Semua Bab UANGKU BUKAN BERARTI UANGMU, MAS!!!: Bab 61 - Bab 70

128 Bab

61. kemarahan dendi

Pov LusiSampai esok hari, pesan ku tak kunjung dibalas oleh Mbak Ida. Ibu sudah berkali-kali tanya padaku tentang balasan Mbak Ida. Aku sampai jengah dibuatnya. Ibu terlihat sangat tidak sabar.*****Tuuut.... Tuuuut.... Tuuuut...!!!Aku mencoba menghubungi Mas Bowo, itupun juga atas permintaan Ibu. Tak berapa lama, sambungan telepon ku tersambung dan diangkat oleh Mas Bowo."Halo Wo, hari ini kamu ijin libur aja ya!" Seru Ibu saat Mas Bowo mengangkat teleponya."Iya, uda lah gak papa. Orang cuman ijin sehari aja masa' gak boleh sih. Uang mobil lebih penting tau gak ketimbang gaji kamu sehari dipabrik." Tukas Ibu ketus.Ibu sepertinya sedang meledak, padahal dulu Ibu seperti sayang kepada Mbak Ida. Tapi semenjak Mbak Ida menolak untuk rujuk, Ibu jadi membenci Mbak Ida.Bahkan, Ibu jadi mengungkit apa yang sudah dia berikan pada Mbak Ida. "Yasudah, Ibu tunggu dirumah. Cepet kesini."Sambungan telepon pun dimatikan. Dan Ibu memberikan hp ku kembali"Kamu cepet ganti baju.""Lah mau ke
Baca selengkapnya

62.melabrak lusi

Tok tok tok!!!"Siapa?" Tanya ku kalq sedang rebahan diatas kasur saat melepas lelah."Anita...""Masuk Nduk!"Ceklek!!!Anita membuka pintu kamar ku, kemudian berjalan menghampiri ku dan duduj disisi ranjangku"Mmm Ibu capek gak?" Tanya nya sedikit ragu"Sedikit, kenapa Nduk?""Mau Nita pijiti Bu?"Aku mengernyitkan dahi, tak biasanya putriku ini bersikap seperti ini. Biasanya, ada hal yang sedang ingin ia utarakan padaku jika dia menghampiriku."Kamu ada perlu apa sama Ibu!" Aku bangkit dan membetulkan posisi duduk ku disamping Anita."Sini, cerita sama Ibu?"Anita masih diam. Dia nampak bimbang, ingin berbicara apa tidak, itu sungguh membuat ku penasaran dibuatnya."Kenapa Nduk? Cerita sama Ibu. Ibu siapnkok dengerin kamu cerita. Curhat aja sama Ibu, Insyaallah Ibu bisa kasih solusi." Jawab ku bijak"Mmm, Ibu ida baca status tante Lusi gak?""Status, status apa Nduk?" Anita kembali diam tak menjawab ucapanku. Tanpa pikir panjang, aku langsung menyambar tas yang tergeletak diatas n
Baca selengkapnya

63.aku ingin anak!!!

Pov LusiKarena pertengkaran ku tadi pagi, Mas Dendi pun pergi begitu saja dari rumah dan baru balik lagi pada siang harinya Tentu saja itu sangat membuatku sedih dan gelisah. Apalagi, baru kali pertama ku lihat Mas Dendi semarah ini, bahkan sampai membentak dan menyeret ku. Padahal dulu dia sangat lemah lembut dan juga sangat manis, tak pernah sekalipun ucapan keras yang terlontar dari mulutnya.Tapi hari ini, aku melihat sisi yang berbeda dari Mas Dendi yang dulu ku kenal. Sisi manis, lembut dan hangat itu kini sirna.Ceklek!!! Pintu rumah terbuka, dan kudengar derap langkah besar masuk kedalam rumah. Sudah dapat kupastikan bahwa itu suara langkah Mas Dendi.Akupun mengusap air mata, kemudian berlalu keluar kamar dan menemui Mas Dendi yang sedang duduk santai didepan televisi."Mas, maafkan aku!" Ucapku mengiba padanya. Tapi dia tetap tak bergeming. Bahkan malah asyik memainkan ponselnya, sambil merebahkan tubuhnya diatas sofa dan berkirim pesan dengan seseorang disana, entah de
Baca selengkapnya

64.kemarahan bowo pada Ida

Aku pulang dengan perasaan yang masih mengganjal dan berapi-api. Amarahku kepada mereka masih belum mereda.Untung saja aku masih bisa menyetir mobil dengan selamat sampai rumah. Terlihat didepan rumah Emak, Bapak, dan Anita menunggu dengan cemas.Bahkan saat aku masuk kedalam garasi, mereka nampak berdiri dari duduknya dan menghampiri ku "Dari mana Nduk malam-malam gini?" Tanya Bapak dengan halusMungkin beliau paham kalau putrinya sedang dibalut emosi."Ida capek Pak. Ida mau istirahat." Ucapku yang memang tak ingin membahas masalah tadi."Yasudah, kalau kamu gak mau cerita. Mmm tapi bisa gak kita bicara masalah toko buat besok?" "Boleh, tapi Ida ganti baju dulu. Bapak sama Emak tunggu diruang keluarga aja.""Iya Nduk..." Aku langsung berjalan masuk kedalam rumah. Tapi sebelum masuk, aku menyalami tangan Emak dan Anita tanpa mengucap sepatah kata pun.Anita menatap ku dengan wajah yang entah sedang memikirkan apa. Tapi aku juga sedang tak mood untuk bertanya padanya. Dan memilih m
Baca selengkapnya

65. ketulusan Fero

Setelah kepergian Mas Bowo, membuat kepalaku kembali pening. Baru saja mendingan, eeeh sekarang dibuat sakit kembali."Emang deh, keluarga mereka ini tak tau malu sekali." Gerutuku dalam hati sambil memijat kepala ku yang pening dengan sedikit keras.Aku kembali keluar kamar menemui Bik Darmi yang sedang sibuk membuat bolu pesanan pelanggan ku."Bik, bolu nya uda mateng belum?""Bentar lagi Bu, kenapa?""Habis ini ke kamar ya, tolong kerokin. Kayak nya aku benar-benar sedang K.O Bik!" Ucapku sambil mengeluk kepala kekanan dan kekiri. "Oh beres Bu, bentar ya. Kayak nya lima menit lagi bolunya matang."Aku mengangguk meninggalkan Bik Darmi masuk kedalam kamar sambil memijat tengkuk ku yang sangat berat.Astaga, aku kenapa sih... Kok rasanya tubuh ini gak bisa diajak kompromi. Kepalaku pusing banget, bahkan tadi malam mendadak tubuhku menggigil akibat panas tinggi. Tapi tadi pagi aku uda merasa enakan.Tok tok tok!!!"Masuk Bik, pintunya gak dikunci kok!" Seruku dari dalam kamar.Sepulu
Baca selengkapnya

66.bukan calon menantu kok

Malam harinya, Emak dan Bapak datang menjenguk ku bersama dengan Dadang dan Yum. Mereka terpaksa menutup toko lebih awal."Gimana Nduk, keadaan kamu?" Tanya Emak yang baru saja sampai diruangan ku.Nampak dari raut wajahnya, beliau sangat khawatir kepadaku."Alhamdulillah baik Emak!""Kamu harus banyak istirahat, jangan banyak pikiran juga, biar toko Emak dan Bapak yang menangani."Aku mengangguk, tapi jujur hati kecilku masih saja penasaran dengan keadaan toko."Emak, tadi ditoko bagaimana?""Alhamdulilalh, rame Nduk! Emak juga gak nyangka, meskipun toko baru buka, pembeli sudah banyak."Alhamdulillah, aku sangat senang mendengar ucapan Emak."Kamu tau Nduk, bahkan kita tadi punya pelanggan yang borong snack buat dia hajatan 200box." Kata Bapak yang membuat ku makin bahagia."Waaah seriusan Pak, barakallah sekali! Semoga hasil hari ini berkah ya Pak!" Tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur kepada Allah."Aamiiiin...." Jawab mereka secara serempak."Mmm kayak nya kita butuh tenaga
Baca selengkapnya

67.ketuk palu

Beberapa hari setelah memulihkan kesehatan, aku membantu Emak dan Bapak ditoko. Barakallah toko sangat ramai. Bahkan baru buka seminggu, kami memiliki banyak pelanggan."Alhamdulillah ya Mak!" Ucapku bahagia tak terkira"Iya Nduk, Emak juga bahagia. Gimana gak bahagia, sehari kita bisa dapat penghasilan bersih paling tidak hampir tujuh jutaan."Bapak yang sedari tadi sibuk diluar bersama kedua pegawainya, berjalan mendekati kami."Nduk, Bapak mau bicara." Nampak raut muka Bapak yang sedikit serius."Iya Pak, mau ngomong masalah apa?" Tanya ku yang juga penasaran"Gini, disebrang sana kan ada tanah yang dijual, gimana kalau kita beli. Yaa siapa tau bisa kita buat kos-kosan atau rumah makan seperti keinginan mu dan Emak."Aku hanya diam. Benar juga kata Bapak. Ketimbang uang ini bakal habis terpakai untuk hal yang sia-sia, mending secepatnya aku investasikan saja."Boleh Pak, emang sekitaran berapa ya Pak harganya?""Ya kemungkinan satu miliyar lebih Nduk! Kan kamu tau sendiri, tanah it
Baca selengkapnya

68. setelah kepergian Dendi

Pov LusiTiga hari Mas Dendi pun pergi dan tak pulang-pulang. Aku sudah menghubunginya tapi tetap nihil, hp nya tetap tak aktif.Bahkan aku meminta bantuan Mas Bowo untuk mencarinya ditempat biasa dia nongkrong. Ataupun dirumah teman akrabnya. Tapi juga nihil.Tangisku makin pecah, aku seperti orang gila saja. Kulihat Ibu dan Mas Bowo yang sedang menatap ku pilu."Huhuhu Mas Dendi Bu, Mas Dendi gak pulang-pulang!" Isak ku"Iya sabar Nduk, nanti juga pulang kok."Mas Bowo nampak begitu geram. Entah dengan siapa, geram sama Mas Dendi atau ulah calon mantan istrinya."Besok akan ku buat perhitungan dengan Ida.""Jangan Mas, nanti Mas Dendi makin marah padaku. Huhuhu!""Sudah kamu diam saja. Kamu mau suamimu kembali atau tidak!" Disaat hatiku kalut, Mas Bowo malah membentak kuMembuat ku malah menangis tersedu. Dengan sigap Ibu langsung memeluk ku. Dan membelaku dengan memarahi Mas Bowo"Kamu tuh gimana sih, adeknya lagi sedih malah dibentak-bentak. Dadi Mas Kok ra njowo. (Jadi kakak kok
Baca selengkapnya

69. pengusaha sukses

Jangan lupa untuk tinggalkan like dan komen ya...Terimakasih dan selamat membaca...****Setahun setelah perceraian ku dengan Mas Bowo, aku sama sekali tak pernah mendengar kabarnya lagi. Mereka juga sama sekali tak pernah mengusik kehidupan ku.Walaupun Mas Bowo masih pernah datang kerumah untuk menjenguk putrinya, karena setiap kali Nita diminta Mas Bowo untuk menginap dirumah neneknya, dia tak pernah mau.Meskipun mau berkunjung kesana, itupun hanya sebentar. Malam harinya juga dia kembali pulang. Dan akupun juga tak pernah ikut serta kesana, ataupun memiliki niatan untuk menemui Mas Bowo saat berkunjung kerumah.Dan aku pun menjalani hidup ku dengan penuh kesibukan. Apalagi, kini aku mempunyai usaha baru dibidang kuliner.Ya, tanah yang dulu ku beli kini sudah ku jadikan sebuah rumah makan dengan tema terapung. Jadi aku dan Bapak berinisiatif membuat saung yang dibawahnya terdapat kolam koi. Seakan-akan pengunjung makan diatas sungai Apalagi, kini aku juga membuka toko plastik d
Baca selengkapnya

70.ternyata wanita itu!!!

"Tante Fira..."Melisa yang sedari tadi berdiri disisi Bude Mai pun berlari kearah wanita itu.Bahkan Bude Mai juga mendekat kerahnya. Mereka nampak sangat dekat. Dari gestur tubuh mereka, sepertinya wanita ini adalah teman dekat Fero."Ah syukurlah akhirnya dia bisa mendapatkan pengganti setelah beberapa tahun menduda" pikirku.Bahkan saat acara ulang tahun Fero berjalan, dia tak sungkan berdiri disebelah Fero. Menatapnya manis, dan tersenyum penuh arti. Fero yang berada disampingnya juga nampak begitu nyaman. Bahkan saat potong kue, wanita pertama yang diberikan olehnya setelah ibunya adalah dia, si Fira.Bahkan Fira memberikan kado yang sangat besar untuknya. Maklum, namanya juga kekasih hati sedang melaksanakan hari spesialnya, sudah pasti sang pujaan hati memberikan kado yang spesial pula.Tanpa sadar, ada sedikit nyeri yang tergores direlung hati. Tapi buru-buru ku tepis dan ku kubur dalam-dalam. Karena aku sudah berjanji untuk tidak mudah membuka hati. Karena cukup untuk ku se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status