Home / Romansa / Siapa yang Menghamili Muridku? / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Siapa yang Menghamili Muridku?: Chapter 41 - Chapter 50

59 Chapters

POV Sandiyya (6)

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 41 : POV Sandiyya (6)“Waalaikumsalam, masuk, Om!” ujarku pada pria dengan setelan kemeja biru laut yang ia gulung sampai ke siku itu.“Buruan siap-siap, bilangin Ibuk juga, saya mau ngajakin kalian ke suatu tempat!” ujarnya dengan sambil menggendong Nandio, yang kini sudah berusia dua tahun. Dia semakin lincah saja dan sudah pandai bicara walau belum terlalu lancar. Setiap hari yang ditanyain hanya Papanya saja.“Emang mau ke mana?” tanyaku.“Nanti juga bakalan tahu kok, buruan siap-siap!” perintahnya lagi dengan senyumnya yang selalu mengembang itu.“Ya deh,” jawabku sambil masuk dan mencari Ibuk di dapur.“Buk, buruan siap-siap, Om Egi mau ngajakin kita pergi ke suatu tempat katanya,” ujarku pada Ibuk yang ternyata sedang memasak nasi di dapur.“Mau ke mana?” tanya Ibuk dengan dahinya yang berkerut.“Nggak tahu, Buk. Ayo deh kita siap-siap!” Aku melangkah menuju kamar dan segera berganti pakaian.Setengah jam kemudian, kami sudah berada di dalam m
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Bertemu Mantan Geng

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 42 : Bertemu Mantang Geng“Diyya, Ibuk merasa semua ini bagai mimpi .... “ Ibuk kembali mengusap mata yang kembali berembun.“Iya, Buk, Diyya juga nggak pernah menyangka kalau kita bisa tinggal di rumah sebagus ini. Om Egi memang baik banget, sama kayak Bu Endang,” jawabku sambil tersenyum.“Ibuk sangat bahagia, Diyya, semoga tak ada kesedihan lagi setelah ini. Kamu jangan kecewakan Bu Endang dan Pak Egi, belajar yang benar supaya cita-citamu cepat tercapai. Ibuk akan selalu doakan yang terbaik untuk kalian semua,” ujar Ibuk dengan sambil menggenggam tanganku.Aku tersenyum dengan sambil menganggukkan kepala. Malam ini kami akan tidur di rumah baru, rumah impian, yang untuk bisa memilikinya kami tak berani bermimpi.“Ayo, kita tidur, Nak!” Ibu bangkit dari sofa ruang tengah lalu menggendengku menuju kamar.Malam ini kami akan tidur berempat di satu kamar, besok baru misah. Ibu tidur dengan Nandio seperti biasanya, sedangkan aku dengan Sindy.Hari ter
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

Trauma

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 43 : Trauma“Hmm ... bukan pelakor, kelles, gue istri siri yang mendapatkan segala fasilitas melebihi istri sah. Enaklah loh, apa pun yang gue mau ... dikasih, dan gue nggak akan melewatkan segala kesempatan untuk menumpuk seluruh harta demi kenyamanan di masa datang.” Febiola menjawab dengan senyum angkuh dan gaya khasnya.Aku kembali menghela napas mendengar penuturan Febiola, dia semakin menjadi saja dan aku takkan berani berkomentar apa pun. Ini sudah jalan yang ia pilih dan aku takkan ikut campur.“Feb, cabut yuk ah, Om Niko udah chat ini, dia ngajakin kita nyantai di apartementnya,” ujar Xenna yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.“Oke deh. Diy, lo nggak mau ikut? Siapa tahu aja ... Om Niko mau jadiin elo istri sirinya, soalnya ‘kan elo janda sekarang .... “ Febiola beranjak dari sofa ruang tamu.“Nggak deh, aku mau fokus sama sekolah dan anak-anak. Kalian hati-hati saja dan semoga ... kalian tak menemui kepahitan seperti yang sudah kualami,
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

Masuk Universitas

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 44 : Masuk UniversitasTaklama setelah itu, Om Egi langsung pamit pergi dan izin mengajak Nandio jalan-jalan. Semoga saja dia tak tersinggung atas kata-kataku tadi. Aku sedikit was-was dan tak enak hati. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya.Hari terus berlalu, aku sudah lulus dari ujian Paket C dengan nilai terbaik dari semua Sekolah Paket C di kotaku. Nilaiku juga lebih tinggi siswa di sekolah formal, begitu kata ketua PKBM tempatku bersekolah.“Bu Endang sudah daftarkan kamu ke Universitas xxx dengan Prodi Matematika. Kamu dapat faslitas tanpa tes dan langsung diterima karena nilai ijazahmu yang bagus Diyya.” Bu Endang memelukku.Aku sangat terharu mendengarnya, akhirnya aku bisa kuliah juga walau di Kampus Swasta sebab dengan keadaanku yang memang sudah beranak dua. Kuliahnya juga hanya setiap hari sabtu dan minggu saja, jadi tak terlalu pada seperti mahasiswa umum lainnya.“Terima kasih, ya, Bu Endang. Diyya nggak nyangka, akhirnya bisa k
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Siapa Wanita itu?

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 45 : Siapa Wanita itu?“Om Egi!” Aku kaget saat membuka pintu rumah pagi ini.Pria jangkung--ayah biologis dari putraku itu sudah berdiri di depan rumah.“Selamat pagi.” Dia tersenyum, yang menurutku lumayan manis walau rasa ini langsung kutepis jauh-jauh.“Pagi amat Om?” Aku jadi grogi karena tatapannya.“Saya mau ikut antar Nandio ke sekolah, bukannya hari ini hari pertama dia masuk sekolah TK?” tanyanya.“Hmm ... Iya, Om, cuma sekarang baru pukul 06.00, Nandio juga masih tidur.” Aku meringis dan memalingkan pandangan darinya.“Buruan bangunkan dia, bilang Papanya sudah datang!” ujarnya lagi. “Dia pasti senang, di hari pertamanya masuk sekolah diantar oleh kedua orangtuanya.”“Iya, Om, silakan masuk dulu! Diyya mau bangunin Dio,” jawabku kikuk dan melangkah masuk.Om Egi terlihat mengekor di belakangku lalu menuju dapur. Sepertinya hari ini kami akan sarapan bersama, seperti keluarga bahagia lainnya, sesuai keinginan Nandio, yang selalu menanyakan
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

Cemburu?

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 46 : Cemburu?[Gimana mobilnya, apa udah diambil tukang deret?]Chat dari Om Egi masuk ke ponselku sore ini. Entah kenapa juga, ada rasa kesal di hatiku dengannya. Walau aku tak mau saat diminta menikah dengannya, tapi aku tak rela melihatnya dekat dengan wanita lain. Entah perasaan macam apakah ini? Umurku yang sekarang sudah tak lagi labil sebenarnya saat ini, sudah 20 tahun dan punya dua anak pula, tapi aku masih belum bisa berpikir dengan jernih dan dewasa.[Udah.]Hanya satu kata itu saja balasanku untuk chat dari Om Egi.[Sedang apa?]Eh, dia chat lagi. Nggak tahu apa, kalau aku sedang kesal dengannya.[Hey, kok nggak dibalas? Lagi sibuk, ya. Anak-anak lagi ngapain? Coba tanyain, mereka mau dibawain makanan apa?]Aku menggigit bibir, ternyata dia chat cuma mau nanyain anak-anak saja. Hati ini semakin kesal saja. Aku harus bersikap wajar dan tak menampakkan kalau aku cemburu saat melihatnya dengan wanita lain. Apa, cemburu? Ah, mungkin saja.[Te
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Pengakuan Febiola

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 47 : Pengakuan Febiola“Eh, nggak kok,” jawabku cepat dengan memalingkan pandangan darinya.“Wanita yang tadi siang itu cuma teman lama, kami udah lama nggak ketemu. Teman jaman SMA dulu, eh kemarin ketemu nggak sengaja pas rapat tapi nggak sempat ngobrol. Jadi, tukaran nomor ponsel saja, dan tadi udah ngobrol puas.” Om Egi bercerita dengan tanpa kuminta.Aku hanya diam sambil meremas jemari tangan yang mendadak terasa dingin, sedangkan tubuh malah terasa gerah. Taklama kemudian, terlihat sebuah mobil warna kuning yang berhenti di depan pagar, Om Egi langsung berdiri dan melambaikan tangan kepada sang pengandara yang terlihat menatap kami dari kaca mobilnya yang terbuka.“Saya pamit dulu, masuklah! Sebelum tidur jangan lupa cuci kaki dan tangan dulu!” Om Egi mengusap kepalaku dengan sambil tersenyum.Aku hanya menatapnya dengan berdebar-debar dan berusaha tak baper akan tingkahnya yang seperti menganggapku sama seperti Nandio dan Sindy, seperti anak
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Dia Zaen

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 48 : Dia Zaen“Diyya, benaran elo nggak mau ikutan kita-kita jalan?” tanya Raisa sekali lagi ketika aku mengantar mereka ke depan pintu.“Nggak deh, kalian saja.” Aku menggeleng dengan berusaha tersenyum, walau air mata sudah tak sabar ingin menerobos untuk segera berjatuhan.“Ya udah, kami cabut deh. Byeee ... Diyya .... “ Febiola melambaikan tangan saat sudah masuk ke dalam mobil berwarna pink miliknya itu.“Byeee .... “ Aku masih berusaha tersenyum, walau hati terasa teriris.Mobil Febiola mulai melaju, air mata yang kutahan sejak tadi langsung terjun bebas. Di sebelah rumah, terlihat Om Bilal yang mungkin baru pulang dari kantor, aku segera menyapu cepat mata ini lalu berlari masuk ke dalam.Anak-anak terlihat sedang berada di ruang tengan, menonton acara kartun bersama Ibu juga Bik Asih, aku segera masuk ke dalam ruangan belajar dan mengunci pintunya. Air mata ini semakin mengucur deras dengan dada yang terasa sesak. Setelah puas menangis, aku b
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Papanya Dio

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 49 : Papanya DioAku mengerutkan dahi, kok perasaan jadi tak enak, ya? Mau ngapain dia pakai minta nomor ponselku sekarang? Masa iya dia masih memendam cinta monyetnya dahulu itu? kutatap dia dari ujung rambut sampai ujung sandalnya, dia tampan sekarang. penampilannya ala anak kuliah, ngapain juga dia masih ngober janda kayak aku?“Hey, kok Cuma bengong? Cepat tuliskan nomor ponselmu, Diy! Aku harus cepat pergi ini, teman-temanku menunggu di parkiran.” Zaen menjentikkan jarinya di depan wajahku.“Hmm ... dibuat macam-macam, ya, nomor ponselku ini!” Kuhela napas panjang dan menuliskan nomor ponselku.“Oke, terima kasih,” jawabnya dengan sambil tersenyum lalu pamit.Sepertinya nggak apa kali, ya, kuberikan nomor ponselku kepadanya. Nggak mungkin juga dia mau godain janda, soalnya masih banyal wanita cantik dan single di luaran sana.***Hari terus berlalu, anak-anak mulai menanyakan Om Egi yang sudah dua minggu tak datang ke sini. Nandio yang memang su
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

Dicuekin

Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 50 : Dicuekin“Diyya, aku pulang aja deh, ngobrol juga dicuekin.” Suara Zaen di sampingku membuyarkan lamunan.“Eh, iya .... “ Aku bernapas lega, karena hanya ragaku saja yang berada di sini, sedangkan jiwaku terbang entah ke mana. Syukur deh kalau dia pulang sendiri, mau ngusir nggak enak.“Besok ketemu di kampus kamu, ya, aku mau ke sana,” ujarnya lagi sambil bangkit dari kursi.“Kamu mau ngapain ke sana?” tanyaku dengan dahi yang berkerut.“Ya, mau ketemu kamulah .... “ Dia tersenyum, yang menurutku cukup manis, tapi bagiku yang manis itu cuma Om Egi, eh!“Kurang kerjaan banget! Aku kuliah itu dari pagi sampai sore, full gitu. Jadi, nggak akan sempat untuk ketemu kamu,” jawabku agak kesal.“Masa? Perasaan ada jam istirahatnya deh pukul 12.00.” Dia kembali ngotot.Isshh ... masih suka maksa aja nih cowok, heran aja maunya apa?“Udah ah, pulang sana! Aku ini udah emak-emak dua anak jadi kagak sempat buat main ama cowok pentakilan kayak kamu!” ujarku
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status