Belum satu menit meluruskan punggung, Ibu sudah berteriak memanggil sembari menggedor-gedor pintu kamar. “Iya, Bu!” sahutku dari dalam kamar. “Keluar sebentar, Bapak mau bicara,” pekik Ibu. “Nanti saja, Bu! Capek!” tolakku. Seharian habis jalan sama Farhan, penat tak lagi terelakkan. Lagian, bentar lagi juga mau magrib. Kan bisa bicaranya nanti saja. “Bapak minta sekarang, penting katanya!” ucap Ibu. “Iya,” jawabku menahan kesal. Sepenting apa sih sampai senja begini Bapak mau bicara? Dengan malas aku bangkit, berdiri lalu beranjak membuka pintu. Ibu masih berdiri mematung menungguku. “Ada apa sih, Bu?” gerutuku. “Duduk dulu, Bapak mau bicara,” ucap Ibu. Aku menurut. Berjalan ke arah Bapak yang tengah duduk di lantai ruang keluarga lalu meletakkan bobot berhadapan dengannya. Pun dengan Ibu, dia duduk di sebelah Bapak. “Bicara penting apa sih, Pak?” tanyaku memasang wajah masam. Kejadian tadi pagi masih membuatku dongkol, sekarang rasanya malas jika bicara dengannya. “Begi
Last Updated : 2022-12-10 Read more