Hati sudah tak tenang semenjak tahu ternyata Pak Pram telah menabrak seseorang dengan ciri-ciri seperti yang dimiliki Dina. Bagaimana jika itu benar Dina? Aku harus bagaimana, mengakuinya hingga semua ini kembali sampai ke telinga Siska?Tidak boleh, Siska tidak boleh tahu. Atau jika tidak, dia akan kembali mengganggu ketenangan Dina.[Hallo, Pak Fadly]Suara di sambungan telpon seberang sana membuyarkan daya pikirku.[Eh, iya Pak. Yasudah tidak apa-apa, Pak. Lain kali saja kita susun kembali waktunya.][Sekali lagi, saya sekeluarga minta maaf ya Pak.][Tidak apa-apa, Pak.]Kututup telpon sambil menatap dua wanita di hadapan. Mereka terlihat terperangah."Ada apa, Pa?" tanya Mira dengan mimik mulai berubah tegang."Fandy tadi habis nabrak orang.""Apa? Kok bisa? Aduh, gagal deh ketemuan, padahal udah pengen banget, Pa. Apa kita samperin aja ke rumah sakit?"Mira terlihat kecewa."Ya jangan, Mira. Udah sabar, kita susun lagi deh jadwalnya, ya."Siska seketika membujuk. Tapi tak jua mem
Read more