Vana sungkan untuk bertanya ada apa pada Fandra, pada akhirnya dia diam, menunggu pria itu memberi tahunya. Firasatnya entah mengapa tiba-tiba menjadi tak begitu enak usai melihat perubahan raut wajah dan tatapan Fandra. Setelah mengakhiri panggilannya, Fandra sempat terdiam, mengatur napas dan ekspresi wajahnya kemudian berbalik, Vana siap mendengarnya. “Maaf, ada masalah di kantor,” akunya dengan ekspresi bersalah tergambar di wajahnya yang sedikit pucat. “Penting? Kau harus ke sana, bukan?” balas Vana. Pria itu mengangguk pelan tapi tak menceritakan apa masalahnya. Vana cukup tahu dari perubahan itu. “Kalau begitu, pergilah. Aku akan menunggu di kamar,” kata Vana. Jelas, dia tak akan bisa menunggu di situ, bukan? “Baiklah. Kau kembalilah dulu, lain kali aku mengajakmu masuk. Maafkan aku, Vana. Sampai nanti,”
Last Updated : 2023-09-27 Read more