Bab 1PENGHIANATAN HISYAMTin tiiin ....Terdengar suara klakson dibunyikan panjang. Sekar bergegas menuruni tangga."Bun, Sekar berangkat dulu, ya! Sudah dijemput!" pamit Sekar."Iya, Nduk. Hati-hati!" sahut Ibunya."Bunda istirahat saja. Gak usah ngerjakan apa-apa. Biar Mbok Nah saja.""Bunda bosen, Nduk, kalo gak boleh ngapa-ngapain," sahut Ibunya."Bunda kan, baru sembuh. Jadi, gak boleh terlalu capek.""Iya, Nduk. Udah sana berangkat. Kasihan bosmu nunggu lama.""Iya, Bun. Assalamualaikum," ujar Sekar sembari mencium tangan Ibunya."Waalaikumsalam," sahut Ibunya.Sekar segera meninggalkan rumahnya. Rumah minimalis yang dibeli dari hasil catering Bundanya. "Halo, sayang! Maaf, ya, nunggunya lama!" ujar Sekar setelah masuk ke dalam mobil."Gak papa. Disuruh nunggu berapa lamapun aku siap, kok! Apapun buat kamu, sayang!""Ish ... pagi-pagi sudah gombal. Udah ah, ayo, berangkat!""Oke, sayang!"Aldi, atasan sekaligus kekasih Sekar segera melajukan kendaraannya. Aldi merupakan direkt
Read more