Home / Romansa / Calon Istri Tuan Muda / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Calon Istri Tuan Muda: Chapter 91 - Chapter 100

108 Chapters

91. Arah Impian

Vana menelan ludahnya, dengan takut-takut menatap satu per satu temannya yang tetap memasang wajah serius yang datar, hanya Heda yang tampak biasa saja bahkan dengan santainya berbalas pesan entah dengan siapa.“Jadi … aku ….”“Kau tega sekali, Vana!” seru Sabina menyela perkataan Vana yang terbata.Kedua kelopak mata Vana mengerjap, terkejut dengan apa yang Sabina katakan seolah menodongnya.“Aku ….”“Kenapa gak juju raja sejak awal? Dengan begitu kita gak usah patah hati,” tambah Angela yang kembali menyela Vana.“Bener. Kalo aja bisa cerita sejak awal, kita gak usah musuhan kek gini, kan menyebalkan,” timpal Giana.Entahlah, apa yang sebenarnya ingin Vana sampaikan sekarang. kalimat pengakuan dan penjelasan yang sudah dia siapkan sejak tadi di otaknya sekarang menguap entah ke mana. Vana terdiam, menundukan wajahnya dalam. Apa yang bisa dia lakukan kalau teman-temannya menyerang setiap kali dia hendak bicara membuatnya tak bisa mengatakan apa-apa.Sepertinya tawaran Fandra untuk me
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

92. Telepon Asing

Seperti yang Vana katakan kalau dia akan meminta Fandra untuk menjemputnya meskipun itu beresiko karena mungkin Fandra akan diikuti oleh reporter atau semacamnya demi mendapatkan siluet calon tunangannya itu.“Hati-hati Van, kabari kami selalu, jangan cuma seminggu sekali, menyebalkan,” kata Sabina saat mengantar Vana ke teras rumah.“Tentu. Aku tak bisa janji karena, yah, kalian tau, akan sibuk,” jawabnya.Teman-temannya itu mendesah sebal. Tapi memang begitulah, Vana akan sibuk karena sebentar lagi dia akan menjadi primadona.“Baiklah terserah. Yang penting kau kabari,” kata Angela.“Tentu. Sampai jumpa lagi,” ucap Vana berpamitan.Mereka mengangkat tangan saat Vana mulai melangkahkan kakinya menjauhi rumah Sabina. Fandra sudah menunggu di depan pos penjagaan karena Vana memintanya untuk di sana saja.Vana menggunakan masker hitam untuk menutupi wajahnya atas saran Angela, karena bagaimanapun juga fakta bahwa Vana keluar lewat pintu utama Mansion Alatas pasti menarik perhatian meski
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

93. Kau Cemas?

Lima hari menjelang acara tersebut, dekorasi sudah mencapai 80%. Vana takjub dengan dekorasi ruang ballroom itu, tempat dia sering menghabiskan waktunya berlatih sejak datang ke rumah besar itu beberapa bulan lalu. Waktu ternyata berjalan begitu cepat, sudah hampir setengah tahun Vana di sana dan berhasil membangun hubungan dengan Tuan Muda Alatas yang berhati dingin, itu rumornya tapi ternyata tak sedingin itu. Kedekatannya dengan Fandra, apakah sudah bisa dikatakan janjinya Vana pada nenek terpenuhi. Sungguhkah pria itu membuka hatinya untuk Vana? Belakangan ini Fandra tampak begitu sibuk di kantor, pergi pagi pulang sore. Ayahnya pria itu mengatakan kalau perusahaan ada sedikit masalah itu sebabnya Fandra sangat sibuk. Terlepas dari kesibukannya sebagai direktur yang akan menjadi pemimpin perusahaan masa depan, sebenarnya Fandra memikirkan banyak hal, terutama telepon asing itu. Meski sudah lewat beberapa hari, tetap saja dia memikirkanny
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

94. Jangan Sampai Terluka

“Bagaimana kau ke sini?” Fandra bertanya masih menatap gadis itu. Vana tak segera menjawab, tatapannya lurus ke depan. Bagaimana gadis itu bisa berada di sana? untuk keluar dari kediaman Alatas tanpa izin saja tidak mudah, penjagaannya juga ketat, tapi Vana justru berada di sisi sekarang berjalan santai seolah tak mengalami apa pun. “Hm. Menyelinap,” jawab Vana enteng. Fandra justru terkejut dan menatapnya tajam. “Bercanda. Tentu saja tidak. Aku diantar penjaga ke sini, mereka menunggu di depan sana,” jelas Vana kemudian sambil menunjuk ke depan. Dua orang pria tampak berjaga di pintu, menunggu mereka datang. Fandra merasa bodoh karena tak menyadari kedua penjaga itu. “Nenek tau?” tanyanya lagi. Kali ini Vana mengangguk lalu meliriknya. “Mereka tau, aku yang memaksa,” akunya tersenyum tipis. Fandra t
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

95. Menjadi Nyonya

Pria itu menatapnya, begitu lama, penuh perhatian. Ada banyak hal yang berubah dari Fandra, tentang bagaimana dia mendekat pada Vana. Gadis itu sendiri tersenyum, masih mencoba menenangkannya.“Apa yang kau masak?” tanya Fandra menolehkan kepalanya ke konter dapur.“Hanya pasta,” jawab Vana ikut melirik ke dapur lalu bangun dari duduknya. “Aku sudah hampir selesai. Sini, duduk,” panggilnya pada pria itu.Menuruti gadis itu dan duduk di meja makan yang hanya ada dua kursi di sudut ruangan, Fandra menunggu apa yang akan Vana hidangkan. Memang hanya pasta, tapi aromanya menggugah selera. Tampilannya menggoda, membuat Fandra penasaran bagaimana rasanya.“Hanya ada bahan ini jadi aku memasaknya saja. Lagi pula ini tak terlalu berat. Ayo coba sebelum dingin,” kata gadis itu setelah menaruh piring di hadapan Fandra yang menfokuskan perhatiannya.Meraih garpu yang di sediakan Vana, Fandra mulai mencicipinya sementara Vana sendiri diam di tematnya menunggu respon pria itu. Meskipun sudah terbi
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

96. Dalam Damai

Pagi menjelang, aktivitas harian di mulai. Semua orang di kediaman Alatas sudah sibuk sejak pagi, menuntasan dekorasi untuk acara yang akan datang. Hampir semua beres, hanya tinggal beberapa hal lagi. Kursi dan meja udah tertata dengan rapi di ballroom, bunga bermekaran yang menebarkan keharuman. Ruang ballroom yang biasanya luas tak banyak furniture kini lebih banyak dihias.Pagi-pagi Vana sudah ikut membantu meskipun para pelayannya melarang dia tak tahan untuk tak turur serta membantu sampai salah seorang pelayan yang menjaganya menyampaikan pesan dari sang ratu di kediamannya.Vana menghadap Xu Mei di kamarnya sebelum sarapan. Wanita tua itu tampa bahagia sekali, wajahnya berseri, keriput di wajahnya karena usia kini tak tampak. Vana bisa menebak apa yang membuat sang ratu demikian.“Nenek ada perlu denganku?” Vana bertanya mencoba mengalihkan perhatian wanita itu yang menatapnya begitu lama. “Ya. Bukan hal yang besar, hanya ingin berbincang denganmu sebelum sarapan,” katanya.Va
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

97. Namun Ada Apa?

Tidak ada yang bisa Vana lakukan usai sarapan. Ketiga pelayannya juga tidak ada di dekatnya karena semua orang sibuk mempersiapkan acara yang akan segera dilaksanakan di kediaman itu. Melihat orang-orang sibuk, Vana tak terbiasa berdiam diri tapi Fandra menegaskannya untuk tetap di sana dan tidak melakukan apa pun selain diam, bermain ponsel atau apa pun, hingga berjam-jam berlalu akhirnya gadis itu bosan juga.Semua orang sibuk di lantai bawah, gedung selatan adalah bagian dari bangunan milik Fandra, sehingga apa pun harus izin padanya, termasuk Vana. Gadis itu keluar dari kamarnya setelah bosan. Jam menunjukan pukul sebelas siang. Biasanya ada ketiga pelayannya di sana, tapi sekarang ini mereka tidak ada jelas Vana semakin sepi.“Lalu apa yang dia lakukan di kamarnya?” pikir Vana sembari mengarahkan tatapannya ke pintu kamar Fandra yang sedikit terbuka.Langkah kakinya mengayun menghampiri pintu itu dan mengintip lewat celahnya. Fandra di dalam, meskipun tak terlihat jelas sedang ap
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

98. Akhirnya Bertemu

Vana sungkan untuk bertanya ada apa pada Fandra, pada akhirnya dia diam, menunggu pria itu memberi tahunya. Firasatnya entah mengapa tiba-tiba menjadi tak begitu enak usai melihat perubahan raut wajah dan tatapan Fandra. Setelah mengakhiri panggilannya, Fandra sempat terdiam, mengatur napas dan ekspresi wajahnya kemudian berbalik, Vana siap mendengarnya. “Maaf, ada masalah di kantor,” akunya dengan ekspresi bersalah tergambar di wajahnya yang sedikit pucat. “Penting? Kau harus ke sana, bukan?” balas Vana. Pria itu mengangguk pelan tapi tak menceritakan apa masalahnya. Vana cukup tahu dari perubahan itu. “Kalau begitu, pergilah. Aku akan menunggu di kamar,” kata Vana. Jelas, dia tak akan bisa menunggu di situ, bukan? “Baiklah. Kau kembalilah dulu, lain kali aku mengajakmu masuk. Maafkan aku, Vana. Sampai nanti,”
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

99. Pengumuman Konyol

Setiap detik yang berlalu itu semakin membuat hatinya merasa bersalah pada Vana yang telah dia tinggalkan, padahal dia yang berniat mengajak Vana melihat isi pondok itu, tapi justru dia pergi begitu saja, bukankah itu sungguh terlalu? Fandra memutuskan mempertahankan Vana, tapi dia malah bertemu mantannya hanya karena seseorang memberi tahu keberadaannya. Apakah itu artinya? “Katakan apa yang ingin kau katakan, aku tak punya waktu untuk bicara panjang denganmu,” kata Fandra setelah duduk di sofa ruangannya. Wanita itu juga ikut duduk. “Kau tak punya waktu, tapi terburu menemuiku, apa artinya itu?” Asheila membalas dengan sambil menatap Fandra penuh kemenangan. “Itu artinya, meskipun waktu berlalu lama, di dalam hatimu masih ada aku,” katanya dengan percaya diri. Namun Fandra diam, seolah membenarkannya, meskipun memang ada, tapi tak sepenuhnya terisi olehnya. Dalam waktu beberapa bulan
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

100. Tak Ingin Menjauh

Matahari sudah di ufuk barat ketika Fandra akhirnya tiba di rumah. Dia pergi menenangkan dirinya lebih dulu sebelum kembali karena kalau sampai neneknya tahu, dia pasti akan dalam bahaya. Memarkirkan mobilnya sebaik mungkin. Saat senja seperti ini biasanya sang nenek bersantai di teras kediamannya menikmati matahari tenggelam yang terasa hangat. Para pekerja sedang sibuk beralu lalang, semua dipercayakan pada orang lain yang mengurus dekorasi dalam pengawasan sang ibu dan kakaknya. “Kau kembali,” sapa Alifika yang kebetulan berada di ballroom untuk mengecek dekorasi. Sempat Fandra terkejut, tapi dia kemudian bersikap biasa saja melihat sang kakak tengah sibuk dengan kertas di tangannya, mencatat apa yang sudah dan belum selesai di kerjakan. “Ya,” jawabnya singkat. Alifika mengangkat wajahnya dan menatap sang adik beberapa saat lalu menepuk bahunya sebelum
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status