Home / Romansa / Sang Primadona Rumah Bordil / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Sang Primadona Rumah Bordil: Chapter 11 - Chapter 20

117 Chapters

Pengakuan

“Aku memang wanita panggilan Ga, semua orang tahu akan hal itu,” gumam Natasya.“Berarti kamu tidak benar-benar mengenalku Diwang .... ““Maksud kamu?” tanya Natasya.Meletakan sendok yang hanya ia suap sekali, Gaza kembali menatap mata indah itu. “Pernah aku memanggil kamu sebagai wanita panggilan sebelum barusan? Pernah aku memperlakukan kamu hanya sebagai alat pemuas pria-pria brengsek seperti yang selama ini tamu kamu lakukan? Pernah aku bertanya mengapa kamu bisa berada di lingkungan seperti sekarang Di? tidak pernah Diwang ... sekalipun tidak pernah aku seperti itu.”“Karena apa? meskipun kamu bekerja demikian, kamu tetap Sahaya Diwangkari yang sama seperti tujuh tahun silam. Dimata aku, kamu tetap sama sekalipun kamu berdandan luar biasa cantik, enggak akan bisa menghapus ingatan aku kalau kamu pun bisa sangat jelek. Dan yang terjadi di puncak itu bukan semata karena aku menganggap kamu wanita panggilan Diwang, tapi .... “Jeda panjang di sana hanya di isi saling tatap antara
Read more

Menguping

Melangkah meninggalkan ruangan dokter, Natasya santai berjalan menuju parkiran. Selepas cek up rutin, Natasya ingin memanjakan badan di tempat perawatan rekomendasi dari dokternya. Setiap ke dokter ia selalu membawa mobil sendiri, ia tidak mau melibatkan siapapun juga mengenai kesehatan badannya. Langkah Natasya terhenti manakala mendengar suara orang bertengkar di pelataran parkir. Beberapa saat Natasya tidak peduli dan melanjutkan langkah menuju mobilnya, tetapi suara pertengkaran itu semakin jelas dan ia mengenali suara salah satu orang di sana. “Jika bukan Valen yang berengsek apa kamu yang merayunya? seperti teman-teman modelmu yang mereka lakukan selama ini? kamu tahu seberapa besar aku mencintai kamu, karena itu aku menjaga kamu Ren.” suara pria di sana menjadikan Natasya menoleh ke sebuah mobil mini cooper tepat di samping mobil putih besar miliknya. Benar adanya ternyata dia Gaza, sudah pasti yang berdiri di depan Gaza adalah Naren. Itu menjadikan Natasya mengurungkan di
Read more

Tamu Kejutan

“Mau bahas mantan kamu atau mau mengobati itu luka kamu tambah banyak darahnya Ga!” Natasya menarik tangan Gaza untuk segera menuju klinik terdekat dari sana sesegera mungkin. Natasya sangat trauma melihat begitu banyak darah.Yang Gaza lakukan hanya diam mengikuti ke mana Natasya membawanya, masih bertanya-tanya bagaimana Natasya tahu masalah kaca mobil Naren. “Di, bagi nomor rekening kamu, ini Olan mau transfer sekarang,” ucap Gaza. Ponsel masih di telinga Gaza, ia menghubungi beberapa orang untuk mengurus pekerjaan yang tidak bisa ia selesaikan hari itu.“Enggak usah,” jawab Natasya pendek.“Lan ... kamu minta mami saja berapa nomor rekening Diwang, bilang aku punya hutang biaya dokter sama biaya ganti rugi di kantor polisi.” Menatap lekat Gaza ke arah Natasya, ia tahu wanita di sampingnya sedang kesal bukan kepalang.“Jangan pernah tanya itu ke mami, ok nanti aku kasih, enggak sekarang karena aku enggak hafal,” papar Natasya. Mereka saling menantang dengan tatap sama dingin
Read more

Pelukan Hangat

Hal yang membuat Natasya terbelalak dengan mulut terbuka adalah, Gaza melewatinya begitu saja dan menjatuhkan diri ke atas ranjang besar di tengah ruangan tersebut. Telungkup masih mengenakan sepatu dan kemeja putih berbalut blazer krem.“Mata aku sudah tidak tahan Diwang, biarkan aku tidur sebentar. Setelah ini, kamu aku habisi,” gumam Gaza dengan wajah tenggelam di bantal.Sontak menguap semua amarah Natasya beberapa saat lalu, ia tertawa geli menyaksikan keajaiban yang baru saja Gaza lakukan. Usai tawanya reda, dihampiri tubuh besar itu kemudian ia lepas sepatu dan blazer sebelum membalikkan badan Gaza dan ia selimuti. Sungguh lucunya mereka berdua sekarang ini. Sepertinya terlalu jahat jika meninggalkan Gaza dalam keadaan terlelap karena efek obat, sedangkan Gaza rela merogoh dompet dalam-dalam demi Natasya tidak menemani tamunya malam itu. “Gaza, Gaza ... kamu terlalu baik apa terlalu bodoh sih,” bisik Natasya pelan.Natasya tatap beberapa saat wajah terlelap itu, menyentuh pela
Read more

Torehan Luka Dari Gaza

“Cek up rutin, aku selalu ke sana tiap ... bertemu tamu.” Menunduk Natasya melanjutkan sarapan.“Sesering itu?” tambah Gaza.“Iya ... ada jadwal sendiri sih untuk yang lebih spesifik, minimal sebulan sekali. Kalau yang seminggu sekali itu aku sendiri yang sangat menjaga tubuh aku. Aku tahu risikonya memang, tapi jaman sekarang canggih selagi kita mau mencegah, akan baik-baik saja.” Mengangkat bahu kecil, Natasya kembali menatap Gaza.“Ada satu rahasia lagi Ga, mami selalu meminta mereka cek up juga sebelum menemui aku. iya sesayang itu mami sama aku. Dan .... “ “Dan?” Gaza mengerutkan kening penuh rasa ingin tahu.“Aku pandai memimpin permainan menjadi aman.” Senyum mengulum Natasya di sertai mengedipkan sebelah matanya.Gaza membanting garpu di tangannya, menatap dingin Natasya yang masih mengumbar senyuman lebar.“Tidak perlu marah begitu Gaza, ingat kamu bukan suami aku. Hanya teman lama yang kebetulan mampu membayar aku datang beberapa kali bukan?” sindir Natasya tajam.M
Read more

Pernikahan Valen

Gaza menekuri layar laptopnya yang menunjukkan beberapa laporan dari beberapa bagian perusahaannya. Fokus penuhnya pada seluruh pekerjaan yang menumpuk seolah tidak ada ujungnya.“Bos, ada tamu“Bos, ada Megantara mau bertemu. Jam kita sangat mepet karena satu jam lagi kita ada pertemuan di Manhattan, waktu lain saja atau bagaimana?” Olan memberikan informasi setelah mengetuk pintu dan di persilakan masuk.Gaza mengangkat kepala dari depan layar, terdiam sesaat dan melepas kaca matanya.“Kita bagi dua, lu sama Manhattan, gua Megantara. Jalan sekarang, jam sibuk Lan.” Gaza langsung memberikan solusi terbaiknya.“Gile lu ya Ga, ngebut banget mau kejar pelaminan?” seru Olan melebarkan mata.“Sialan lu Lan, kita terlalu santai bulan lalu. Harus di kejar sekarang,” kekeh Gaza.“Amnesia lu? Gua ingatkan lagi lu gila bulan kemarin mau bunuh diri sampai tiga kali, giliran sadar malah membebani gua pekerjaan yang enggak ada habisnya.” Olan memaki dengan kesal dan bibir maju.“Lu mau k
Read more

Tamu Sang Primadona

“Papa kamu syok Ga,” bisik Natasya karena merasa senantiasa tatapan papa Gaza mengikuti setiap gerak tubuhnya.Setelah Gaza memperkenalkan Natasya pada papanya, Natasya dapat melihat sorot ingin tahu yang mendalam dari mata tua tersebut. Bahkan Natasya mendengar dengan jelas papa Gaza meminta sang putra untuk berbicara usai acara.Gaza mencari meja paling jauh dari perhelatan di atas panggung megah sana. Ia bahkan tidak menjawab sapaan keluarga mantan calon istrinya, melalui mereka begitu saja hingga menyisakan bisik-bisik sumbang di sekitarnya. Persetan dengan mereka semua, Gaza hadir semata untuk ayahnya. Ketika MC memanggilkan ke panggung untuk foto keluarga, dengan lantang Gaza menjawab tidak mau. Mengabaikan wajah merah sang papa dan kembarannya.“Sudah tinggalkan makanannya, kita pulang sekarang. Aku belikan satu truk nanti.” Gaza menggandeng telapak tangan cantik berkuku merah tersebut untuk bangun dan segera meninggalkan ruangan.Jika di situasi normal pasti Natasya akan
Read more

Bincang Dalam Remang

Gaza memijat keningnya yang semakin pening, ia hanya mengatakan jika Reyhan melakukan pelecehan pada kekasihnya. Menjadikan sang Papa menatapnya penuh rasa ingin tahu, Gaza sudah memiliki kekasih kembali ternyata.“Sudah sadar tapi belum diizinkan memberikan keterangan pada kepolisian. Orang tua Reyhan menginginkan penjelasan dan kejadian lengkapnya. Mereka bilang jika memang benar seperti perkataan kamu kalau anaknya melecehkan pacar kamu. Maka mereka tidak akan melanjutkan laporan mereka. Papa tanya sekali lagi, pelecehan yang bagaimana sampai kamu mau membunuhnya Gaza?” Papa menghempaskan punggung ke sofa rumahnya setelah menggiring si bungsu ke rumah yang sudah lama tidak di datangi.“Dia menyentuh Diwang dan memberikan pelecehan verbal juga Pak, lancang sekali membuntuti Diwang sampai kamar mandi khusus wanita. Apa aku harus diam saja?” Gaza melepas dua kancing setelah melepas jas dan dasi yang terasa mencekik lehernya.“Reyhan tahu kalau dia pacar kamu?” Papa bertanya dengan
Read more

Ancaman Gaza

Gaza menemui Reyhan yang kabarnya sudah sadar diri, di bawah pengawasan ke dua orang tua Reyhan yang menatapnya penuh amarah.“Bisa tolong tinggalkan kami Ma, Pa?” pinta Reyhan pelan.“Tidak apa-apa tidak perlu keluar dari sini Om, Tante. Saya hanya akan mengatakan satu hal sama Reyhan. Silakan dilanjutkan proses laporannya di kantor polisi, saya akan mengikuti semua penyelidikan, karena saya sudah melaporkan kembali tentang apa yang diperbuat kamu pada Diwang secara verbal dan non verbal. Atau saya perlu memberitahu Om dan Tante bagaimana kamu menggoda Diwang?” Gaza berkata dengan senyum kecil. “Kamu tidak bisa mengancam Reyhan seperti itu Gazalio? Terlepas dengan apa yang Reyhan perbuat salah, yang kamu lakukan juga sangat salah.” Papa Reyhan mengatakan dengan tegas.“Iya Om saya bertanggung jawab dengan itu, Om tidak ingin tahu mengapa Reyhan sampai sangat tidak sopan menyentuh wanita yang jelas-jelas bersama saya? Karena Reyhan biasa mengunjungi .... “Reyhan memotong panik.
Read more

Tidak Terduga

“Mau apa menemui kamu?” Gaza menghentikan langkah dan menarik telapak tangan Diwang di genggaman.“Nanti dulu jangan emosi, kita masuk dulu. Aku benar-benar digigiti nyamuk.” Natasya menarik kuat tangan Gaza untuk segera masuk ke dalam Vila.Mamang penjaga Vila Gaza sudah menyiapkan minuman dan camilan untuk keduanya, dan menanyakan apakah mau dibuatkan makanan oleh istrinya atau bagaimana. Gaza sendiri mengatakan beli saja supaya tidak merepotkan istri si Mamang karena sudah gelap harus mereka repotkan.“Aku mau pinjam selimut Ga,” pinta Natasya saat keduanya sudah duduk di sofa ruang tengah.“Kamu itu repot sekali mau cerita, ambil sendiri sana di kamar.” Gaza mengangkat kaki ke sofa dan merebahkan punggung di sana, kedatangan Natasya membuatnya sangat terhibur dari kepala yang terus berputar-putar mengenai keonaran yang ia buat dua hari lalu.Natasya kembali dengan membawa selimut dan dua bantal, ia juga capai mengemudi lama selama perjalanan. Memutuskan bercerita dengan posi
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status