"Ya Allah, Fika. Aku harus bagaimana jelasin ke kamu dan Pak Wijaya ya? Sepertinya ada yang membuat kamu berubah gini," ungkap Haris. Aku menoleh ke arah papa. Mana mungkin papa sembarangan memfitnah orang. Haris saja yang pandai bersilat lidah.Kemudian, aku mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Sebab, kantor polisi sudah berada di depan mata.Aku dan papa segera turun dari mobil dan masuk ke kantor. Lalu lalang petugas membuat kami berdua celingukan mencari komandan."Wah, Pak Wijaya sudah datang!" teriak komandan Aji, seperti tulisan di papan namanya yang kubaca."Iya, Pak. Tadi dapat kabar katanya buronan Syakila dan Danu sudah ditemukan, apa itu betul?" tanya papa tanpa basa-basi."Duduk, Pak!" seru pak polisi. "Begini, Pak. Ya, tadi sudah tertangkap oleh polisi dan beberapa preman di sana. Tapi, saat di jalan, mereka menyeburkan diri ke kali. Sampai saat ini, sedang dalam pencarian tim kami," sahutnya membuatku menghela napas panjang. Astaga, kedua orang itu licin seka
Last Updated : 2023-01-15 Read more