Home / Thriller / JOSEPH HUNTER (Fight for Trust) / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of JOSEPH HUNTER (Fight for Trust): Chapter 81 - Chapter 90

147 Chapters

Bab 81. Identity Card

Anak buah Julian melihat ke arah Joseph dengan pandangan menyelidik. Seolah Joseph adalah ancaman bagi mereka.Untuk memutus kecurigaan, Joseph memberikan senyum kepada orang-orang itu. Pria tersebut lantas membuka pintu truk dan melompat turun. Menapakkan kakinya di permukaan tanah yang sedikit berpasir, kemudian berjalan dengan tegap menghampiri Dwight dan anak buah Julian dengan senyum yang tidak hilang dari bibirnya.“Ini adalah Billy, temanku,” ujar Dwight memperkenalkan Joseph dengan nama samaran yang Joseph sebut saat berkenalan dengan teman barunya itu.Berusaha terlihat biasa saja, tetapi Joseph juga tidak ingin terlalu banyak bicara. Sehingga pria itu hanya mengangguk ketika Dwight memperkenalkan dirinya.“Kau sudah lama bekerja dengan Seabold?” tanya anak buah Julian.Joseph melirik pada Dwight lalu pada anak buah Julian. Berpikir sejenak harus menjawab pertanyaan itu dengan jujur atau tidak.“Dia baru bergabung hari ini, Tuan.” Dwight membantu Joseph untuk menjawab pertany
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 82. Blueprint

“Kartu apa yang kau berikan pada Sheriff, Dude?” bisik Dwight takut-takut.“Hanya salah satu kartu yang aku miliki,” jawab Joseph dengan netra yang terus mengarah pada Sheriff.“Dari mana kau mendapatkan kartu ini, Nak?” tanya Sheriff itu dengan nada serius, seserius cara menatapnya pada Joseph.“Seseorang yang baik hati mengatakan bahwa kartu itu bisa digunakan sebagai ganti kartu identitasku yang hilang, Sir,” jawab Joseph dengan maksud tersirat.Sekali lagi Sheriff itu memeriksa kartu tersebut. Tidak perlu diragukan lagi bahwa kartu itu memang asli. Hanya saja, sebagai penegak hukum, dia tidak bisa sembarangan percaya kepada orang asing yang menunjukkan kartu tersebut.“Tunggu di sini, aku akan memeriksanya,” kata si Sheriff.“Baik, Sir,” balas Joseph.Sheriff itu lantas membalik badan, kembali ke mobilnya. Dari kejauhan, Sheriff itu tampak melakukan panggilan menggunakan radio sambil memperhatikan kartu yang diberikan oleh Joseph. Setelah itu, Sheriff tampak mengambil ponsel dan m
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 83. The Tunel

Dengan identitas palsu yang dikirimkan oleh Antonio melalui seorang kurir, Joseph kini telah berpindah ke penginapan yang lebih srategis. Tak hanya strategis, penginapan itu pun memiliki fasilitas yang lebih memadai. Rupanya Antonio tidak hanya mengirimkan identitas palsu untuk pria itu, tetapi juga sebuah macbook. Fasilitas lain yang akan memudahkan Joseph untuk mencapai tujuannya.“Aku tidak akan melupakan semua ini, Antonio,” gumam Joseph.Membaca cetak biru mansion Julian memang terasa lebih mudah dengan menggunakan macbook itu dibandingkan ponsel yang memiliki layar lebih kecil. Joseph mematangkan kembali rencana yang telah dia buat sebelumnya. Semua harus benar-benar terencana dengan baik jika dia ingin misi ini berhasil. Malam ini, Joseph akan bergerak.Entah ini suatu kebetulan atau memang Julian sengaja meminta arsiteknya untuk merancang mansion itu seperti mansion yang pernah mereka tinggali bersama. Namun, Joseph melihat banyak sekali kemiripan antara bangunan megah itu den
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 84. Hello, Camila!

Bukan perkara mudah untuk membuka pintu besi yang sudah berkarat. Namun, semua itu sudah diperkirakan oleh Joseph sebelumnya. Alih-alih membawa gada sebagai senjata, pria itu lebih memilih menggunakan bahan pelebur logam hasil racikannya sendiri dengan bahan-bahan yang dia dapatkan di sebuah toko bahan kimia. Salah satu bahan yang dahulu selalu ada di bengkel miliknya.Bahan berbentuk busa cair itu dia semprotkan ke sekitar pintu, dengan ukuran yang sekiranya cukup untuk dirinya masuk. Busa itu bersifat korosif, dan sangat kuat. Sehingga ketika bersentuhan dengan benda berbahan logam, akan melepuh dan akhirnya melebur dengan cepat. Joseph hanya perlu menunggu beberapa waktu hingga bahan pelebur logam itu bekerja pada pintu besi di hadapannya."... 5, 4, 3, 2, 1." Joseph menghitung mundur sambil menilik jam di pergelanagan tangan, kemudian dengan keras dia menendang pintu tersebut hingga terdengar suara gaduh akibat benda logam yang berbenturan dengan permukaan keras. Seketika bau tida
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Bab 85. I Know You Can Feel Me

Camila meneguk ludah. Pria ini, pria yang sama dengan yang mengaku sebagai suaminya—ah, ralat! Pria itu memang adalah suaminya di masa lalu. Untuk apa lagi dia datang ke mansion? Dan apa katanya? Dia datang untuk menjemput Camila pulang?What the heck!Suasana memang sedikit tegang selama beberapa waktu. Namun, wanita itu adalah Camila. Dia bisa dengan cepat mengendalikan diri dalam situasi tertentu.“Tunggu sebentar!” Camila menegakkan kedua telunjuknya, kemudian dia duduk di atas kerpet tebal di dekat ranjang dengan posisi kaki bersila dan punggung yang tegak. Kedua tangannya dia letakkan di atas lutut dengan posisi ujung ibu jari dan jari tengahnya yang saling bersentuhan.Tak hanya duduk, Camila juga memejamkan mata lantas menarik napas dalam-dalam dan melepaskannya dengan perlahan melalui mulut. Hal itu dia lakukan berkali-kali, sampai jantung di dalam rongga dadanya berhenti membuat keributan.“Camila—”“Jangan ganggu aku dulu, Mr. Ex Husband! Beri aku sepuluh detik lagi!” serga
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Bab 86. Sighing Your Name

Camila terbangun dalam kondisi kepala yang terasa begitu berat. Pening, dan ketika dia membuka mata, ruang di sekitar seolah berputar-putar.“Akh!” Camila refleks menjambak rambut ketika rasa sakit yang tak terkira itu menghantam kepala.“Kau sudah bangun?” Suara baritone itu menyapa indera pendengaran Camila.Sontak wanita itu memutar kepala sambil memaksa kedua mata untuk terbuka, kendati dunia seakan berputar tak berarah. Kemudian, Camila menyeret tubuh yang setengah bangkit itu hingga punggungnya membentur dinding yang dingin.“Apa yang kau lakukan padaku?” Camila menatap curiga pada Joseph sambil menahan sakit yang begitu menusuk di kepala.Camila menurunkan pandangan pada pakaiannya yang terlihat masih utuh, lalu dia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Kamar yang sama sekali tidak luas, tapi cukup bersih. Hanya ada satu tempat tidur berukuran single, dengan sebuah meja kayu dan sebuah lemari pakaian yang letaknya bersebelahan. Di sisi lain, ada sebuah pintu yang Camila perkirak
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

Bab 87. I'm Your Husband

Meski baru sebentar Joseph mengenal pasangan tua Simms, namun pria itu sudah begitu akrab dengan mereka. Kepada dua orang itu, Joseph tidak berbohong sama sekali. Ketika pasangan Simms itu bertanya apakah Joseph datang ke pulau itu untuk berlibur, putra kedua Markus Blight itu menjawab bahwa dia ingin menjemput istrinya yang dibawa lari oleh pria lain. Awalnya, pasangan Simms terkejut mendengar pengakuan Joseph. Namun, beberapa saat kemudian mereka justru memberikan dukungan. Manis sekali, pasangan tua itu hanya tidak tahu bahwa pria yang membawa lari istri Joseph adalah pemilik pulau yang mereka tinggali saat ini.“Kuharap kalian akan segera dikaruniai bayi-bayi yang lucu,” ujar Mrs. Simms dengan mata berbinar, seolah benar-benar menginginkan cucu dari pasangan muda itu.“Ah … sepertinya tidak untuk sekarang-sekarang ini, Nyonya Simms. Istriku sedang dalam kondisi yang tidak baik. Dia perlu pemulihan selama beberapa waktu sampai kami siap untuk menimang buah hati,” balas Joseph.“Apa
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 88. Poster

Pada akhirnya, Camila mengangguk ketika Joseph meminta satu kesempatan padanya. Wanita itu tidak dapat memungkiri jika jauh di dasar hatinya merasakan kenyamanan saat bersama dengan Joseph.Hal ini terbukti, ketika Camila merasa semua ancaman yang dia lontarkan kepada pria itu hanya berupa omong kosong belaka. Mulutnya bisa saja berucap akan mengadukan pria itu pada Julian, tetapi dia merasa tidak ingin berpisah dari Joseph."Tidurlah, Camila. Kau butuh banyak istirahat," ujar Joseph lembut.Meskipun ragu-ragu, tapi perempuan itu tetap melakukannya. Berbaring di atas kasur empuk dengan seprei yang sedikit usang tapi bersih dan wangi.Joseph sama sekali tidak meninggalkan sang istri, hingga wanita itu terlelap. Tetap menemani hingga Camila terbuai ke alam mimpi.Selama Camila tertidur, Joseph memanfaatkan kesempatan ini untuk memantau keadaan di luar. Julian pasti sudah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari keberadaan dirinya dan Camila. Dia harus berhati-hati, karena sewaktu-
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 89. The Feeling That Was Lost

Joseph benar-benar tidak mengerti, mengapa Camila begitu bersikeras menolak pergi dengan speedboat. Wanita itu tampak bersungguh-sungguh dengan ucapannya."Sungguh? Kau akan melakukan ini padaku?" Joseph melemaskan bahu dengan raut sedih."Aku hanya meminta satu kesempatan, Camila. Dan aku tidak akan mengganggumu lagi jika memang aku tidak bisa membuktikan apa-apa," lanjut Joseph dengan nada lelah."Sudah kubilang, aku tidak bisa, Joseph! Jadi jangan memaksaku!" tukas Camila tajam.Joseph melepas napas pelan, kemudian dia bertanya, "Kenapa? Beri aku alasan, mengapa kau rela menarik kembali kata-katamu hanya karena speedboat. Aku butuh alasan, Camila. Jangan membuatku seperti orang bodoh yang tidak tahu alasan dibalik masalah sepele seperti ini," ujar Joseph."Ini bukan masalah sepele, Joseph!" Camila menunjuk pria itu dengan netra merah yang berair, bersiap menitikkan air mata. "Aku tetap tidak mau pergi jika kau masih ingin menggunakan speedboat itu untuk keluar dari pulau ini," lanj
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 90. Fighting Fear

"Apa yang kau bawa itu?" Camila menunjuk kotak gitar di tangan Joseph."Maksudmu, kotak gitar ini?" Pria tersebut mengangkat barang yang dibawanya."Hehem." Camila mengangguk."Tentu saja gitar, Sayang. Memangnya kau pikir apa?" Joseph menurunkannya lagi dengan gesture lelah."Benarkah?" Camila mengerutkan wajah. "Tapi ... kenapa waktu aku mengangkatnya, terasa berat sekali? Sebuah gitar tidak akan seberat itu, Joseph. Dan berhenti memanggilku 'sayang'! Okay!" Wanita itu memberi tatapan peringatan."Kau mengangkatnya? Apa kau juga membukanya?" telisik Joseph, mengabaikan peringatan Camila tentang panggilannya untuk wanita itu.Camila mengedikkan bahu sambil menggulir bola mata dengan liar. "Aku tidak bermaksud melanggar privasimu. Maaf," ujarnya.Tidak, bukan itu yang Joseph maksud. Sama sekali tidak masalah jika Camila menerobos privasinya, karena seluruh hidup Joseph memang didedikasikan untuk wanita itu. Hanya saja, apa Camila sempat melihat senjata yang dia simpan di dalam kotak g
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status