Seketika lamunannya buyar kala mendengar teriakan Bram. "Laura … lama banget sih! Kamu bikin minum atau bikin apa, sih?" teriaknya lagi.Laura mengerjap, kemudian dengan cepat menyudahi pekerjaannya. "Iya, Mas. Ini udah selesai kok," sahutnya sigap dan bergegas menuju ruang tamu.Tatapan Bram yang tajam, dibalas dengan senyuman oleh Laura. "Maaf, ya, Mas. Kelamaan kamu nunggunya. Nih diminum dulu," ujar Laura dengan lembut sembari memberikan gelas berisikan es teh pada suaminya itu. Lalu, setelahnya dia pun memberikan gelas satu lagi pada Wati. Namun, kening Wati mengerut melihat tingkah menantu sirinya itu."Diminum dulu, biar agak adem, Ma." Kemudian Laura melirik sinis ke arah Bram. "Di luar panas, dalam rumah lebih panas lagi." Bram dan Wati tampak menenggak habis es teh yang dibuatkan Laura. Haus sekali tampaknya. Es teh manis yang penuh tadi, kini hanya es batu yang tersisa dalam hitungan detik saja. "Aku tahu kamu tidak siap menerima semuanya, Mas. Aku yakin ada rasa sesal di
Last Updated : 2022-11-26 Read more