 21. Si Manipulator

Richard mengernyitkan dahinya ketika melihat ada seorang pria tua menghampiri wanita yang sedari tadi dia ikuti. Kini mereka berjalan beriringan dan tampak mengobrol satu sama lain. Richard merasa mengenal siapa pria itu dan ingin sekali menyerangnya, tapi tak mungkin dia lakukan saat ini karena situasinya yang tidak memungkinkan. Dengan terpaksa, Richard harus melepaskan dan membiarkan pria itu pergi. Tak lama kemudian, wanita tersebut dan pria itu berpisah di persimpangan jalan. Tentu saja Richard mengikuti si wanita daripada orang yang berbicara dengannya tadi. Dengan cepat dia berlari kecil dan menyusul. “Hei, Fleischer!” sapa dia. Wanita tersebut menolehkan kepala. “Tidak biasanya kita bertemu di jalanan seperti ini,” kata Florencia Fleischer atau bernama asli Callista Austerlitz Zouch. Ya, wanita inilah yang dilihat oleh Richard. Pria itu hanya tersenyum saja. “Tidak sengaja aku melihatmu bersama seorang pria. Tadinya aku mau menghampirimu, tapi ternyata pria itu yang terlebi
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

BAB 22. Tentang Mereka

“Richard Valfredo Holtzman, untuk apa kau mendekati anak buahku?” tanya pria itu seraya duduk di kursi depan bekas duduk Callista tadi.“Alberto Forezsther, bos dari geng Forezsther, kelompok pembunuh bayaran yang selalu menyelesaikan balas dendam dengan melakukan pembunuhan,” kata Richard tanpa menjawab pertanyaan dari Alberto. Ya, pria itulah yang muncul dari arah belakang Richard. Sebelumnya Alberto hendak memanggil Callista lagi setelah perpisahannya di persimpangan jalan. Namun dia melihat sang anak buah berinteraksi dengan pria di depannya itu. Jelas saja langsung dia hampiri seusai Callista pergi untuk menanyakan hubungan antara anak buahnya dengan bos mafia ini.“Jangan banyak bicara! Jawablah pertanyaanku!” pinta Alberto.“Anak buah mana yang kau maksud? Aku tidak terlibat dengan mereka,” balas Richard tanpa dosa. Dia tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh Alberto.“Wanita tadi adalah anak buahku. Dia bekerja untukku dan anggota Forezsther. Kau tidak usah pura-pura tidak men
last updateLast Updated : 2023-04-01
Read more

BAB 23. Percayalah Kepadaku!

“Tidak mungkin aku berkata begitu, kan?” Lanjutan ucapan Richard membuat Callista bernapas lega. Sebelumnya dia sempat terkejut sekali karena Richard berkata begitu, tapi nyatanya hanya gurauan semata.“Ya, sangat tidak mungkin, tapi katanya namamu sama dengan nama bos mafia ValHolitz itu,” balasnya.“Aku hanya seorang CEO, bukan bos mafia. Jangan mentang-mentang namaku sama dengannya dan kau mengira aku adalah bos mereka,” elaknya seraya berbohong kepada Callista. Tidak mungkin baginya membeberkan identitas asli dia kepada wanita di telepon itu. Dia sudah bertekad untuk menutupinya dan membiarkan Callista mengetahuinya sendiri.“Ehm … baiklah, maafkan aku! Aku hanya tidak ingin temanku menuduhmu, makanya ku tanyakan langsung kepadamu. Apakah kau merasa tersinggung?” tanya Callista merasa tidak enak hati. Richard tertawa pelan di seberang sana.“Santai saja! Kau hanya sekedar bertanya, aku memahami maksudmu itu.” Callista menganggukkan kepalanya. Karena ada hal yang ingin dilakukan Ri
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

BAB 24. Pertarungan Sengit

Pertarungan sengit terjadi sampai akhirnya Gabriel mampu dikalahkan. Wajahnya sudah babak belur, tidak sanggup untuk berdiri dan memilih untuk menyerah. Namun pria bertopeng itu tampak tidak mau berhenti memukuli Gabriel, bahkan melakukan penusukan tepat di perutnya lalu melarikan diri. Tanpa berpikir panjang, Callista berlari ke arah di mana pertarungan itu terjadi dan menghampiri anak buah ValHolitz itu.“Dia menusukmu,” katanya seraya melihat ke arah perut Gabriel. Pria itu sempat terkejut dengan kedatangan Callista.“Kau … sedang apa kau di sini?” tanya Gabriel terbata-bata.“Tak sengaja aku melihatmu berkelahi dengan seseorang bertopeng. Kau harus diobati dan dibawa ke rumah sakit,” jawab Callista.“Aku tahu,” tolak Gabriel seraya berusaha untuk bangkit, tapi dia terjatuh lagi karena saking lemasnya. Dengan sigap, Callista membantu pria itu untuk berdiri dan memapahnya.“Aku akan membantumu. Di mana rumah sakit terdekat?” tanyanya. Perlakuan Callista membuat Gabriel terkejut. Dia
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

BAB 25. Surat Undangan

Dengan cepat, Gabriel melepaskan Callista dan menjauhkan diri. Sementara Callista terlihat kebingungan melihat kehadiran para pria itu. Siapa mereka? Kenapa datang kemari? Salah satu dari para pria itu menatap Gabriel dengan tajam dan anehnya Gabriel terlihat ketakutan.“Apa yang terjadi di sini?” tanyanya.“Ehm … ka-““Tunggu!” Baru saja Gabriel hendak menjawab pertanyaan itu, Callista segera menyela. Seraya menatap salah satu dari mereka, dia bertanya, “Apakah kau Richard Valfredo Holtzman Bos ValHolitz?”“Aku Oscar, asisten bosku. Kedatanganku ke sini karena ada suatu hal yang ingin aku sampaikan kepada Gabriel. Tidak ku sangka ternyata dia sedang berduaan denganmu,” jawabnya membuat Callista menggelengkan kepala.“Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan pria sialan itu. Jika memang kau asisten bosmu, tolong pertemukan aku dengannya! Aku ingin melihat bagaimana wajah bosmu,” balas Callista. Ya, pria yang datang itu adalah Oscar Sutcliff, asisten Richard. Dia datang kemari karena
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

BAB 26. Ingatan Masa Lalu part 1

Callista membuka matanya secara perlahan. Dia melihat ruangan tanpa jendela yang pengap. Hanya ada sedikit lampu yang menerangi ruangan ini, satu ranjang, lemari kecil dan pintu besi. Callista tampak kebingungan sekali, di mana dirinya berada? Kenapa ada di sini? Di mana Mama dan Papanya? Semua pertanyaan itu berputar di benak gadis berumur 13 tahun itu. Gadis ini bangkit dari ranjang lalu mendekati pintu. Dia mencoba untuk membukanya, tapi terkunci. Dirinya meneriaki Mama dan Papanya, sayang sekali tidak ada yang menyahut dari seberang sana. Lama kelamaan dia ketakutan serta menangis, memohon agar dikeluarkan dari ruangan asing ini. Seketika saja dia teringat dengan apa yang terjadi sebelumnya. Seingat dia, dirinya sedang bermain bersama teman-teman, tapi tiba-tiba datang sebuah mobil hitam yang berhenti tepat di dekat mereka. Dua pria turun dari mobil lalu membawanya ke dalam kendaraan itu. Teman-temannya juga dibawa meski beberapa ada yang berhasil melarikan diri. Dalam sekejap, d
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

BAB 27. Ingatan Masa Lalu part 2

Callista membelalakkan matanya ketika mendengar perkataan itu. Kini dia sangat ketakutan bahkan sampai bergemetar. Anak laki-laki itu menurunkan tangannya dari bahu Callista tanpa mengalihkan pandangan. Dia kembali mengatakan kata-kata yang membuat gadis ini berteriak dengan kencang akibat rasa takut yang menyelimutinya.Di tengah teriakan itu, seketika dia merasakan sekujur tubuh yang terasa sakit. Teriakannya jauh lebih kencang bersamaan dengan seorang lelaki yang menghampirinya. Lelaki itu berkata, “Kau lagi yang berulah! Tidak bisakah kau diam hah?”Setelah rasa sakit Callista mereda, lelaki tadi menarik rambutnya hingga Callista menjerit kesakitan lagi. Dia kembali mengomel, “Jangan berulah lagi! Aku akan memotong lehermu kalau kau tidak bisa diam dan menurutiku!”Callista mengganggukkan kepala. Lelaki itu melepaskannya dan pergi begitu saja, sementara Callista berdiri seraya memegangi kepalanya yang terasa sakit. Dia melihat anak laki-laki yang tadi menakutinya hanya tertawa pel
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

BAB 28. Ingatan Masa Lalu part 3

“Apakah kalian berencana untuk kabur?” Seorang laki-laki berdiri di dekat mereka membuat keduanya langsung berdiri dan menghadap ke arahnya. Tentu saja wajah mereka terkejut karena tidak menyangka kalau ada orang lain yang akan mendengarkan pembicaraan tentang kabur dari tempat ini.“Jangan takut! Aku tidak akan memberi tahu siapapun,” imbuhnya karena sedari tadi Callista ataupun Fritz tidak mengatakan apapun.“Kau tidak boleh menguping pembicaraan orang lain. Tidak sopan!” tegur Fritz tidak terima. Laki-laki itu mengembangkan senyumnya.“Aku tidak menguping, pembicaraan kalian terdengar olehku,” balasnya. Ketika Fritz hendak mengatakan sesuatu, dia kembali berkata, “Jika kalian memang berencana untuk kabur, ku sarankan agar membuat rencana yang cerdik. Orang-orang dewasa di sini sangat pintar, mereka akan tahu semua gerak-gerik mencurigakan kalian. Ditambah banyak cctv di setiap sudut ruangan dan ruang terbuka ini. Kalian tidak akan selamat kalau melarikan diri secara terang-terangan
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

BAB 29. Luapan Kemarahan

“AAARRRGGHH!!!” Semua anak yang ada di ruangan ini berteriak kesakitan saat Ethan menekan remote kontrol. Callista dan yang lainnya menangis dan menahan rasa sakit itu. Sementara Ethan hanya berdiri seraya menyaksikan penderitaan mereka.“Inilah akibatnya kalau kalian berusaha untuk kabur,” katanya setelah dia puas membuat mereka menangis serta memohon ampun. Ethan pun mendekati Callista lalu menarik rambutnya dengan kasar. “Aku yakin kau biang keroknya karena setahuku hanya kau yang nakal. Selain ini, akan aku berikan mereka hukuman dan hukuman untukmu jauh lebih berat.”“Dia tidak salah! Di-““Diam kau!” bentak Ethan ketika Fritz hendak membela Callista. Lagi-lagi Fritz kesakitan hebat karena sudah berbicara dengan Ethan yang saat ini tengah marah. Seusai itu, barulah mereka diperintahkan untuk kembali ke kamar masing-masing. Hukuman akan dilaksanakan esok hari. Ethan tak mau menghukum sekarang karena sudah waktunya untuk istirahat, dia juga tak mau membuang waktu hanya untuk mengur
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

BAB 30. Gagal Total

Callista menganga tidak percaya kalau ternyata benda di dalam kotak itu adalah bom rakitan. Sergio menjelaskan kalau dia mempelajarinya dari seorang pelatih di sini saat dulu. Pelatih tersebut sudah meninggal akibat penyakitnya. Entah kenapa hanya dirinyalah yang diberitahukan untuk merakit sebuah bom walau memakai alat seadanya. Namun kekuatan bom rakit itu cukup untuk meledakkan suatu tempat. “Apakah kau akan menggunakannya, Sergio?” tanya Callista. “Untuk saat ini tidak karena masih ada rakitan yang belum selesai. Aku butuh sesuatu yang bisa membuat bom ini diaktifkan,” jawabnya. Callista tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan Sergio, dia hanya membalas dengan anggukkan saja. Sergio kembali memasukkannya ke dalam tanah, mengubur lalu tanah tersebut ditutupi oleh batu yang tadi. Tidak ada yang tahu bahwa di sana ada rakitan bom, hanya dia yang mengetahuinya. Alasan Sergio memberi tahu Callista hanya agar gadis itu tahu. Mungkin saja dirinya akan membutuhkan benda tersebut, piki
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status