Home / Thriller / JOSEPH HUNTER (Fight for Trust) / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of JOSEPH HUNTER (Fight for Trust): Chapter 101 - Chapter 110

147 Chapters

Bab 101. Country House

“Ayah akan pergi lagi?” Julian kecil menahan tangan sang ayah ketika pria itu hendak masuk ke mobil.Markus Blight menoleh ke arah putranya kemudian tersenyum. Pria itu membungkukkan badan, lantas mengusap kepala Julian kecil.“Ada yang harus ayah kerjakan. Ayah janji akan segera kembali,” jawab pria gagah itu dengan senyum lebar.“Tapi Ayah sudah berjanji akan menemaniku untuk bermain ice skating. Apa Ayah lupa?” Julian berusaha menahan sang ayah agar tidak pergi lagi.“Kau sudah besar, Julian. Sebentar lagi kau akan menggantikan ayah untuk memimpin Blight Corporation. Jangan merengek seperti anak manja begini. Ayah harus segera pergi,” tukas Markus.Julian kecil diam sambil memeluk bola, memperhatikan sang ayah yang memutar badan hendak masuk ke mobil. Hingga akhirnya, dia memberanikan diri untuk kembali menginterupsi apa yang ayahnya lakukan. “Apa aku boleh ikut denganmu?” tanya Julian kecil dengan mata bulat yang mengerjap lambat, berharap sang ayah akan mengizinkannya untuk ikut
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Bab 102. Try Another Way

Tidak seperti biasa yang selalu tampil rapi dengan setelan resmi, Julian keluar dari kamar hotel dengan tampilan yang sangat berbeda. Kaus fit body berlapis jaket kulit kualitas premium berwarna cokelat membungkus tubuh atletis pria itu. Celana jeans hitam dengan sepatu boots berbahan kulit berwarna senada dengan jaket, menjadi paduan yang sempurna.Melangkah dengan gagah, Julian disambut oleh anak buah yang sudah menunggu di depan kamar."Semua sudah siap?" tanya Julian."Seperti yang Anda perintahkan, Sir," jawab Morgan."Jangan sampai ada yang terlewat, karena aku tidak ingin kembali dengan membawa kegagalan!" ucap Julian tanpa berhenti melangkah."Saya mengerti," balas pria itu.Setidaknya ada tiga mobil yang membersamai Julian dalam perjalanan menuju rumah Joseph. Dua di antaranya berisi anak buah bersenjata, sementara satu mobil akan dia tumpangi dan dikemudikan langsung oleh Morgan.Di dalam mobil itu, Julian menyelipkan sebuah senjata api di balik punggung sekadar untuk berjag
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Bab 103. I'm Sorry but I Love You

Kesempatan ini digunakan anak buah Julian untuk menahan Joseph. Perhatian pria itu sempat teralih oleh jeritan Camila, sehingga tingkat kewaspadaannya pun berkurang. Maka anak buah Julian memanfaatkan kelengahan Joseph untuk menahan tubuh pria tersebut."Hentikan, Camila. Jangan bertindak konyol!" ujar Joseph seraya berusaha melepaskan diri dari cekalan anak buah Julian.Sejenak Camila berpaling. Wanita itu menghapus air mata, kemudian menggeleng pelan."Aku bisa melakukannya. Aku ingin semua ini berakhir. Percayalah padaku," ujar wanita itu.Sungguh, Camila tidak ingin siapa pun terluka. Julian ataupun Joseph, keduanya adalah pria yang memiliki tempat tersendiri di dalam hatinya. Kendati posisi mereka berada di tempat yang berbeda.Camila tahu, Julian yang sebenarnya tidaklah seburuk yang terlihat. Tak munafik, jika masalah di masa lalu dalam keluarga Blight membuat kedua pria itu memiliki perseteruan abadi. Namun, masing-masing dari mereka memiliki kebaikan dalam versi mereka sendir
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Bab 104. Daddy's Killer

Benar-benar tak disangka bahwa Camila akan mendengar hal seperti ini. Apa tadi yang Julian katakan? Joseph adalah pembunuh ayahnya? Jadi, ayahnya sudah meninggal?Oh Gosh! Julian benar-benar pandai mengambil momen.Di saat Camila sedang membela suaminya, Julian justru mengatakan hal yang begitu menyakitkan."Aku tidak membunuh ayahmu, Camila. Percaya padaku!" teriak Joseph yang semakin keras meronta untuk melepaskan diri dari cekalan anak buah Julian."A-ayahku meninggal?" tanya wanita itu dengan bibir bergetar."Bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu? Bahwa ayahmu adalah target yang harus dilenyapkan oleh pria itu?" Julian melirik pada Joseph."Tidak ... tidak mungkin!" racau Camila. Bola matanya bergulir liar, dengan genangan cairan kesedihan yang siap meluncur dari pelupuk.Hubungan Camila dan ayahnya memang tidak begitu baik, terlebih semenjak wanita itu menjalin hubungan dengan Joseph. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa Camila menginginkan kematian ayahnya. Camila t
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

Bab 105. Mourning

Pada akhirnya, Camila kembali ke mansion Julian seperti yang pria itu harapkan. Akan tetapi, wanita itu kembali dalam kondisi yang tidak baik. Bukan kematian sang ayah yang paling membuatnya terpukul, melainkan ketidakjujuran Joseph. Camila masih bertanya-tanya, apakah alasan Joseph tidak mengatakan yang sebenarnya adalah untuk menutupi perbuatannya? Mengapa Joseph melakukan ini semua? Pria itu bahkan pernah berjanji, sekejam apa pun Andrew, dia tidak akan pernah menyakiti ayahnya. Lalu, mengapa Joseph membunuh ayahnya dengan cara yang sangat kejam seperti itu? Apakah Joseph telah melupakan janjinya?Camila sangat mencintai Joseph. Namun, wanita itu tidak bisa membenarkan perbuatan Joseph yang telah melenyapkan nyawa ayahnya. Bimbang, Camila terombang-ambing antara rasa cinta terhadap sang suami dan rasa kehilangan atas kematian sang ayah. Hal ini membuat kondisi kesehatan Camila menurun drastis.Suara ketukan pintu tak mampu membuat Camila berpaling. Wanita itu masih saja duduk terma
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

Bab 106. A Little Help

Andai dapat memilih, Joseph akan lebih memilih untuk tewas kehabisan darah dengan tulang belulang yang patah, daripada harus kembali diselamatkan oleh Dreyfus. Karena, tidak ada yang gratis dari apa yang pria itu lakukan. Apa yang sudah Dreyfus berikan untuk dirinya, maka pria itu akan meminta imbalan yang jauh lebih besar."Aku senang akhirnya kau siuman setelah dua hari terlihat seperti mayat hidup," ujar Dreyfus.Joseph hanya mendengarkan, tetapi sama sekali tidak berniat untuk menanggapinya. Dengan sebelah mata, Joseph melirik tiang infus yang mana terdapat sebuah kantong berisi cairan ringer laktat yang tergantung di sana, untuk menggantikan cairan tubuhnya yang hilang.Jadi aku sudah terbaring di sini selama dua hari? Pria itu membatin.Waktu yang cukup lama dengan Camila yang tak lagi berada di sisinya.Mengingat sang istri yang lebih memilih untuk pergi bersama Julian, membuat detak jantung Joseph meningkat, hingga pria itu merasakan dadanya begitu sesak. Napasnya pun terasa s
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

Bab 107. The Next Target

Tubuh Sara menegang. Susah payah dia meneguk ludah dengan kelopak mata yang melebar. Wanita itu panik dan detak jantungnya tiba-tiba naik. Sara tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Nyawanya bisa saja melayang jika sampai anak buah Dreyfus tahu apa yang dia perbuat."Hei! Jawab aku! Apa yang kau lakukan di sana?!" perintah seorang pria yang kini berdiri di belakang Sara.Tak hanya Sara, Joseph yang sedang berbaring dan mengetahui hal tersebut pun turut merasa cemas. Dia khawatir anak buah Dreyfus akan melukai Sara. Sementara dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu wanita itu.Dalam kondisi terdesak, Sara segera memikirkan cara untuk terbebas dari kecurigaan. Hal pertama yang terpikirkan oleh wanita itu mungkin akan terdengar konyol. Namun, tidak ada cara lain yang bisa dia lakukan selain hal tersebut. Sara menarik senjata itu kemudian menyelipkannya di antara kedua paha. Wanita itu lantas bangkit dan membalik badan, menghadap pria berbadan tegap yang berdiri di belakangnya.Sar
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

Bab 108. Cold Blooded Killer

Sebenarnya bukan hal yang aneh ketika nama Julian Blight disebut oleh Dreyfus sebagai target Carnicero. Kesuksesan yang diraih oleh Julian, tentu menyisakan beberapa orang yang merasa iri dengan keberhasilannya. Apalagi dengan perangai Julian, sudah bukan hal yang mengherankan lagi jika lelaki itu memiliki banyak musuh.Pria itu memang ahli dalam mengelola bisnis, namun mulutnya juga sangat tajam. Sehingga tak jarang lawan mainnya dalam bisnis merasa ingin menghabisi nyawa pria tersebut. Jika sudah begini, maka siapa yang harus disalahkan?"Jadi ... bagaimana menurutmu?" tanya Dreyfus dengan sebelah alis terangkat.Meski sebenarnya Joseph sangat penasaran dengan siapa orang yang menginginkan kematian Julian, namun pria itu menahan diri untuk tidak bertanya kepada Dreyfus. Bukan berarti dia melakukan ini karena peduli terhadap Julian, melainkan karena ini adalah bagian dari kehati-hatian. Joseph tidak ingin gegabah mengambil keputusan, yang mana nantinya akan merugikan dirinya sendiri.
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Bab 109. Interests over Interests

Seperti diberi aba-aba, Joseph dan Sara memalingkan kepala ke arah pintu. Pandangan mereka mengarah pada satu objek yang sama, yaitu seorang wanita cantik dengan rambut bergelombang berwarna brunette dan iris satin grey yang tampak bersinar, karena tak sengaja tertimpa cahaya matahari yang menerobos masuk ke kamar melalui celah jendela."Jill?" gumam Joseph.Sementara itu, Sara yang tidak mengenal wanita itu pun segera bergeser, memberi ruang pada Jill yang sedang mengayun kaki ke arah mereka. Sara menduga jika wanita itu adalah salah satu bagian dari orang-orang yang ada di rumah tersebut. Sehingga dia mencari aman dengan tidak menjadi penghalang bagi wanita itu."Halo, Hunter. Lama tidak bertemu, kau terlihat ... tidak begitu baik," ujar Jill. Berhenti di samping tempat tidur Joseph sembari mengulas senyuman. "Senang bisa bertemu denganmu lagi, Hunter," ujar Jill tulus.Tak menanggapi sapaan wanita itu, Joseph justru memalingkan wajah dengan raut tak senang. Kendati dilakukan atas n
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Bab 110. Determination and Belief

Menunggu hingga kondisinya benar-benar pulih, Joseph mempersiapkan diri untuk kembali ke markas Carnicero. Selain memulihkan kondisi kesehatannya, Joseph juga harus memulihkan kekuatan otot-ototnya yang terasa kaku setelah dua minggu hanya berbaring di atas ranjang. Waktu untuk bersantai telah habis. Kini saatnya dia kembali menjadi Gladiator Carnicero. Di mana dia akan sangat membutuhkan kondisi yang betul-betul prima untuk menjalankan rencananya.“Kau akan meninggalkan rumah ini lagi?” tanya Sara yang sekarang hanya datang untuk membersihkan rumah, karena Joseph tidak lagi membutuhkan perawatan intensif.Di minggu ketiga ini, anak buah Dreyfus sudah tidak ada di rumah itu lagi. Usai Joseph memberi kabar akan segera datang ke markas Carnicero, Dreyfus langsung menarik anak buahnya yang dia tugaskan untuk menjaga pria itu.Joseph yang sedang berlatih di garasi rumahnya berhenti sejenak ketika Sara melempar pertanyaan kepadanya. Pria itu menoleh, kemudian menjawab, “Aku harus, Sara. Ad
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status