Semua Bab Gairah Cinta Roosje: Bab 11 - Bab 20

77 Bab

Bagian 11

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 11------- o0o -------“Yaa Allah, Néng,” ujar Hanan seraya menahan gelitik tawanya. Sebagai lelaki, dia tahu bahwa Bunga mungkin sedang dilanda rasa cemburu. “Mengapa Enéng masih mempertanyakan itu?”Bunga cemberut. “Apa salah kalau aku bertanya seperti itu, Aa?” Balik bertanya gadis itu dengan raut yang kian menggemaskan. Jawab kekasihnya tersebut lembut, “Tentu tidak, Néng. Kekasih Aa ini berhak bertanya apapun padaku. Termasuk yang itu tadi.”“Terus mengapa tidak langsung dijawab?” Bertambah mungil wajah Bunga dengan bibir mengerucut tipis.“Ooohh, mau langsung aku jawab? Baiklah,” ucap Hanan kemudian dan melirik ke arah Mang Dirman yang sesekali mendeham menggoda. “Bagi aku, perempuan yang tercantik itu hanya ada dua orang, Néng.”“Tuh ‘kaaann Aa mah?” rengek Bunga bermanja-manja. “Pasti salah satunya Noni Belanda itu, ‘kan?”“Duh, sebentar ….” tandas Hanan. “Aku belum selesai menjawab, Néng Cantik.”“Dih, Aa.” Kulit pipi Bunga sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-25
Baca selengkapnya

Bagian 12

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 12—---- o0o —----Mang Dirman dan Bunga terperanjat mendengar suara-suara teriakan tadi. Mereka melihat-lihat ke arah sebelumnya Hanan menunjuk-nunjuk."Mang, apa yang terjadi pada Aa Hanan?" tanya Bunga panik. Dia hendak turun dari atas sado, tapi dengan cepat Mang Dirman menahannya. "Jangan turun, Nèng! Tetap di sana!" seru sosok tua tersebut. Dia sendiri bingung, harus menyusul Hanan atau tetap diam menjaga Bunga."T-tapi … t-tapi … Mang! Aa Hanan …." Bunga tersedu sedan mengkhawatirkan kekasihnya. Berulangkali gadis itu nekat untuk turun, selama itu pula dicegah kusir sado tersebut."Jangan turun, Nèng! Berbahaya! Dengarkan kata saya, tetap berada di sini!" sahut Mang Dirman digayuti rasa dilema."Ya, Allah … bagaimana ini?" Kelopak mata Bunga sudah berair. Dia menangis. Lantas berteriak sekencang mungkin, "Ada Hanaaannn! Aa Hanaaannn!"Namun tidak ada sahutan atau balasan sama sekali."Mang, cepat lihat ke sana! Lihat apa yang ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-26
Baca selengkapnya

Bagian 13

GAIRAH CINTA ROOSJE Penulis : David KhanzBagian 13------- o0o -------Sosok perempuan tua berkeriput, bertubuh bongkok ―melengkung― ke depan, dan bertopangkan tongkat kayu sebesar pergelangan tangan, menatap tajam ke atas sado. “Siapa kalian? Berani-beraninya di waktu seperti ini melewati jalan ini!” tanyanya dengan suara parau tertahan di kerongkongan. Gelambir kulit pipinya yang dipenuhi titik-titik bopeng, turut bergerak-gerak layaknya jengger ayam di kala berbicara.Mang Dirman berusaha tenang. Satu hal yang dia khawatirkan, tentu saja keselamatan Bunga dan Hanan. Jawab laki-laki tua tersebut, “Maafkan kami, Nyai. Saya hanya kebetulan lewat di jalan ini, mengantarkan tamu-tamunya Tuan Guus, dan buru-buru hendak menuju pulang.”Nyai Kasambi menggeram. Bola matanya yang hanya berupa titik hitam kecil bergerak-gerak, meneliti dua sosok di belakang Mang Dirman. Terlihat begitu asing, menurutnya. “Hhmmm, anak muda yang cantik dan tampan,” gumamnya seraya manggut-manggut sehingga gel
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-27
Baca selengkapnya

Bagian 14

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 14—---- o0o —----Malam belum begitu larut. Waktu pun baru menunjukkan angka sepuluh malam. Namun dingin sudah terasa menusuk-nusuk pori kulit. Dengan mengenakan gaun tidur yang serba memanjang dan berwarna putih, Roosje menyelinap keluar rumah. Melihat-lihat sebentar keadaan di depan, untuk memastikan ada seseorang yang berada di sana. Hingga kemudian, nyaris gadis itu tersurut mundur begitu sesosok laki-laki putih kemerahan datang mendekat."Ah, kau Gert!" seru Roosje terperanjat. "Saya pikir siapa yang muncul."Lelaki itu memberi hormat dengan wajah datar tanpa ekspresi. "Welterusten, Mevrouw Roos," sapanya usai mendekat. "Apa yang Nona lakukan malam-malam seperti ini? Ada sesuatu yang bisa saya bantu, Nona?""Ah, kebetulan sekali kalau begitu, Gert," ujar Roosje seperti kejatuhan durian. "Ummhh … apa kau melihat Ki Praja?""Mungkin ada di belakang, Nona. Biasanya di waktu-waktu seperti ini, Ki Praja sedang mengurus kuda.""Oh, kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya

Bagian 15

GAIRAH CINTA ROOSJE Penulis : David KhanzBagian 15—---- o0o —----Ki Praja tersurut mundur begitu Tuan Guus mendekat. Tampak sekali di wajah tua tukang mengurus kuda itu, raut was-was menggayutinya."Kamu orang hampir saja membocorkan apa yang seharus tidak kamu orang lakukan, Ki," ucap Tuan Guus seraya berjalan mengelilingi Ki Praja. "Bukan sudah janji dulu, perkara itu akan tetap jadi rahasia kamu orang dan saya, huh?""M-muhun, T-tuan. Maafkan saya," balas sosok tua tersebut dengan suara bergetar. "S-saya hampir saja mengungkapkan itu pada Nona Roos. T-tapi untunglah, saya berhasil mengalihkan—""Berhasil katamu, huh?" seru ayahnya Roosje tersebut menggetarkan hati. "Itu anakku, Roos, bukan seperti gadis-gadis biasa, Ki. Itu dia pasti akan selalu menagih apa yang kamu orang sudah janjikan!""A-ampun, T-tuan. M-maafkan saya," kata Ki Praja kembali semakin menciut nyalinya. "Tadi itu, saya benar-benar lupa mengontrol diri. Kalau sekiranya Tuan tidak berkenan, saya siap menerima hu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

Bagian 16

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 16------- o0o -------Sementara itu di lain waktu, di kediaman keluarga Sumiarsih, sepi sudah mulai menyapa hampir seluruh penghuni rumah. Tinggal Hanan dan Mang Dirman yang masih terjaga, duduk-duduk di beranda belakang sambil menikmati minuman hangat menjelang ketibaan tengah malam."Jangan terlalu larut tidurnya, Nak," ujar Sumiarsih pada anak lelaki semata wayangnya, sebelum beranjak ke tempat peraduan. "Usahakan cukup istirahat dan bisa terbangun sebelum waktu Subuh tiba.""Iya, Bu. Hanan hanya ingin mengobrol dulu sebentar dengan Mang Dirman," ucap Hanan seraya melirik sosok tua yang duduk tidak jauh darinya."Ya, sudah. Tapi ingat, kamu masih mengerjakan qiyamullail, 'kan?" tanya ibunya sekadar memastikan. Jawab Hanan dibarengi senyumannya, "Tentu saja, Ibu sayang. Insyaa Allah, Hanan akan selalu berusaha mendawamkan itu. Sebagaimana yang sering Ayah dulu wejangkan pada Hanan sejak kecil."
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Bagian 17

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 17—---- o0o —----Hanan dan Mang Dirman kembali duduk, menempati bangku besar yang terpasang di beranda belakang rumah. Menghadap area kebun yang rimbun dengan berbagai tanaman serta pepohonan. Angin malam yang dingin, sesekali menghembus, membelai keduanya dengan syahdu diiringi irama nyanyian hewan-hewan mungil di balik-balik semak."Aahhh, hangat sekali, Mang," ujar Hanan begitu menyeruput minuman wedang jahe yang tadi dibuat. Masih mengepul panas membangkitkan hasrat untuk berlanjut menikmatinya."Lebih nikmat juga kopi, Den," balas Mang Dirman tidak mau kalah. Lelaki tua itu meminum kopi dengan cara unik. Pertama-tama menuangkannya terlebih dahulu ke dalam wadah berbentuk piring kecil yang dijadikan tatakan gelas, meniup-niup sebentar, lantas menyeruputnya sedikit demi sedikit. "Aahhh … sedap sekali," desah kusir keluarga Sumiarsih tersebut."Tidak boleh meniup minuman dan makanan, Mang. Pamali,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-01
Baca selengkapnya

Bagian 18

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 18—---- o0o —----"Ada apa, Mang?" tanya Hanan turut berdiri dan melihat-lihat arah yang sedang diawasi oleh Mang Dirman.Jawab orang tua tersebut, "Entahlah, Den. Sepertinya ada orang yang bersembunyi di balik pohon itu." Dia menunjuk ke arah rimbunan pohon di depannya. Tidak seberapa jauh, tapi jika dibuat untuk bersembunyi dan menguping pembicaraan mereka, masih bisa didengar."Ah, mungkin hanya hewan liar, Mang," ucap Hanan mengira-ngira."Mudah-mudahan saja begitu, Den," balas Mang Dirman dengan hati masih was-was. "Aden tunggu di sini, saya akan memeriksa ke sana.""Jangan, Mang!" cegah Hanan buru-buru mencekal lengan orang tua itu. "Ini berbahaya, karena sudah malam dan gelap. Sebaiknya kita masuk ke dalam rumah. Biar besok pagi kita periksa kembali tempat itu.""Sebentar saja, Den. Saya penasaran.""Jangan! Besok saja!""Tapi, Den …."Hanan menarik lengan Mang Dirman agar s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-02
Baca selengkapnya

Bagian 19

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 19—---- o0o —----Jelang siang hari sekitar sebelasan, Roosje mencari-cari Ki Praja hingga ke area kandang kuda, tapi laki-laki tua tersebut tidak kunjung ditemukan di sana. Kemudian menemui Koen yang sedang berjaga di depan gerbang rumah."Ki Praja pergi bersama Tuan Guus ke perkebunan di atas, Nona," jawab Koen begitu ditanya.Roosje mendecak kesal. Kalau ayahnya pergi, pasti dikawal oleh Gert. Jadi tidak ada seorangpun yang bisa dipintai tolong di rumah."Nona hendak ke mana sesiang ini?" tanya Koen. "Nanti kalau Tuan Guus pulang dan bertanya, saya tidak bisa menjawab apa."'Ah, sialan! Kalau aku minta Koen mengawal, lalu siapa yang berjaga di sini?' rutuk Roosje makin kesal. 'Apakah aku mengajak itu Dasimah saja?' tanyanya sendiri seraya bergegas kembali ke dalam rumah, mencari-cari sosok yang dimaksud. "Ah, beruntung sekali, ternyata kamu ada di sini, Dasimah!"Seorang perempuan muda meno
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-03
Baca selengkapnya

Bagian 20

GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 20—---- o0o —----Sementara itu di lain tempat, sesuai dengan rencana semalam, esok siangnya Hanan bersama Mang Dirman pergi berkunjung ke rumahnya Kepala Kedusunan. Di sana, anak muda putra tunggal dari almarhum Juragan Juanda tersebut diterima dengan baik."Alhamdulillah …." ujar Ki Panca, sesepuh sekaligus Kepala Kedusunan Sundawenang, merasa bahagia sekali begitu mendengar rencana Hanan akan tetap tinggal di kampung mereka. "Itu malah lebih baik, Nak Hanan," imbuh orang tua tersebut dengan mata berbinar-binar. "Masyarakat di sini akan sangat terbantu sekali dengan kehadiran Nak Hanan. Apalagi semenjak kepergian Juragan Juanda, rasanya belum ada lagi sosok yang begitu dekat dengan kami."Balas Hanan usai melirik Mang Dirman di samping, "Insyaa Allah, Pak. Tinggal menunggu keputusan dari pemerintah serta surat penugasan kerja di sini. Mudah-mudahan saja, diterima dan semuanya berjalan lancar.""Insy
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status