"Hayo, berani nggak, Mas?" tanya Delia sambil tersenyum."Jebakan ini," sahut Samudra cepat. Membuat Delia ganti yang terkekeh. Entahlah, Delia sangat penasaran. Tidak pernah sekali saja sang kakak menceritakan sosok gadis yang ditaksirnya. Terkadang terbesit pertanyaan konyol, 'Apa kakaknya termasuk pria tak normal?'"Mas, bulan depan usia Mas genap tiga puluh dua tahun. Hmm, kapan mau ngenalin calon istri pada kami?"Samudra tersenyum simpul. Tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu. Seperti rekan-rekannya, dia juga ingin menikah dan memiliki keluarga. Tiap pertemuan alumni, mereka datang bersama keluarga kecilnya. Dengan bangga mengenalkan istri dan anaknya. Sungguh momen yang selalu dinantikan oleh insan lajang seperti dirinya. Samudra mengangkat wajah menatap adiknya. "Bukan sekarang, Delia. Kalau sudah ketemu yang tepat, pasti Mas kenalkan pada keluarga."Delia menyangga dagunya dengan kedua tangan dan menenung lekat pria di hadapannya. Dia tidak menyadari bahwa tatapan lembu
Read more