“Ck. Kenapa Sandra tidak menjawab teleponku, sih,” keluh Aldric sambil melempar pelan ponselnya ke meja.“Santai. Leah bilang, Sandra sedang ada customer di toko,” balas Marvin.“Padahal tadi pagi, Sandra tidak mengatakan akan ke toko. Ia bilang ingin mematangkan konsep syukuran saja.”“Ya, sudah. Kita makan siang saja, yuk.”“Malas.”Marvin memperhatikan wajah sahabatnya. Beberapa hari ini, Aldric memang terlihat lesu. Bahkan, lelaki tampan yang biasanya selalu rapi, kini sering tampil urakan dengan dasi di lepas dan lengan kemeja yang digulung sampai ke siku.“Sepertinya kamu sakit, ya?” tanya Marvin.“Tidak,” jawab Aldric singkat. “Aku baik-baik saja. Tapi, memang beberapa hari ini aku malas sekali.”“Malas bagaimana, sih?”“Ya … malas, Marv. Malas makan, malas mandi, malas mikir, entahlah.”“Kecuali satu. Pasti kamu tidak malas bercinta, ‘kan,” canda Marvin.“Nah. Semua perasaan malasku hilang jika bersama Sandra. Cuma dia yang bisa membangkitkan semangatku.”“Dasar bucin tingkat
Last Updated : 2023-08-09 Read more