Home / Romansa / Gairah Cinta CEO Dingin / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Gairah Cinta CEO Dingin: Chapter 81 - Chapter 90

107 Chapters

BAB 81 PENGORBANAN

“Mengapa tidak kau saja yang berkorban? Bukankah di antara kita berdua tidak ada yang harus berkorban? Kau hanya harus bisa menerima saja kehamilanku ini, tetapi sepertinya kau masih belum Ikhlas melepaskan kekasihmu dan anak kalian.” Karin memandang Ryan dengan kecewa. Karin menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan cepat. Dipejamkannya kedua mata seraya berkata, “Kau meminta aku yang berkorban bukan? Baiklah! Aku akan melakukannya dengan mundur dari sisimu.” Karin melihat ke arah Ryan betapa kecewa dan marahnya dirinya, ketika dilihatnya Ryan sudah tertidur dengan suara dengkurannya yang terdengar nyaring. ‘Sialan kau, Ryan! Kau sudah membuat hidupku yang dahulu tenang tanpa perlu memikirkan sakitnya karena cinta. Namun, semenjak kau hadir dalam hidupku hanya membuat diriku bagaikan naik rollercoaster dan sekarang aku menyerah! Aku tidak sanggup dengan semua ketidakpastian yang kau berikan kepadaku!’ batin Karin.
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

BAB 82 KEBINGUNGAN RYAN

‘Brengsek! Kenapa kau menjadi pengecut dengan pergi diam-diam dan tidak mengatakannya secara langsung kepadaku Karin!’ teriak Ryan. Sopir pribadi Ryan bergegas masuk kamar Karin dilihatnya Ryan yang memukul cermin, sehingga menjadi pecah berkeping-keping. Tangan Ryan tampak terluka dan membiru. Ryan menoleh ke arah sopir pribadinya, dengan tatapan galak. Disalahkannya sopir itu, karena sudah membuat kekasihnya pergi, padahal ia sedang hamil. Sopir pribadi Ryan tidak berani membantah apa yang dikatakannya. Sudah cukup ia membuat kesalahan yang membuat tuannya menjadi marah, meski ia tidak akan mengatakannya, tetapi dapat dilihatnya kesedihan di mata Ryan. Beberapa menit kemudian, Ryan sudah duduk di jok belakang menuju apartemennya. Luka di tangan, karena ulahnya sendiri sudah ia balut menggunakan dasi. Dalam perjalanan menuju apartemennya Ryan asyik melamun. Dan membuatnya mengingat nama Derek. Ia menduga, kalau
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

BAB 83 BERLIBUR DI PONDOK

“Kau tidak berpikir akan bisa menghilang selamannya, bukan? Aku tidak tahu, apa yang kau pikirkan dengan pergi begitu saja!” Ryan berjalan semakin mendekati Karin. Ia tadi telah berhasil melacak keberadaan Karin. Dihampirinya wanita yang sedang mengandung calon anaknya tersebut. Dipegangnya kedua sisi wajah Karin, dengan lembut. Tangannya berpindah ke jantung Karin yang berdebar dengan kencang. Ia meminta maaf, karena sudah membuat Karin menjadi takut. Namun, ia tidak akan menyakiti Karin. Karin meraih tangan Ryan, lalu meletakkan di perutnya. “Kau memang tidak akan menyakitiku secara sengaja, tetapi dengan kau yang meminta kepadaku untuk menggugurkan kandungan sama saja dengan kau menyakitiku.” Ryan meraih Karin ke pelukannya, lalu dielusnya punggung Karin dengan lembut. Ia mengatakan, kalau jujur dirinya masih menyimpan rasa takut akan kehilangan Karin, karena rasa cinta yang dimilikinya. Ia juga tidak dapat memberikan kepa
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

BAB 83 KEGELISAHAN RYAN

“Bukannya ini pondok rahasia milik Ayahmu? Apakah ia memiliki anak rahasia lainnya, selain dirimu?” Tatap Ryan menyelidik ke arah Karin. Karin menatap Ryan tidak suka, ia melemparkan gumpalan kertas ke arah Ryan, yang dengan mudah ditangkapnya. Suara tawa Ryan terdengar ia mengatakan, kalau dirinya lebih menyukai melihat Karin yang marah daripada ketakutan seperti tadi. Siapapun pria di luar sana tidak akan bisa menyakiti Karin selama ada dirinya. Tak berapa lama kemudian, muncullah Derek dengan penampilannya yang tampak kacau. Ia sepertinya sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Dan suaranya yang berubah rupanya dikarenakan ia yang sedang flu. “Karin, kau tidak boleh dekat dengannya. Nanti, kau akan ketularan!” seru Ryan. Derek yang baru memasuki dapur menjadi terkejut melihat ada Ryan dan Karin di dapur tersebut. “Sedang apa kalian di sini?” “Tentu saja sedang berlibur!” ketus Ryan. D
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

BAB 85 ADA APA DENGAN RYAN DAN KARIN

“Kenapa kau masih saja tidak mempercayaiku? Privasi! Itukah alasan yang kau pakai, Ryan? Tolong jujurlah, aku akan berusaha untuk memahami dan menerimanya.” Karin menatap Ryan dengan tatapan kecewa. Ryan memejamkan mata. lalu membukanya dan berjalan mendekati Karin. Dipeluknya Karin dengan rasa sayang, diabaikannya penolakan Karin. “Aku minta maaf, ini keputusan bodoh yang kuambil, tetapi aku memutuskan untuk membatalkannya.” Ryan, kemudian melepaskan pelukannya. Ia berjalan menjauh dari Karin menuju jendela. Dipandanginya jalanan yang terlihat ramai, mungkin karena ini adalah akhir pekan, sehingga walaupun malam tetap saja ramai. Dengan suara datar Ryan mengatakan, kalau ia tidak sanggup mengatakannya kepada Karin, karena ia merasa bersalah. “Kau tidak perlu mengetahuinya lagi, yang pasti mulai besok akan ada seseorang yang selalu menemanimu, agar kau dan calon bayi kita tetap sehat. Juga aku memutuskan kau berhenti bekerja.
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

BAB 86 MUSIBAH

“Tuan Ryan, apakah Anda baik-baik saja?” Tanya sopir pribadi Ryan. Tadinya ia sedang berada di depan pintu apartemen tuannya itu, dengan koper di tangannya berisikan pakaian Karin, yang telah diminta tuannya itu untuk ia ambilkan di apartemennya. Suara berisik dan benda jatuh dengan keras membuatnya mengambil tindakan cepat, untuk membuka pintu apartemen tersebut. Ketika itulah ia melihat tuannya tergeletak di lantai, dengan kepalanya yang terluka dan berdarah. Melihat tuannya yang tidak sadarkan diri, ia menghubungi 911 agar segera mengirimkan bantuan. Selagi menunggu ambulance datang ia membersihkan pecehan vas bunga yang berceceran di lantai, lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelahnya ia melihat ke arah Ryan yang masih juga belum sadar. Namun, ia tidak berani memindahkan tuannya itu, karena takut memperparah cideranya. Selang beberapa menit terdengar ketukan di pintu apartemen itu. Ia beranjak dari samping Ryan untuk me
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

BAB 87 RASA BERSALAH

“Kau pasti berbohong hanya untuk memisahkanku dengan Karin saja!” bentak Ryan naik pitam. Ia lalu melayangkan pukulan ke wajah Derek. Tentu saja Derek tidak tinggal diam ia pun membalas apa yang dilakukan Ryan kepadanya, sehingga keduanya terlibat dalam perkelahian. Keduanya baru berhenti, setelah mereka berdua sama-sama terluka dan lelah. Mereka berdua duduk di lantai bersebelahan dengan napas yang memburu. “Kau itu bodoh, Ryan! Bukannya melihat keadaan Karin di rumah sakit, tetapi kau tidak mempercayai apa yang kukatakan dan mengajakku untuk berkelahi” Ryan bangkit dari duduknya ia meminta kepada Derek untuk menyebutkan di rumah sakit mana Karin dirawat. Dengan senang hati Derek menyebutkan alamat rumah sakit tempat Karin dirawat, sambil mengejek Ryan, kalau Karin tidak akan menerima kedatangannya. Ia yakin, kalau Karin akan membenci Ryan. Ryan menatap dingin Derek, ia memerintahkan kepadanya untuk e
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

BAB 88 MENGAPA JADI BEGINI?

“Hah! Apa kata Anda, Bos? Di sini berisik sekali,” sahut orang suruhan Ryan, yang sedang berada di kelab malam. Di ujung sambungan telepon Ryan mengumpat. Kesabarannya yang hanya sedikit, karena ditimbun rasa bersalah membuat Ryan melempar ponselnya dengan marah. Ryan berjalan mondar-mandir gelisah di apartemennya. Tidak dihiraukannya rasa sakit di wajah dan badannya. Ia berjalan menuju kulkas mengambil beberapa kaleng minuman keras, sepertinya mabuk merupakan solusi yang terbaik baginya saat ini. Duduk di sofa depan televisi Ryan menenggak satu bir kaleng berlanjut ke minuman keras berikutnya. Sampai pada akhirnya kesadaran Ryan hilang dan ia jatuh telentang tidak sadarkan diri di atas sofa. **** Bel pintu apartemen Ryan berbunyi berulangkali, tetapi tidak ada juga sahutan dari dalam apartemen tersebut. Membuat Ibu Ryan yang sengaja datang ke apartemen Ryan, karena ia mendapatkan laporan bahwa putranya itu tidak
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

BAB 89 SAMA-SAMA TERLUKA

“Kalian tidak bisa menahan putraku! Kalian tidak memiliki bukti apapun juga!” Teriak Ibu Ryan. Ryan sendiri terlihat tenang tidak ada takut menghadapi polisi yang datang hendak menangkapnya. Ia mendekati mereka, sambil mengulurkan tangannya untuk dipasangkan borgol. Melihat Ryan yang tampak menerima begitu saja, bahkan ia dengan sukarela menyodorkan tangannya untuk dipasangkan borgol. Ibu Ryan menarik tangan putranya itu, sambil berteriak mengatai Ryan bodoh, kalau ia mau saja masuk ke dalam penjara. Ryan memandang Ibunya dengan raut wajah sedih. Ia tahu, kalau sudah mengecewakan Ibunya, tetapi ia menyadari dengan dirinya masuk penjara merupakan hal yang tepat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Sudahlah, Bu! Aku memang bersalah dan harus menerima hukuman dari kesalahanku itu.” Ryan keluar dari apartemennya, bersama dengan dua orang polisi yang datang menjemputnya. Ryan hanya diam diabaikannya jeritan his
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

BAB 90 KE MANA RYAN

“Aku ingin bertemu dengan Karin! Aku harus bicara dengannya!” Teriak Ibu Ryan. Ia sebelumnya sudah datang ke rumah sakit, untuk menjenguk Karin. Namun, sesampainya di sana ia menemukan kamar Karin dalam keadaan kosong. Rupanya ia selisih beberapa menit saja dengan kepulangan Karin dari rumah sakit. Pada awalnya dengan diantarkan sopir Ryan ia mendatangi apartemen Karin, tetapi ia tidak ada di sana. Entah bagaimana caranya sopir pribadi Ryan membawanya ke rumah mewah, yang katanya merupakan rumah dari Ayah kandung Karin. Dan di sinilah sekarang dirinya berada. Ayah Karin yang baru saja hendak keluar rumah menjadi marah. Melihat kedatangan Ibu Ryan yang berteriakk-teriak. “Saya tidak mengijinkan Anda, untuk bertemu dengan Karin! Ia perlu istirahat dengan tenang!” ucap Ayah Ryan. Mata Ibu Ryan langsung melotot galak. Ia mengatakan, kalau Karin bisa tenang, sementara anaknya sempat merasakan berada dalam penjara, deng
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status