Share

Bab 12. Beat You Down

Author: Rusmiko157
last update Last Updated: 2022-12-20 12:45:22

“Lebih cepat! Gunakan tenagamu, Hunter! Kau terlihat seperti anak kecil yang merajuk dengan pukulan semacam itu!” teriak Jill dari tepi ruangan.

Sementara itu terdengar suara Joseph yang sesekali akan berteriak saat sedang mengeluarkan tenaga yang lebih banyak. Setelah satu bulan berlatih Wing Chun, kini Joseph mulai bisa menguasai ilmu beladiri yang menekankan pertarungan jarak dekat, pukulan cepat, dan pertahanan yang ketat untuk mengalahkan lawan.

Di tepi ruang berlatih, Jill tersenyum puas melihat kemampuan Joseph yang sudah berkembang dengan sangat pesat. Dia tahu Joseph memiliki motivasi yang sangat kuat untuk bisa segera menguasai semua yang dia ajarkan. Jadi, tidak heran jika pria itu sekarang sudah bisa mengimbangi kemampuannya dalam bertarung.

Tak hanya seni beladiri Wing Chun, Jill juga mengajarkan beberapa keahlian lain dalam menggunakan senjata. Senjata api, busur, pedang, dan juga belati adalah senjata-senjata yang harus dikuasai oleh Joseph. Untuk senjata api, menurut J
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 13. Pine Trees

    “Kau yakin?” Joseph mengerutkan alis, merasa tidak begitu yakin dengan ide Jill.“Hehem.” Wanita itu mengangguk. “Aku bisa meminta izin kepada Dreyfus untuk kita keluar dan bersenang-senang malam ini,” lanjutnya.Selama berbulan-bulan setelah insiden itu terjadi, Joseph sama sekali tidak pernah meninggalkan markas Carnicero. Bukan karena dia senang tinggal di sana, namun karena dia tidak memiliki pilihan lain. Dia harus tetap berada di markas itu jika ingin apa yang menjadi tujuannya segera tercapai.Joseph menjilat bibir bawah, menatap Jill beberapa saat lalu memalingkan wajah.“Kenapa? Kau takut?” tanya Jill dengan ekspresi mengejek. “Kau tenang saja. Aku tidak akan melakukan hal yang ilegal di Carnicero. Dreyfus pasti akan mengizinkan kita keluar dari markas asalkan kau mau berjanji satu hal.”“Apa itu?” Joseph mengangkat dagu, tampak begitu ingin tahu.“Kau tidak akan melakukan hal yang sia-sia seperti … melarikan diri misalnya,” jawab Jill.Melarikan diri?Terdengar cukup familie

    Last Updated : 2022-12-20
  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 14. Deep Grudge

    Hanya satu malam, dan Jill berharap Joseph tidak akan menyia-nyiakan waktu bebas mereka ini hanya untuk meratapi rumah yang sudah tidak ada di sana lagi. Wanita itu mencoba menawarkan hal lain untuk bersenang-senang.Berpikir beberapa saat, Joseph akhirnya setuju untuk mengikuti ide Jill. Tak menampik bahwa sebenarnya dia masih memiliki satu keinginan lagi, yaitu datang ke tebing di mana sang istri tergelincir dan tertelan dalam ganasnya ombak. Namun, dia mengerti. Tidak akan ada kesempatan untuk keluar malam ini jika bukan karena Jill yang meminta izin kepada Dreyfus untuk bersenang-senang di luar markas. Jadi, dia tidak akan bersikap egois dengan menjadi melankolis.“Apa kau punya ide?” Joseph menanggapi.Senyum yang terukir di bibir Jill semakin lebar ketika melihat Joseph tertarik dengan ajakannya.“Kau hanya perlu memejamkan mata, dan … wuuush! Kau akan tiba di sana,” jawab Jill yang terlihat begitu antusias.Wanita itu membalik badan dan berjalan cepat menuju mobil. Dia akan men

    Last Updated : 2022-12-20
  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 15. Burning Desire

    Mata sayu itu menatap semakin dalam meski kekosongan begitu jelas tergambar di dalamnya. Perlahan, hampa dalam pandangan itu mulai terisi dengan rindu yang membiru. Dengan kedua alis yang berkerut samar, Joseph terlihat begitu merindukan sosok yang seolah dia lihat di depan mata.“Camila …,” lirih Joseph penuh rindu.Jill terkesiap mendengar pria di bawahnya ini memanggil nama mendiang sang istri. Dia pun menahan napas. Tak hanya karena keinginan yang semakin membara di dalam dada, namun juga karena setitik ketidaksukaan kala lisan si pria menyebut nama wanita selain dirinya dengan tatapan begitu memuja.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” lirih Joseph masih dengan tatapan mengarah lurus pada netra satin grey milik Jill. “Lensa kontak yang cantik. Aku selalu suka dengan apa yang kau pilih,” racaunya lagi sembari menyipitkan mata, berusaha fokus pada warna mata wanita di hadapannya ini yang tampak berbeda dari warna mata sang istri.Tak hanya lisan saja yang terus meracau. Melepas sebel

    Last Updated : 2022-12-20
  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 16. Finish It!

    Jill memijit pangkal alis saat tiba-tiba merasa pening. Wanita itu mengumpat berkali-kali sebelum akhirnya mengganti pakaian dengan yang baru. Dia tak ingin Dreyfus mencium aroma alkohol di tubuhnya, atau bahkan sisa feromon yang mungkin tertinggal di sana. Meski dia sangat yakin alasan Dreyfus memanggil, berhubungan dengan kepergiannya dan Joseph malam ini.“Kenapa dia tidak menunggu hingga besok pagi saja?” gerutu Jill.Namun, wanita itu tak bisa membantah. Suara Dreyfus terdengar cukup tegas saat memberikan perintah. Membantah ataupun menawar perintah pria tersebut hanya akan membuatnya berada dalam masalah lain.Meski sangat malas, langkah wanita itu tetap saja terlihat anggun ketika menyusuri lorong menuju ruang kerja Dreyfus. Hingga dia tiba di depan pintu dengan dua pria kekar berdiri di sisi kanan dan kiri.“Dreyfus sudah menungguku,” ujar Jill dengan nada malas yang jelas terdengar.“Silakan, Nona,” balas salah satu pria itu seraya membukakan pintu.Wanita itu segera memasuki

    Last Updated : 2022-12-21
  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 17. Hangover

    Rasanya kelopak mata Joseph sangat berat untuk dibuka. Kepalanya pun terasa pening bukan main. Untuk kesekian kali, Joseph mencoba untuk membuka kelopak mata dengan sedikit memaksakannya. Seketika itu pula pening langsung menyerang. Seolah kepalanya baru saja dihantam oleh balok kayu dengan sangat keras. Hangover adalah penyebabnya.“Errgh!” Joseph mengerang sambil memegangi kepala yang terasa berat.Pria itu menggeleng kepala beberapa kali lalu berusaha bangkit. Rasa pengar yang menghantam membuat pria itu mengingat hal terakhir yang dia lakukan. Tentu saja saat masih di kelab milik pria bernama Justin Reed. Di mana dirinya nekat menenggak minuman berkadar 60% itu.“Sepertinya aku terlalu mabuk semalam,” gumam pria tersebut.Setelah duduk di tepi ranjang beberapa saat, Joseph lantas mengangkat badan dan berjalan menuju kamar mandi. Dia butuh mengguyur kepala dengan air dingin untuk menghilangkan efek minuman memabukkan yang dia tenggak semalam.Di dalam kamar mandi, usai dirinya memb

    Last Updated : 2022-12-21
  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 18. Lunch

    Beberapa kali Jill mendapati Joseph yang menunduk sambil menggeleng kepala ketika mereka sedang berjalan menuju tempat makan siang. Jill bisa menebak bahwa Joseph sedang mengalami hangover akibat mabuk semalam. Dia sudah berusaha menahan mulutnya untuk tidak bertanya apa pun pada pria itu selama beberapa waktu. Namun, pada akhirnya dia tak kuasa menahannya lagi.“Kau baik-baik saja?” tanya Jill seraya menoleh dengan raut khawatir pada Joseph.Suami Camila itu berpaling lalu tersenyum sekilas. “Kepalaku … kau pasti sudah tahu,” jawab pria tersebut.“Hangover, right?” tebak Jill yang sekadar basa-basi.Joseph mengedikkan bahu lalu melepas napas. Pria itu memasukkan tangan ke saku celana sambil terus melangkah dengan pandangan lurus ke depan.“Aku ingin jujur padamu,” ucap Joseph tiba-tiba. Pria itu berpaling pada Jill dengan senyum tipis lalu kembali melihat ke depan.“Aku sudah lama sekali tidak mabuk. Yang semalam adalah pertama kali yang kulakukan,” ungkap Joseph.“Oh, benarkah?” Jil

    Last Updated : 2022-12-21
  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 19. Classified

    Dreyfus membuka map di hadapannya dan mengeluarkan tiga buah berkas dengan stempel melintang bertuliskan “classified” dari sana. Pria itu menggeser dua berkas ke arah Joseph dan Jill, menyisakan sebuah berkas untuk dirinya sendiri.“Di dalam berkas itu, ada informasi tentang The Demon yang berhasil dikumpulkan oleh pemerintah. Termasuk nama-nama orang penting dalam kartel itu,” terang Dreyfus. Pria itu menjeda ucapannya dan memberikan kesempatan pada Jill dan Joseph untuk membuka berkas.“Rahasia, hum?” seloroh Joseph dengan satu sudut bibir terangkat.“Ya. Informasi ini bersifat rahasia,” kata Dreyfus membenarkan.Jill dan Joseph membaca isi berkas itu dengan seksama. Nama-nama yang cukup dikenal di negara mereka tampak terselip di antara pemegang peran penting dalam kartel. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang berasal dari Asia.“Evangeline Patricia.” Dreyfus menyebut satu nama di antaranya. “Jejak aktivitas terakhir The Demon terendus di perbatasan Meksiko. Sebuah transaksi di

    Last Updated : 2022-12-21
  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 20. Watch and Learn

    Pesta yang digelar di kediaman Walikota Ferdinand itu terlihat begitu meriah. Hunian bak kastil itu benar-benar disulap layaknya pesta meriah sebuah kerajaan. Bukan orang sembarangan yang berkesempatan mendapat kehormatan untuk menghadiri pesta tersebut. Dan, di antara nama-nama yang tercatat dalam daftar undangan, Andrew Reyes adalah satu-satunya nama yang Jill harap tidak akan membubuhkan tanda tangan pada buku tamu.“Kau siap, Mr. Walker?” tanya Jill pada saat mobil yang dikendarai oleh anak buah Dreyfus itu berhenti melaju di pelataran bangunan megah tersebut.“Tentu saja, Mrs. Walker,” balas Joseph.Kendati mengatakan dirinya sudah siap, namun Jill dapat melihat gurat kegelisahan dalam wajah Joseph. Wanita itu tahu bahwa suami gadungannya tersebut sedang merasa gugup. Hal yang wajar, mengingat ini adalah pertama kalinya Joseph melakukan tugas sebagai gladiator.Jill tertawa kecil lalu menyentuh tangan Joseph yang mengepal di atas paha.“Rileks, Jerome. Bersikaplah seperti kau sed

    Last Updated : 2022-12-21

Latest chapter

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 147. God's Scenario

    Ruangan itu terasa begitu sunyi meskipun ada orang di sana. Joseph baru saja menunjukkan pada Camila sebuah rekaman asli yang diambil dari markas The Demon pada saat penyerangan. Dalam rekaman itu terlihat dengan jelas, peluru dari senjata siapa yang melesat dan menewaskan Andrew Reyes. Tangan Camila gemetar ketika perempuan itu menyingkirkan ponsel yang disodorkan oleh Joseph. “Cukup,” lirih wanita itu dengan bibir pucat yang bergetar, seraya memejamkan mata rapat-rapat. “Dengar, Camila.” Joseph mengubah posisi duduknya menjadi serong ke arah sang istri. Dia ambil tangan Camila lalu menggenggamnya. “Selain ibuku, kau adalah orang yang paling mengenal diriku. Saat aku mengatakan bahwa aku tidak membunuh ayahmu, maka aku mengatakan yang sebenarnya. Aku berada dalam dilema besar antara tugas dan dirimu. Dan aku memang tidak akan sanggup melakukannya,” tutur pria itu. Dalam keadaan kelopak mata yang masih terpejam, Camila melepas napas dalam. Bulir air mata menetes dari celah netra, s

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 146. Love Really Sucks

    Tubuh Jill terempas dan menabrak Joseph. Kuatnya entakan peluru itu membuat si wanita ambruk seketika.“Jill!” seru rekannya yang lain.Dreyfus yang waktu itu masih berada di jarak lumayan jauh pun langsung berlari mendekat untuk melihat kondisi gladiatornya.“Apa yang kau lakukan?” Joseph memangku kepala wanita itu sambil menatap khawatir. Beberapa kali perhatiannya terdistraksi oleh darah segar di perut Jill.Jacob menekan kuat luka tembak itu untuk meminimalisir darah yang keluar. Kendati demikian, darah yang terlanjur mengucur sudah cukup banyak dan membuat wanita itu tampak begitu kesakitan.“Bagaimana kondisinya?” tanya Dreyfus seraya menekuk lutut di dekat Jill.“Aku butuh sesuatu untuk menyumbat luka ini,” ujar Jacob saat melihat darah yang tetap merembes dari bawah telapak tangannya, meski luka itu sudah dia tekan cukup kuat.Mendengar penuturan rekannya itu, Joseph langsung melepas kaus yang dia kenakan dan memberikannya kepada Jacob.“Gunakan ini,” kata Joseph.Dengan sigap

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 145. A Killer

    Senyum miring di bibir pria itu membuat Dreyfus tak bisa berkata-kata. Wajah Abram Federov tentu sudah tidak asing lagi baginya. Namun, sosok di sisi yang berlawanan dengan Abram lah yang membuat Dreyfus tercengang bukan main. Pria yang tampak seperti sedang tersenyum lebar, namun hanya satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas.“Remember me?” Pertanyaan itu terdengar sangat bodoh di telinga Dreyfus. Ah, dan jangan lupakan Jacob serta Helena yang juga membuka bibir dengan kelopak mata melebar. Ekspresi yang sama dengan yang ada di wajah Dreyfus.“Ini tidak mungkin,” gumam Jacob.“Aku pikir dia sudah mati,” timpal Helena.“Aku seperti melihat hantu,” balas Jacob dengan netra tak lepas dari sosok itu.Tak jauh dari kedua gladiator itu, Jill terlihat seperti berusaha mengingat siapa pria yang sedang tersenyum puas melihat keterkejutan mereka. Jill tidak tahu siapa pria itu. Namun, dia merasa seperti pernah melihat wajah ini di suatu tempat. Untuk itu, Jill berusaha menggali ingatan tent

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 144. Miss Secretary

    Melihat dua putra Blight saling mengacungkan senjata, bukanlah hal yang aneh untuk Dreyfus dan para gladiatornya. Karena mereka sudah sama-sama tahu bahwa ini adalah tujuan Joseph kembali ke mansion. Yaitu untuk memancing Julian keluar dari tempat persembunyian lalu menuntaskan misi.Hanya saja, untuk pihak lain yang saat itu juga ada di sana, pemandangan ini menjadi hal yang sangat menarik untuk disaksikan. Orang-orang The Assassin serempak menurunkan senjata—meski tetap tidak mengurangi kewaspadaan, demi untuk dapat melihat duel senjata ala koboi yang dilakukan Julian dan Joseph.“Ini akan menjadi tontonan yang menarik,” gumam Federov seraya menoleh pada pria di sampingnya.Di depan sana, Julian tampak sangat marah. Sebenarnya, dia sudah tidak begitu terkejut dengan hal ini. Namun, posisinya saat ini sungguh tidak menguntungkan. Posisinya lemah, hanya ada Morgan yang bersama dirinya. Julian seperti sedang menghadapi dua kubu lawan yang menginginkan kematiannya. Dan sekarang, dia sed

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 143. Are We on the Same Side?

    Perhatian Joseph dan Julian terfokus pada Camila yang datang dengan berderai air mata.Wanita itu langsung meminta Morgan untuk mengantarnya ke mansion ketika dia tahu bahwa Julian sedang berada di tempat tersebut untuk menghentikan Joseph yang sedang berusaha merusak kenangan Georgina.“Hentikan apa pun yang kalian lakukan!” jerit Camila untuk kedua kali.“Nona,” panggil Morgan seraya menahan tangan Camila yang berjalan mendekat ke arah dua pria yang sedang berkelahi itu.“Lepaskan tanganku!” sentak Camila seraya menepis tangan Morgan. Wanita itu masih terus berjalan ke arah dua pria di hadapannya.Masih tak melepaskan cengkeraman satu sama lain, Julian memberi titah dengan suara keras, “Tetap di tempatmu, Camila!”Wanita itu tersentak. Tak pernah sekalipun dia mendengar Julian membentak dirinya seperti ini. Selama bersama pria itu, Julian selalu memperlakukannya dengan sangat lembut. Keterkejutan itu membuat gerak kaki Camila berhenti. Si wanita menatap nanar pada Julian, seolah tak

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 142. Death Glare

    Auman Julian seolah menggetarkan seluruh bangunan, mengalahkan deru mesin ekskavator yang sedang mengeruk tanah untuk dijadikan kolam raksasa. Orang-orang yang ada di sana menoleh ke arah sumber suara. Tak terkecuali Joseph yang sedang mengawasi para pekerja. Saat melihat Julian berdiri di sana dalam keadaan masih benyawa, perlahan sudut bibir pria itu terangkat, membentuk senyum miring sarat kepuasan.“Hentikan apa pun yang sedang kalian lakukan!” perintah Julian dengan suara menggelegar, seraya melotot pada para pekerja.Deru mesin ekskavator pun berhenti saat si Operator mematikannya. Mereka tahu siapa pria yang baru saja berteriak memberi perintah itu. Memangnya siapa yang tidak mengenal wajah Julian Blight? Pengusaha sukses yang wajahnya wara-wiri di berbagai media cetak maupun elektronik. Terlebih lagi beberapa pekan terakhir, di mana Julian dikabarkan meninggal dunia dalam tragedi Pulau Horsche. Dan ketika mereka melihat sosok itu kini sedang berdiri menghadap mereka dengan tat

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 141. Rise from Hell

    “Jangan membuat ekspresi seperti itu!” Joseph menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Harusnya kausenang, Juan. Bukankah ini yang kau harapkan? Aku kembali ke sini sebagai Joseph Blight,” ujar Joseph saat melihat raut bertanya-tanya di wajah Juan.“Oh, ya. Tentu saja.” Juan mengangkat alis sambil mengalihkan perhatian dari Joseph. “Aku sangat senang akhirnya kau bersedia kembali ke sini,” lanjut pria tua itu.“Dan karena aku sudah kembali, maka aku mau semua yang ada di sini harus sesuai dengan apa yang kuinginkan,” ucap Joseph lagi.Jika boleh jujur, pria tua itu memiliki firasat yang tidak baik tentang kembalinya Joseph ke mansion tersebut. Bagaimana seseorang yang beberapa waktu lalu masih terlihat sangat membenci keluarga Blight, kini dengan enteng menyatakan bahwa dia akan menyematkan nama itu di belakang namanya. Juan memang sudah terlalu tua untuk berdebat, namun pria itu tidak sebodoh yang dikira sehingga akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan Joseph. Kendati demikia

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 140. Noisy Girl

    “Benar-benar tidak ada yang berubah dari mansion ini sejak belasan tahun yang lalu,” ujar Joseph seraya terus mengayun langkah mengikuti kaki Esme yang berjalan cepat di depannya.“Tuan Julian melarang kami melakukan apa pun yang dapat mengubah tata letak bangunan ini, Tuan. Jika ada kerusakan, Tuan Julian selalu memerintahkan para pekerja untuk memperbaikinya seperti sedia kala. Harus sama persis, dan Tuan Julian tidak akan menolerir kesalahan sedikit pun. Begitulah yang sering dibicarakan oleh para pelayan di mansion ini,” sahut Esme panjang lebar, tanpa diminta oleh Joseph.Joseph melirik pada gadis belia itu. Diam-diam, pria tersebut menyunggingkan senyum samar. Gadis ini sepertinya mewarisi sifat ceria dan cerewet dari ibunya. Wajah Esme dan Gracia memang tidak begitu mirip, namun pembawaan gadis itu Gracia sekali.Kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling, Joseph tertarik untuk mendengar lebih banyak cerita tentang apa saja yang sudah terjadi di mansion ini. Salah satunya adal

  • JOSEPH HUNTER (Fight for Trust)   Bab 139. Taking Over the Throne

    “Kau yakin orang yang kau lihat adalah Julian Blight?” tanya Dreyfus, meski dia yakin Monica tidak akan jauh-jauh datang ke markas hanya untuk berbohong mengenai masalah ini.“Kau pikir aku buta, hah?!” Wanita itu justru terlihat semakin murka. “Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Dan aku sangat yakin bahwa kedua mataku masih dapat berfungsi dengan normal, Dreyfus Eastwood!” desisnya.Mendengar suara Monica melengking dengan emosi yang meledak-ledak, sama sekali tak membuat Dreyfus goyah. Pria itu masih tetap terlihat sangat tenang, bahkan sempat menyunggingkan senyum samar di sudut bibirnya.“Aku tidak meragukan itu, Monica.” Dreyfus terkekeh renyah. Kemudian, pria itu menarik napas dalam dan berkata, “Kami akan segera menyelesaikannya.”“Bagus! Dan aku tidak ingin mendengar alasan lagi bahwa keberadaan Julian Blight sulit untuk kalian lacak!” desak Monica.“Aku mengerti,” balas Dreyfus.Terkadang, mengalah bukan berarti kalah. Begitu pun dengan yang dilakukan Dreyfus. Untuk

DMCA.com Protection Status