Semua Bab Kontrasepsi di Kamar Adikku : Bab 11 - Bab 20

232 Bab

Part 11

“Emak, apa kabar?” sapaku seraya meraih tangan wanita yang telah melahirkanku dua puluh lima tahun yang lalu itu lalu mencium bagian punggungnya dengan khidmat.Emak menangis dan langsung menghambur memelukku. “Maafin Emak karena telah gagal mendidik Dewi!” ujar Emak di sela isak tangisnya.“Enggak, Mak. Emak nggak salah apa-apa. Efita yang salah karena belum bisa menjadi istri yang baik, sehingga suami Efita berpaling, Mak!” sanggahku, mempererat pelukan kami.Entah dari mana Emak tahu kabar ini, sebab aku selalu menutup rapat rahasia tentang keretakan rumah tanggaku dengan Mas Akmal karena kehadiran Dewi sebagai orang ketiga.Aku menggandeng tangan Emak masuk lalu mempersilakan perempuan berusia empat puluh lima tahun itu duduk. Bahagia rasanya ketika hati ini sedang gundah gulana dan didatangi oleh orang yang paling aku cinta.Membukakan lemari es, mengambil sirop coco pandan kemudian menuangnya ke dalam gelas berisi air putih serta es batu. Setelah itu kubawa minuman itu ke depan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 12

“Sudah ketemu, Bang. Abang ke taman depan pengadilan Agama saja!” Aku dengar perempuan berpakaian serba hitam itu berbicara dengan seseorang di ujung sambungan telepon.Tidak lama kemudian, muncul seorang laki-laki berkemeja merah hati menghampiri kami, dan aku seperti mengenal pria tersebut. Tetapi di mana?“Terima kasih, Ukhti!” ucapnya sambil membungkuk.Ya, sekarang aku ingat. Dia laki-laki yang tidak sengaja menabrakku di depan gapura komplek.“Sekali lagi, saya ucapkan banyak terima kasih sama Mbak. Kalau Quina tidak bertemu dengan Mbak, saya nggak tahu deh, apa yang bakal terjadi kepada Quina!” ucap Ummi Saquina.“Sama-sama, Mbak. Ya sudah, saya permisi dulu. Sudah siang, assalamualaikum!” Aku memutar badan meninggalkan mereka.“Bunda!” Tiba-tiba Saquina kembali memanggilku dengan sebutan itu. Dia menangis tersedu serta meronta-ronta ingin ikut denganku.“Bunda, ikut!” rengeknya pilu.Aku menoleh, menitikkan air mata dan menghampiri gadis kecil itu kembali.“Apa saya boleh meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 13

Hampir semua terapi yang disarankan oleh orang-orang terdekat kami jalani, namun, kami belum juga dikaruniai momongan seperti yang selalu aku panjatkan dalam doa. Sepertinya Sang Maha Rahim belum mengabulkan doa-doa kami.Aku juga tidak mau memaksa Mas Akmal untuk menjalani terapi setiap minggunya, sebab aku tahu semua itu pasti akan menyakiti hatinya. Kuterima suratan takdir jika memang kami tidak jua dikaruniai buah hati. Toh, banyak anak yatim yang bisa kami angkat atau sekedar kami santuni.Dan ternyata, inilah balasan dari semua kesabaran serta keikhlasanku menerima semua kekurangan Mas Akmal. Dia menghianatiku, membagi cinta dengan Dewi yang notabene adalah adik iparnya sendiri. Perih, sakit hingga meresap ke dalam pori-pori.Sudahlah, mungkin jodohku dengan Mas Akmal hanya sampai di sini. Aku juga bersyukur karena Allah segera menunjukkan siapa Mas Akmal sebenarnya.Hari semakin beranjak sore. Kesunyian membungkus rapat rumah yang sudah aku tempati selama hampir lima tahun ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 14

"Papa?!" Aku bangkit dari pembaringan, mengambil kerudung dan segera mengenakannya."Efita, maaf Papa masuk tanpa permisi. Papa sudah tidak bisa menahan perasaan ini, Fita. Apa kamu tahu, Papa sudah mencintai kamu sejak pertama kali melihat kamu!" ucap Papa seperti sedang terpengaruh minuman keras. Laki-laki bertubuh tegap itu mendekat ke arahku dengan langkah terhuyung.'Ya Allah, lindungi hambamu ini'."Tolong jangan tolak Papa, Fit!" Dia berjalan semakin mendekat, mengusap pipi ini dan mendekatkan wajahnya hendak menciumku.Aku mundur beberapa langkah menjauh dari pria yang selalu aku hormati itu. "Ya Allah, Pap. Istigfar, Pap. Saya itu menantu Papa!" ucapku gemetar.Namun, sepertinya pikiran Papa sudah dikuasai oleh hawa nafsu. Dia menarik kerudung yang menutup kepalaku dan hendak membuka bajuku.Aku melirik ke arah pintu, melihat sebuah linggis kecil yang tergeletak di sana, segera merangkak meraih benda tersebut, namun dengan sigap Papa mencekal kakiku, merangkul tubuh ini dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 15

"Anaknya sudah besar-besar ya, Mas?" "Iya, Alhamdulillah!" Dia kembali tersenyum.Mbak Kenza keluar sambil membawa tiga gelas sirop melon dan menyuguhkannya kepadaku. Karena kebetulan aku juga sedang haus, aku segera meneguk setengah gelas minuman tersebut, setelah itu ia dan Saquina mengantarku untuk melihat-lihat rumah ibunya yang hendak disewakan."Ini, Mbak Fita rumahnya. Kalau buat keluarga kecilmah cukuplah. Mbak Fita tinggal sama siapa saja nanti?" tanya Mbak Kenza seraya membuka pintu rumah tersebut."Sendirian, Mbak!" jawabku."Emang Mbak Efita belum menikah?"Aku kembali menghela nafas."Lagi proses perceraian, Mbak!" sahutku dengan nada serak."Maaf, Mbak. Saya tidak tahu. Mbak Fita yang sabar ya...." Wanita berhijab tosca itu mengusap bahuku.Aku mengulas senyum, mencoba untuk tidak menunjukkan sakit yang sedang aku rasa karena tidak mau semua orang tahu tentang luka masa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 16

Bagaimana bisa Mas Akmal mengatakan ke orang-orang kalau aku ini mandul, sedangkan dia tahu sendiri bahwa tes di rumah sakit menunjukkan bahwa dialah yang tidak subur. Sekuat tenaga diri ini menutupi segala kekurangannya tapi dia malah memutar balikkan fakta. “Asal kamu tahu, Dewi. Bukan saya yang mandul. Tetapi pasangan mesum kamu itulah yang mandul. Dia menderita varikokel. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa tanyakan kepada pacar kamu itu!” Aku keluar dari kamar emak kemudian masuk ke dalam kamar pribadiku, menumpahkan air mata meredam segala lara yang mendera. ‘Tega sekali kamu memfitnahku, Mas!” Fajar mulai menyingsing. Aku membuka jendela kamar. Cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur, menyapa pagiku yang terasa hampa. Aku berdiri di teras kamar yang berhadapan langsung dengan taman. ‘Kuhirup dalam-dalam segarnya udara pagi, menikmati semerbak harumnya bunga mawar sambil memandangi kuntum-kuntum bunga yang mulai mekar. Indah sekali. Ting!
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 17

Mas Kenzo melirik ke arahku. Apa dia percaya dengan omongan Dewi?Ingin rasanya diri ini kembali turun dari mobil Ayahnya Saquina dan menabok mulut adikku dengan sandal jepit yang sedang aku pakai."Kita jalan sekarang, Dek," ucapnya lembut.Aku hanya menjawab dengan anggukan.Deru mesin kendaraan membawa kami menjauh dari pekarangan rumah Emak. Aku terus memandangi bangunan tua yang penuh dengan kenangan itu. Air mata tiba-tiba luruh membasahi pipi tanpa mampu aku bendung. Teringat dulu ketika kami masih bersama di rumah tersebut, hidup saling menyayangi dan tidak ada pertengkaran seperti sekarang ini, bahkan berkata kasar pun kami tidak pernah. Semua gara-gara perselingkuhan Dewi sama Mas Akmal, keluargaku jadi hancur. Sifat adikku menjadi berubah, pun dengan diri ini yang jadi gampang sekali emosi."Ini, Dek!" Mas Kenzo menyodorkan sebuah sapu tangan kepadaku. Aku lekas menghapus air mata kemudian menyandarkan pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 18

Papa Surya mengulurkan tangan hendak menjabatku, namun aku tetap bergeming enggan meraih tangan pria yang hampir saja menodaiku itu. Hilang sudah rasa hormatku semenjak kejadian malam itu.***Mataku mulai mengembun ketika Mas Akmal membaca ikrar talak, memutuskan ikatan suci yang telah kita bina selama lima tahun lamanya. Kini resmi sudah diri ini menyandang status janda dan tinggal menunggu akta cerai serta masa idahku selesai. Aku harus menata hidup kembali dengan statusku yang baru. Dan tanpa menoleh ataupun mengatakan selamat tinggal, Mas Akmal berlalu begitu saja setelah persidangan selesai. Hanya tinggal Papa Surya yang berdiri di halaman pengadilan Agama sambil terus menatapku dengan tatapan yang sulit sekali diartikan. Jujur, aku takut sekali kepadanya, khawatir dia menyimpan dendam karena aku telah melukainya tempo hari."Apa kabar, Efita?" sapa Papa sambil tersenyum."Seperti yang Papa lihat, saya baik-baik saja!" j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 19

Aku membuka mata perlahan, bahagia sekali melihat kekasih hatiku masih duduk setia menungguku. Aku merasa menjadi laki-laki paling beruntung di muka bumi ini. Tidak sempurna, tetapi memiliki istri yang sangat setia dan mencintaiku.“Fit,” panggilku pelan, karena badan ini masih terasa lemas. Tapi, kenapa Efita malah membuang muka?“Efita,” aku berusaha bangkit dan meraih tangan wanita berhijab peach itu“Kamu sudah sadar, Mas? Kalau begitu, aku pamit pulang. Biar nanti Dewi yang menemani kamu di sini!” sahut Efita sambi beranjak pergi.Ya Allah, ada apa. Kenapa dia terlihat begitu marah?Papa masuk dan mengenyakkan bokongnya kasar di kursi sebelah ranjangku.“Bener-bener istri kamu, Mal. Masa disuruh donorin darah saja tidak mau. Nggak ada balas budinya sama sekali kepada suami. Mauanya duitnya doang!” rutuk Papa membuat sesak dada ini.Aku terus berusaha mencerna ucapan Papa. Apa iya Efita tidak mau mendon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Part 19 (POV Akmal)

Baru beberapa hari aku tidur secara terpisah dengan Efita. Aku sudah tidak bisa menahan rindu kepada wanita itu. Bayang-bayang senyuman istriku selalu menari di ingatan. Bagaimana kalau nanti aku benar-benar berpisah dengan dia. Apa aku sanggup, menjalani hari-hari dengan kesendirian?Aku keluar dari kamar karena ingin mengintip rumah istriku yang berseberangan dengan rumah Papa. Aku terkejut ketika melihat Papa keluar dari kamar Dewi tengah malam seperti ini. “Papa?!” Laki-laki berusia lebih dari setengah abad itu terkejut ketika aku memanggilnya.“Papa ngapain keluar dari kamar Dewi?” tanyaku sambil menatap menyelidik.“Pa–Papa mau minta dibuatin mie instan sama dia!” sahut Papa tergagap.Dahiku mengernyit mendengar jawaban Papa. Sepertinya ada yang disembunyikan oleh pria tersebut.“Kamu juga ngapain malam-malam begini keluar dari kamar. Bukannya tidur?!” Papa balik bertanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
24
DMCA.com Protection Status