Home / Thriller / JOSEPH HUNTER (Fight for Trust) / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of JOSEPH HUNTER (Fight for Trust): Chapter 11 - Chapter 20

147 Chapters

Bab 11. Succeed or Die

“Apa yang kau lakukan di kamarku?” Joseph melipat tangan di depan dada sambil menatap Jill dengan mata menyipit. Menelisik alasan wanita itu masuk ke kamar bahkan berani merebahkan tubuhnya di atas ranjang.Jill tampak membuka dan menutup mulut seperti seekor ikan. Ingin mengatakan sesuatu namun tak ada sepatah kata pun yang mampu terucap dari lisan. Ini sangat bukan Jill yang biasanya. Tertangkap basah saat menyelinap ke tempat yang tidak seharusnya dia datangi adalah hal biasa. Namun dia selalu mendapatkan cara untuk mengelak dan mencari alasan untuk menutupi maksud yang sesungguhnya.Hanya saja … saat berhadapan dengan Joseph, apalagi tertangkap basah oleh pria tersebut, Jill mendadak kehilangan kemampuan itu. Tubuhnya seakan lumpuh, tak dapat bergerak ataupun berbicara.“Kenapa kau ada di sini?” tandas Joseph lagi dengan tatapan kian menajam. Pria itu menggulir pandangan ke sekeliling, seperti sedang mencari sesuatu yang dirasa tak biasa ada di sana atau sesuatu yang sekarang leny
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 12. Beat You Down

“Lebih cepat! Gunakan tenagamu, Hunter! Kau terlihat seperti anak kecil yang merajuk dengan pukulan semacam itu!” teriak Jill dari tepi ruangan.Sementara itu terdengar suara Joseph yang sesekali akan berteriak saat sedang mengeluarkan tenaga yang lebih banyak. Setelah satu bulan berlatih Wing Chun, kini Joseph mulai bisa menguasai ilmu beladiri yang menekankan pertarungan jarak dekat, pukulan cepat, dan pertahanan yang ketat untuk mengalahkan lawan.Di tepi ruang berlatih, Jill tersenyum puas melihat kemampuan Joseph yang sudah berkembang dengan sangat pesat. Dia tahu Joseph memiliki motivasi yang sangat kuat untuk bisa segera menguasai semua yang dia ajarkan. Jadi, tidak heran jika pria itu sekarang sudah bisa mengimbangi kemampuannya dalam bertarung.Tak hanya seni beladiri Wing Chun, Jill juga mengajarkan beberapa keahlian lain dalam menggunakan senjata. Senjata api, busur, pedang, dan juga belati adalah senjata-senjata yang harus dikuasai oleh Joseph. Untuk senjata api, menurut J
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 13. Pine Trees

“Kau yakin?” Joseph mengerutkan alis, merasa tidak begitu yakin dengan ide Jill.“Hehem.” Wanita itu mengangguk. “Aku bisa meminta izin kepada Dreyfus untuk kita keluar dan bersenang-senang malam ini,” lanjutnya.Selama berbulan-bulan setelah insiden itu terjadi, Joseph sama sekali tidak pernah meninggalkan markas Carnicero. Bukan karena dia senang tinggal di sana, namun karena dia tidak memiliki pilihan lain. Dia harus tetap berada di markas itu jika ingin apa yang menjadi tujuannya segera tercapai.Joseph menjilat bibir bawah, menatap Jill beberapa saat lalu memalingkan wajah.“Kenapa? Kau takut?” tanya Jill dengan ekspresi mengejek. “Kau tenang saja. Aku tidak akan melakukan hal yang ilegal di Carnicero. Dreyfus pasti akan mengizinkan kita keluar dari markas asalkan kau mau berjanji satu hal.”“Apa itu?” Joseph mengangkat dagu, tampak begitu ingin tahu.“Kau tidak akan melakukan hal yang sia-sia seperti … melarikan diri misalnya,” jawab Jill.Melarikan diri?Terdengar cukup familie
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 14. Deep Grudge

Hanya satu malam, dan Jill berharap Joseph tidak akan menyia-nyiakan waktu bebas mereka ini hanya untuk meratapi rumah yang sudah tidak ada di sana lagi. Wanita itu mencoba menawarkan hal lain untuk bersenang-senang.Berpikir beberapa saat, Joseph akhirnya setuju untuk mengikuti ide Jill. Tak menampik bahwa sebenarnya dia masih memiliki satu keinginan lagi, yaitu datang ke tebing di mana sang istri tergelincir dan tertelan dalam ganasnya ombak. Namun, dia mengerti. Tidak akan ada kesempatan untuk keluar malam ini jika bukan karena Jill yang meminta izin kepada Dreyfus untuk bersenang-senang di luar markas. Jadi, dia tidak akan bersikap egois dengan menjadi melankolis.“Apa kau punya ide?” Joseph menanggapi.Senyum yang terukir di bibir Jill semakin lebar ketika melihat Joseph tertarik dengan ajakannya.“Kau hanya perlu memejamkan mata, dan … wuuush! Kau akan tiba di sana,” jawab Jill yang terlihat begitu antusias.Wanita itu membalik badan dan berjalan cepat menuju mobil. Dia akan men
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 15. Burning Desire

Mata sayu itu menatap semakin dalam meski kekosongan begitu jelas tergambar di dalamnya. Perlahan, hampa dalam pandangan itu mulai terisi dengan rindu yang membiru. Dengan kedua alis yang berkerut samar, Joseph terlihat begitu merindukan sosok yang seolah dia lihat di depan mata.“Camila …,” lirih Joseph penuh rindu.Jill terkesiap mendengar pria di bawahnya ini memanggil nama mendiang sang istri. Dia pun menahan napas. Tak hanya karena keinginan yang semakin membara di dalam dada, namun juga karena setitik ketidaksukaan kala lisan si pria menyebut nama wanita selain dirinya dengan tatapan begitu memuja.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” lirih Joseph masih dengan tatapan mengarah lurus pada netra satin grey milik Jill. “Lensa kontak yang cantik. Aku selalu suka dengan apa yang kau pilih,” racaunya lagi sembari menyipitkan mata, berusaha fokus pada warna mata wanita di hadapannya ini yang tampak berbeda dari warna mata sang istri.Tak hanya lisan saja yang terus meracau. Melepas sebel
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Bab 16. Finish It!

Jill memijit pangkal alis saat tiba-tiba merasa pening. Wanita itu mengumpat berkali-kali sebelum akhirnya mengganti pakaian dengan yang baru. Dia tak ingin Dreyfus mencium aroma alkohol di tubuhnya, atau bahkan sisa feromon yang mungkin tertinggal di sana. Meski dia sangat yakin alasan Dreyfus memanggil, berhubungan dengan kepergiannya dan Joseph malam ini.“Kenapa dia tidak menunggu hingga besok pagi saja?” gerutu Jill.Namun, wanita itu tak bisa membantah. Suara Dreyfus terdengar cukup tegas saat memberikan perintah. Membantah ataupun menawar perintah pria tersebut hanya akan membuatnya berada dalam masalah lain.Meski sangat malas, langkah wanita itu tetap saja terlihat anggun ketika menyusuri lorong menuju ruang kerja Dreyfus. Hingga dia tiba di depan pintu dengan dua pria kekar berdiri di sisi kanan dan kiri.“Dreyfus sudah menungguku,” ujar Jill dengan nada malas yang jelas terdengar.“Silakan, Nona,” balas salah satu pria itu seraya membukakan pintu.Wanita itu segera memasuki
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Bab 17. Hangover

Rasanya kelopak mata Joseph sangat berat untuk dibuka. Kepalanya pun terasa pening bukan main. Untuk kesekian kali, Joseph mencoba untuk membuka kelopak mata dengan sedikit memaksakannya. Seketika itu pula pening langsung menyerang. Seolah kepalanya baru saja dihantam oleh balok kayu dengan sangat keras. Hangover adalah penyebabnya.“Errgh!” Joseph mengerang sambil memegangi kepala yang terasa berat.Pria itu menggeleng kepala beberapa kali lalu berusaha bangkit. Rasa pengar yang menghantam membuat pria itu mengingat hal terakhir yang dia lakukan. Tentu saja saat masih di kelab milik pria bernama Justin Reed. Di mana dirinya nekat menenggak minuman berkadar 60% itu.“Sepertinya aku terlalu mabuk semalam,” gumam pria tersebut.Setelah duduk di tepi ranjang beberapa saat, Joseph lantas mengangkat badan dan berjalan menuju kamar mandi. Dia butuh mengguyur kepala dengan air dingin untuk menghilangkan efek minuman memabukkan yang dia tenggak semalam.Di dalam kamar mandi, usai dirinya memb
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Bab 18. Lunch

Beberapa kali Jill mendapati Joseph yang menunduk sambil menggeleng kepala ketika mereka sedang berjalan menuju tempat makan siang. Jill bisa menebak bahwa Joseph sedang mengalami hangover akibat mabuk semalam. Dia sudah berusaha menahan mulutnya untuk tidak bertanya apa pun pada pria itu selama beberapa waktu. Namun, pada akhirnya dia tak kuasa menahannya lagi.“Kau baik-baik saja?” tanya Jill seraya menoleh dengan raut khawatir pada Joseph.Suami Camila itu berpaling lalu tersenyum sekilas. “Kepalaku … kau pasti sudah tahu,” jawab pria tersebut.“Hangover, right?” tebak Jill yang sekadar basa-basi.Joseph mengedikkan bahu lalu melepas napas. Pria itu memasukkan tangan ke saku celana sambil terus melangkah dengan pandangan lurus ke depan.“Aku ingin jujur padamu,” ucap Joseph tiba-tiba. Pria itu berpaling pada Jill dengan senyum tipis lalu kembali melihat ke depan.“Aku sudah lama sekali tidak mabuk. Yang semalam adalah pertama kali yang kulakukan,” ungkap Joseph.“Oh, benarkah?” Jil
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Bab 19. Classified

Dreyfus membuka map di hadapannya dan mengeluarkan tiga buah berkas dengan stempel melintang bertuliskan “classified” dari sana. Pria itu menggeser dua berkas ke arah Joseph dan Jill, menyisakan sebuah berkas untuk dirinya sendiri.“Di dalam berkas itu, ada informasi tentang The Demon yang berhasil dikumpulkan oleh pemerintah. Termasuk nama-nama orang penting dalam kartel itu,” terang Dreyfus. Pria itu menjeda ucapannya dan memberikan kesempatan pada Jill dan Joseph untuk membuka berkas.“Rahasia, hum?” seloroh Joseph dengan satu sudut bibir terangkat.“Ya. Informasi ini bersifat rahasia,” kata Dreyfus membenarkan.Jill dan Joseph membaca isi berkas itu dengan seksama. Nama-nama yang cukup dikenal di negara mereka tampak terselip di antara pemegang peran penting dalam kartel. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang berasal dari Asia.“Evangeline Patricia.” Dreyfus menyebut satu nama di antaranya. “Jejak aktivitas terakhir The Demon terendus di perbatasan Meksiko. Sebuah transaksi di
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Bab 20. Watch and Learn

Pesta yang digelar di kediaman Walikota Ferdinand itu terlihat begitu meriah. Hunian bak kastil itu benar-benar disulap layaknya pesta meriah sebuah kerajaan. Bukan orang sembarangan yang berkesempatan mendapat kehormatan untuk menghadiri pesta tersebut. Dan, di antara nama-nama yang tercatat dalam daftar undangan, Andrew Reyes adalah satu-satunya nama yang Jill harap tidak akan membubuhkan tanda tangan pada buku tamu.“Kau siap, Mr. Walker?” tanya Jill pada saat mobil yang dikendarai oleh anak buah Dreyfus itu berhenti melaju di pelataran bangunan megah tersebut.“Tentu saja, Mrs. Walker,” balas Joseph.Kendati mengatakan dirinya sudah siap, namun Jill dapat melihat gurat kegelisahan dalam wajah Joseph. Wanita itu tahu bahwa suami gadungannya tersebut sedang merasa gugup. Hal yang wajar, mengingat ini adalah pertama kalinya Joseph melakukan tugas sebagai gladiator.Jill tertawa kecil lalu menyentuh tangan Joseph yang mengepal di atas paha.“Rileks, Jerome. Bersikaplah seperti kau sed
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more
PREV
123456
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status