All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Presdir Lumpuh: Chapter 111 - Chapter 120

124 Chapters

BAB. 111

22. SISI LAIN SIERRASierra terkesiap. Ia hanya bisa menyunggingkan senyumnya di depan Dikta. Begitupun Dikta sebaliknya, ia benar-benar canggung akan apa yang dilakukan oleh Sierra. Padahal mereka sudah lama saling kenal. Ingin sekali Dikta membuka obrolan dengannya, namun bibir ini terlalu sulit untuk terbuka.Mereka saling menautkan pandangan satu sama lain. Menatap saling lekat. Namun terkesiap lagi karena malu.Membuang pandangan ke arah lain, harap-harap itu bisa meredam suasana yang terlanjur menegang. Mungkin mereka masih tertaut pada masalah sebelumnya.Tapi Sierra mengakui jika itu bukanlah kesalahan Dikta saja. Melainkan salahnya juga. Benak mereka sama-sama ingin mengatakan permintaan maaf atas kejadian masa itu. Kejadian itu benar-benar terjadi di luar kendali mereka. Sehingga ada alasan tersendiri dalam benak mereka, untuk saling menerima dan mengakuinya.Sebisa mungkin Dikta melemparkan pandangannya ke arah lain untuk meredam rasa canggung juga salah tingkahnya ini. A
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 112

“Wah! Kakek tak menyangka jika kau benar-benar bisa memasak seenak ini, Sie. Sepertinya kita bisa membuka peluang usaha baru dengan kemampuan Sierra,” goda kakek Sierra membuat Sierra tersenyum merekah karenanya.“Ah, Kakek. Kalian ini terlalu berlebihan.”“Siapa yang berlebihan? Kita benar-benar mengatakan ini apa adanya kok. Betulkan, Dik?”Dikta hanya mengangguk begitu saja. Sesekali ekor mata Dikta mendapati Sierra yang terus memperhatikannya. Dan selalu ada saja moment ketika tatapan mereka bertemu satu sama lain. Yang membuat salah tingkah karenanya. Dikta berusaha meredam rasa salah tingkahnya itu. Ia selalu membuang muka kala mata mereka terantuk.Istirahat sudah selesai, rapat kembali dimulai. Semua orang-orang penting yang terlibat, sudah berkumpul di tempatnya masing-masing. Bahkan beberapa dari mereka sudah menyelesaikan tugasnya. Semua tugas audit dan rapat berjalan sebagaimana mestinya. Mungkin bisa dibilang sangat lancar dari sebelumnya.“Ya, rapat kita tutup. Terima k
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 113

Pagi datang menjelang. Seperti biasa, Sierra sudah menyiapkan apa yang biasa ia lakukan sebelumnya. Bahkan jika ia tak melakukan rutinitas itu sebelum pergi ke kantor, rasanya ada yang hampa bagi hidup Sierra.Begitupun sebaliknya dengan Dikta, walaupun sebetulnya canggung akan apa yang dilakukan oleh Sierra. Akhirnya Dikta menuruti dan mulai terbiasa akan hal yang dilakukannya. Sebab Sierra sering kali mengatakan pada Dikta, jika ia melakukan ini dengan sukarela. Beruntungnya di apartment Sierra hanya ada pegawai tukang kebun saja, jadi Sierra dan Dikta bisa bebas melakukan apapun. Namun dalam konteks yang masih batas wajar tentunya. Padahal mereka ini sudah menjadi suami istri, sah pula. Namun rasa canggung masih saja menyelimuti mereka. Agaknya Dikta tak pernah bosan menceramahi Sierra agar tak terlalu kecapean.Ia takut Sierra terlalu memaksakan diri. Dikta yang merasa asing dengan hal ini, akhirnya Dikta mulai terbiasa. Jikalau ada hal yang membuatnya tak enak ia langsung menyu
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 114

Entah ini sudah laporan ke berapa kali Noah mendapatkan kabar hotel bayangannya ini di segel oleh pihak kepolisian. Salah satu mata pencahariannya benar-benar dibuat porak poranda. Noah sudah pusing sepuluh keliling. Ia tak tahu harus memanipulasi hukum seperti apa lagi. Mengingat Dikta juga orang yang cerdik perihal hukum, semenjak diasuh menjadi cucu Kurniawan.Sepertinya Noah akan mempercepat langkahnya untuk membunuh kakek tua itu. Ia sudah geram karena sosoknya berhasil menjadi parasit baginya. Hanya saja Noah tak bisa gegabah dalam melancarkan aksinya itu. Sebab pria tua itu bisa menjadi jebakan untuknya.Noah hanya bisa mondar-mandir di kamar Bella saat ini. Keberhasilan Dikta memberantas kaki tangan serta para pembelot Kurniawan benar-benar menyiksa dirinya. Bahkan mengancam kuasanya yang mendalangi semua perbuatan keji ini. Semua kekayaannya perlahan menipis, bahkan banyak berkurang dari target yang sudah direncanakan. Tak hanya hartanya saja yang terancam, tapi kuasanya d
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 115

Sesampainya Dikta di apartment Sierra, ia hanya bisa berlalu begitu saja ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Pikirannya berkecamuk tak menentu ke sana kemari.Tok. Tok. Tok. “Dikta?”Dikta terbangun dari tidurnya. Ia melihat Sierra yang meminta izin masuk ke dalam kamarnya. Membawa segelas kopi, harap-harap bisa meluruhkan rasa badmoodnya itu.“Ah, terima kasih Sie.”Dikta langsung mengambil gelas berisi kopi itu. Ia masih termenung sambil memegangi gelasnya itu. Agaknya Dikta masih sulit untuk konsentrasi akan apa yang dialaminya selama ini. “Kau pasti memikirkan hal itu bukan?”Dikta mengangguk seiring menyesap kopinya yang hangat. Ia benar-benar sedang di tepi jurang. Atau mungkin bisa dibilang buntu sekali untuk menemukan jalannya.“Sie, apa hubungan bisnis kalian benar-benar baik selama ini?”“Dengan?”“Ayah Bella?”Sierra termenung. Ia masih enggan mengingat masa lalu yang memilukan itu. Karena pergaulannya dengan ayah Bella dan ayah Noah, ayahnya jadi i
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 116

Dikta terperangah, dia membelakakkan matanya sekarang. Kedua mantan mertuanya itu terkapar, dan malangnya di depan matanya ayah mertuanya dihabisi begitu saja. Dikta yang geram berusaha mengejar siapa penembak yang bersembunyi di gudang tadi. Dikta berlari kencang, melawan rasa sakit kepalanya akibat hantaman tongkat baseball yang mengenai kepalanya. Pria itu kabur, melesat dengan cepat berlari dari arah gudang ke depan. Dari belakang Dikta menyusul berlari kencang, seperti mengenal sosok tersebut, dia mempercepat langkah kemudian menarik jaket hitam yang dikenakan pria yang akan kabur itu. Dikta menarik dengan kedua tangannya hingga pria itu terjerembab. Pria itu menggunakan pakaian serba hitam yakni pakaian serba hitam, sepatu hitam, bertopi hitam, masker hitam dan tak lupa kedua tangannya menggunakan sarung tangan. Dikta menarik masker dan topi pria itu, membuangnya asal, dan ketika semuanya terlepas pria itu tertawa. “Hahaha ... Sudah pas bukan waktunya?” ujar Noah, dia seakan
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 117

Dikta menerima telepon dari kakek Sierra, menyuruhnya untuk segera datang ke rumah orangtua Bella. “Aku ada di apartemen, Kek,” ucap Dikta, dia seketika teringat amanah dari ayah Bella yang merupakan mertuanya dulu. “Kau harus bawa mayatku juga istriku. Tolong kebumikan kami dengan layak. Aku yakin hidupku sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi,” ucap ayah Bella sesaat sebelum dia tewas karena peluru yang bersarang di kepalanya. Dikta tak bisa untuk tidak sedih, marah dan kecewa, perasaan itu campur aduk di dalam hatinya sekarang. Karena sudah ditunggu oleh kakek, dia segera turun dan menuju ke rumah Bella lagi. Beberapa menit kemudian Dikta sampai di kediaman orangtua Bella, bunga duka sudah berjejer rapi di depan gerbang rumah, banyak mobil yang juga berderet-deret memenuhi tepi jalan. Dikta memarkirkan mobilnya, agak jauh dari kediaman mantan mertuanya itu. Dia turun kemudian melangkah masuk ke sana, orang-orang sudah datang untuk melawat. Dikta melihat ada Bella di sana y
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 118

Satu persatu masalah menghampiri Dikta, hampir tak berkesudahan, satu masalah selesai satu lagi muncul. Dia hampir gila, merasa ingin menyerah saat ini karena salah satu dari masalah tersebut adalah Sierra. Istrinya itu adalah kekuatannya, harta yang ia punya satu-satunya. Sedang mengandung buah hati mereka, tapi karena termakan hasutan orang dia lebih memilih pergi meninggalkannya. Dikta tidak tahu harus mencari Sierra ke mana. Ponselnya juga tak aktif, tidak bisa dihubungi sama sekali. Dikta juga tak mendapati istrinya ada di rumah kakeknya. Dia tak tahu apakah ada tempat tinggal Sierra yang lain atau istrinya itu hanya tidur di hotel. Dikta akhirnya membiarkan istrinya itu menenangkan diri dan dia berjanji akan mengurus masalahnya supaya cepat selesai. Pagi ini Dikta pergi ke kantor seperti biasanya, hari ini kakek sudah bilang tidak akan mampir ke kantornya, kakek membantu Dikta mencarikan investor baru untuk perusahaan yang dipimpin oleh Dikta itu, pria itu bersyukur sekali.
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 119

Dari root top bangunan di seberang jalan, tepatnya di seberang kosan Sony, seorang pria mengawasi Sony yang sedang dikepung oleh Dikta dan pengawalnya.Pria itu sudah siap dengan senapan laras panjangnya, bersiap membidik target. Saat itu Dikta menanyai Sony, tapi dia diam ... tidak mau berkata jujur. Setelah dihajarpun Sony ditanya kembali oleh Dikta. “Sekarang!” perintah wanita dari telepon, kepada pria yang menggunakan penutup kepala dengan earpiece di telinganya. Dan ... DOR! Dikta dan ketiga pengawal terkejut, mereka menoleh sekeliling dan mencari sumber suara. Setelah beberapa menit barulah Dikta tahu, seseorang mencoba lari dari rooftop rumah di seberang kostan yang ditinggali oleh Sony. “Di sana! Tangkap!” perintah Dikta menunjuk ke bangunan di seberang kostan, dua pengawal langsung bergerak untuk mengejar penembak Sony. “Urus mayatnya,” titah Dikta pada dua pengawal yang sedari awal memegangi tubuh Sony, dan sekarang dua pengawal itu sedikit gemetar yang mereka
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

BAB. 120

Tapi Bella malah menarik paksa pria itu dalam pelukannya. Pelukan yang selama ini ia elu-elukan setiap malam. Jujur saja, Bella sangat merindukan Dikta kala ini. Ya, dia sangat menginginkan Dikta kembali dalam pelukannya. Kembali merajut dunia yang telah lama hilang. Ternyata Bella baru menyadari, jika Diktalah yang berhasil membangun dunianya terasa megah. Atau bisa dikatakan hanya Dikta yang bisa mengerti segala keinginannya. Bukan Noah maupun kedua orangtuanya. Bahkan bisa dikatakan jika Diktalah yang berhasil membuatnya menjadi istri yang layak. Dia berhasil mengagungkan Bella dengan segala perjuangannya yang tulus itu. Dan tak pernah Bella temukan pada Noah hingga saat ini. Andai saja waktu bisa diputar kembali, mungkin Bella takan pernah melakukan itu. Dan mungkin saja anaknya masih hidup sampai saat ini kan?Dikta menepis segala rayuan Bella yang mulai menjalari tubuhnya. Sungguhpun, Dikta jijik dan muak sekali. “Bella! Lepaskan! Kenapa kau mau menjadi jalang seperti ini,
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status