Share

61. kemarahan dendi

Pov Lusi

Sampai esok hari, pesan ku tak kunjung dibalas oleh Mbak Ida. Ibu sudah berkali-kali tanya padaku tentang balasan Mbak Ida. Aku sampai jengah dibuatnya. Ibu terlihat sangat tidak sabar.

*****

Tuuut.... Tuuuut.... Tuuuut...!!!

Aku mencoba menghubungi Mas Bowo, itupun juga atas permintaan Ibu. Tak berapa lama, sambungan telepon ku tersambung dan diangkat oleh Mas Bowo.

"Halo Wo, hari ini kamu ijin libur aja ya!" Seru Ibu saat Mas Bowo mengangkat teleponya.

"Iya, uda lah gak papa. Orang cuman ijin sehari aja masa' gak boleh sih. Uang mobil lebih penting tau gak ketimbang gaji kamu sehari dipabrik." Tukas Ibu ketus.

Ibu sepertinya sedang meledak, padahal dulu Ibu seperti sayang kepada Mbak Ida. Tapi semenjak Mbak Ida menolak untuk rujuk, Ibu jadi membenci Mbak Ida.

Bahkan, Ibu jadi mengungkit apa yang sudah dia berikan pada Mbak Ida.

"Yasudah, Ibu tunggu dirumah. Cepet kesini."

Sambungan telepon pun dimatikan. Dan Ibu memberikan hp ku kembali

"Kamu cepet ganti baju."

"Lah mau ke
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status