All Chapters of Sang Penguasa : Chapter 91 - Chapter 100

"Uang memang memegang peranan penting dalam banyak hal. Pembangunan sekolah membutuhkan uang, sementara Carbonate Company sama sekali tidak kekurangan uang. Apalagi putra Novanda bersekolah di Universitas Northern. Tentu saja sekolah akan memperlakukannya seperti raja."Nova Fauzia mengangguk seolah-olah dia dapat mengerti, kemudian mengutuk, "Perbuatannya benar-benar licik."Setelah jeda, dia bertanya lagi, "Apakah kamu benar-benar akan membuat kepala sekolah berlutut?"Fugaku Meteor berdiri dengan tangannya di belakang, pandangannya ke arah kejauhan, lalu berkata dengan ringan, "Orang yang melakukan kesalahan, harus bisa menerima hukuman. Jika tidak, maka dunia akan kacau balau."—Setengah jam kemudian, setelah Hassan Wirajuda pergi, giliran Bashar Assad yang datang. Namun, pintu villa tertutup rapat-rapat. Melihat ke arah dalam villa, raut wajah Bashar Assad berubah menjadi kaku dan tegang.Namun, dia tetap berlutut di depan pintu villa. Terik matahari di atas kepalanya membuat ke

Yang tidak terpikirkan oleh Fugaku Meteor adalah, ternyata, Ivone Ling adalah penerus Rover Evoque.Melihat Fugaku Meteor termenung, Aprilia Darmawangsa lanjut bertanya, "Apakah kamu sudah menemukan pekerjaan? Apakah kamu berencana untuk bekerja di YNetwork?"Fugaku Meteor langsung mengelak, "Masalah pekerjaan, aku akan memikirkannha nanti."Aprilia Darmawangsa mengangguk dan tidak berkata apa-apa lagi. Aprilia Darmawangsa merasa bahwa sekarang ketiganya telah tinggal serumah, dan sebagai seorang ayah, Fugaku Meteor perlu memiliki sebuah pekerjaan dengan gaji yang stabil dan jenjang karir yang jelas.Fugaku Meteor juga sedang memikirkan hal ini. Dia juga merasa bahwa sudah saat baginya untuk mencari sebuah pekerjaan. Apa jadinya jika dia selalu menganggur di rumah?"KRING!" Tiba-tiba, telepon berdering.Marc menelepon. Fugaku Meteor tertegun sejenak, "Untuk apa dia menelpon selarut ini?" Gumamnya."Ada apa?""Tuan Fugaku, sesuai perintah Anda, saya menelpon untuk melapor." Di seberang

Dalam pertemuan penawaran YNetwork, keluarga Vegas awalnya hanya ingin mencoba keberuntungan, namun tidak disangka benar-benar dimenangkan oleh Fugaku Meteor.Awalnya mengira ini adalah permulaan yang baik, tidak disangka malah akan melalui serangkaian liku-liku. Keluarga Vegas bangkit bagaikan dari langit ke bumi, lalu kembali jatuh ke bumi, dan akhirnya naik lagi ke surga. Hampir saja membuat jantung keluarga Vegas copot.Untungnya, dengan adanya Dimitri Vegas yang mewakili keluarga Vegas untuk menandatangani kontrak dengan YNetwork. Proyek ini berhasil dimenangkan secara resmi, YNetwork juga membayar sejumlah uang muka kepada keluarga Vegas.Meskipun bagi YNetwork uang muka itu tidak lebih dari sepeser uang, namun bagi keluarga Vegas, ini sudah merupakan jumlah yang sangat banyak.—Pagi-pagi sekali, anggota keluarga Vegas telah tiba di ruang konferensi Aberdeen Company. Semua orang tertawa terbahak-bahak setelah mendengar informasi mengenai uang deposit."Hmm… Dimitri, karena uang

"Ayah, maaf." Shanny Vegas berdiri dan memandang Dimitri Vegas, berkata, "Uang bukanlah segalanya di dunia ini, tetapi tidak ada uang tidak dapat melakukan apapun. Aku sudah muak dengan sikap orang-orang di YNetwork, aku ingin pergi ke Martyr Company""Tapi, Martyr Company sudah menjadi milik keluarga Diningrat sekarang, apa kamu sudah lupa bagaimana keluarga Diningrat memperlakukan kita dulu?" Dimitri Vegas berkata dengan getir."Memangnya kenapa?" Shanny Vegas berkata dengan tegas, "Ini semua karena Fugaku si sampah tidak berguna yang membuat kita seperti ini, salahkanlah dia!""Ibu, ayo kita pergi." Selesai berbicara, Shanny Vegas menarik Putri pergi.Di ruang konferensi besar, hanya tersisa Dimitri Vegas yang duduk termenung sendiri. Dia bersandar di kursi, dan seketika wajahnya menghitam penuh dengan pemikiran dalam benaknya.—Keesokan harinya, Fugaku Meteor dan Aprilia Darmawangsa mengantarkan Carla ke taman kanak-kanak, lalu pergi bersamanya ke Altar Company. Beberapa waktu ke

"Kurang ajar!" Shanny Vegas, Putri, Bastian Vegas dan lainnya berdiri menunggu di luar kantor manajer umum Martyr Company. Informasi mereka masuk bekerja telah disimpan di database, langkah selanjutnya adalah mengambil foto dan menunggu penerimaan kartu kerja dan menyelesaikan serangkaian prosedur masuk.Shanny Vegas masih tidak bisa menerima peristiwa yang terjadi pagi hari tadi, masih terlihat memar di wajahnya sampai saat ini. Pipi kanannya sudah dikompres dengan es dan bagian yang bengkak sudah mengecil, tapi masih tampak merah dan tidak seimbang dengan bagian kiri. Ini sangat tidak bisa ditolerir oleh Shanny Vegas yang sangat peduli dengan kecantikannya."Sudahlah, Shanny, dia hanya pecundang yang tidak berwawasan dan berpendidikan, mana bisa dibandingkan dengan elit bisnis seperti kita?" Putri masih berada di samping menghiburnya, menepuk punggung Shanny Vegas dan berkata, "Dan bukankah sudah aku katakan, selama dia berada di Altar Company, kita punya cara untuk memberinya pelaj