Duhh, sungguh pernikahan seorang duda dan janda tak semudah seorang perjaka, banyak yang harus dipertimbangkan, aku tak ingin Sandrina merasa dilema akibat pernikahan ini.Akan tetapi, hati ini berkata lain, seolah menuntut agar segera menghalalkannya, tak dapat dipungkiri, memang diri ini hampir tenggelam dalam rasa sepi.Ya Tuhan, ternyata mengalami masa puber kedua itu sangat mengesankan."Sandrina, mau ga punya mama baru?" tanyaku pada suatu pagi, untung Haura dan ibu belum menampakkan diri."Emang kenapa? bukannya Ina masih punya mama?" tanya gadis itu dengan polosnya."Tapi, Papa sama Mama sudah pisah, Sayang, ga bisa sama-sama lagi."Gadis kecil itu terdiam, aktifitas sarapannya pun terhenti, seketika perasaan bersalah menyeruak, takut jika pertanyaan tadi akan melukai hati gadis kecil itu."Terserah Papa saja tapi ....""Tapi apa, Sayang?" "Ina mau ketemu Mama, sekali saja," ungkapnya memelas.Kutahu ia begitu rindu dengan sosok ibu. Namun, aku tak pernah mengizinkan jika ia
Read more