Semua Bab Kapan Kamu Menyentuhku?: Bab 11 - Bab 20

121 Bab

11. Dika yang Cemburu

"Mama tidak akan setuju. Mama pernah bilang kalau tidak akan ada pernikahan kakak dengan kakak, adik dengan adik. Jika kakak si perempuan menikah dengan kakak si lelaki, maka tidak ada pernikahan antara adiknya. Mama tidak akan menerima hal konyol seperti itu." Nuri tersenyum miris. Jelas sekali terlihat suaminya cemburu pada Willy. Berarti dengan Tika suaminya tidak ada hubungan. Bisa saja Tika yang selalu over PD memperlihatkan betapa ia dekat dengan majikannya. Mengalahkan istri majikan sendiri. Ini sudah jelas, bahwa Dika cemburu dan tidak suka kabar Willy akan menikahi Nura. Nuri yang tadinya duduk di depan suaminya, kini berdiri. Ia berpindah duduk menjadi di samping suaminya. "Mas cemburu?" bisik Nuri dengan ekspresi santai. Dika terkejut dengan sindiran Nuri yang tiba-tiba. Wajah pria itu kembali tegang dengan butiran keringat mulai membasahi dahinya. "Cemburu apa?" tanya Dika tak paham. "Jangan mengelak lagi, Mas. Mas itu menyukai Nuri, adik saya, tetapi Mas malah menik
Baca selengkapnya

12. Pembantu yang Memakai Pakaian Seksi

"Tika, saya risih dengan pakaian pendek kamu hari ini. Apa kamu sudah kehabisan baju yang lebih panjang?" tegur Nuri saat memperhatikan Tika yang bolak-balik memakai baju terus pendek sepaha. Ditambah tanpa lengan. "Bu, saya lagi gerah banget. Biasanya juga saya gak pakai baju begini'kan?" Nuri menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. "Ini sudah sore, sebentar lagi Mas Dika pulang, saya harap kamu sudah mengganti pakaian kamu dengan yang lebih sopan." Tika cemberut, kemudian gadis itu mengangguk tidak ikhlas. Nuri melanjutkan kegiatan memasang kancing baju di depan televisi, sambil menahan kesal pada Tika. Tidak lama berselang, suara motor suaminya berhenti di depan rumah. Nuri merapikan semua alat jahatnya dengan cepat. Ia tidak ingin suaminya cemberut karena melihat dirinya masih sibuk dengan alat jahit setelah di rumah. "Eh, sudah pulang, Pak," suara renyah Tika membuat Nuri menggeram. Ia pergi menyusul Tika yang sudah di depan pintu menyambut suaminya masih dengan pakaia
Baca selengkapnya

13. Nuri Menggoda Suaminya

Dika menghabiskan cepat mi rebusnya. Ia tidak mau sampai Tika keluar lagi dari kamarnya dengan pakaian mengerikan. Gara-gara tanpa sengaja melihat belahan dada pembantunya, senjatanya bereaksi. Ia normal dan ia pun butuh, tetapi karena perasaannya pada Nuri belum tumbuh, makanya ia tidak bisa menyentuh istrinya itu. Bagi seorang Dika, haram hukumnya bercinta jika tidak didasari oleh cinta. Oleh karena itu, melihat Tika yang berlebihan seperti tadi, membuatnya ngeri sendiri. Setelah isi mangkuk habis, begitu juga dengan gelas air putih yang sudah ia bikin kosong. Kini Dika naik kembali ke kamarnya. Pria itu menekan kenop pintu. Ia mendapati lampu kamar sudah mati, itu pertanda Nuri sudah tidur. Dika masuk dan langsung naik ke ranjang, tetapi ia tidak berbaring karena baru saja makan. Bisa-bisanya perutnya yang rata, terdorong ke depan jika ia tidur sehabis makan. Apalagi malam malam. Lemak dan penyakit aka senang berdiam diri dalam tubuhnya. "Mas, saya masuk angin. Kerokin ya?""Ad
Baca selengkapnya

14. Permintaan Maaf Dika

"Nuri, maaf, ya Tuhan, apa yang sudah saya lakukan? Maafkan saya, Nuri." Dika panik setelah menyadari apa yang baru saja ia lakukan pada istrinya. Tika tersenyum penuh kemenangan, berdiri di dekat majikannya tanpa berniat ikut campur. Hari ini ia sudah cukup puas melihat majikan perempuannya ditampar oleh Dika. "Tika! Eh, malah bengong! Cepat bawakan air es di baskom!" Sentak Dika, membuat Tika berjengkit kaget. "Oh, i-iya, Pak, sebentar!" Tika cemberut, tetapi karena ini adalah perintah Dika, maka ia melakukannya dengan senang hati. "Maafin saya, Nuri, astaghfirullah apa yang saya lakukan." Nuri menepis tangan suaminya. Ia ingin sekali berteriak memaki, tetapi lidahnya begitu kelu. Ia bukanlah wanita yang gampang mengumpat karena keluarganya tidak pernah mengajarkan atau mencontohkan mengumpat kalimat kasar. Ia ingin menangis, tetapi tidak bisa karena air matanya yang tidak mau keluar. Ia menahan sesak di dada, tetapi tidak bisa ia keluarkan dalam bentuk air mata. Tangannya masih
Baca selengkapnya

15. Dijodohkan

Dika masuk ke kamar. Ini sudah jam sepuluh malam. Nuri biasanya sudah tidur, tetapi malam ini istrinya masih fokus di depan ponsel, serta ada kertas dan juga pensil di atas pangkuannya. Nuri seperti tengah mengikuti gambar yang ada di ponsel. Karena terlalu asik, Nuri tidak menyadari kehadiran suaminya. Dika meletakkan bokongnya di ranjang, pada saat itulah Nuri menoleh dan menyadari ada Dika di sampingnya. "Mau tidur, Mas?" tanya Nuri sambil meletakkan alat tulis dan kertasnya tadi di atas meja. "Iya, kamu juga tidur, lanjut besok saja," kata Dika yang sudah berbalik badan memunggungi istrinya. Nuri kembali menghela napas. Ia turun dari tempat tidur untuk memastikan lampu kamar. "Mas sepertinya sedang kesal. Apa karena Tika dan saya bertengkar tadi?" tanya Nuri saat ia sudah berada dalam selimut yang sama dengan suaminya. "Bukan, " jawab Dika singkat. "Kalau begitu, apa karena Nura dan Willy? Saya dapat WA dari Nura, mereka sedang memilih kartu undangan, meskipun masih dua bula
Baca selengkapnya

16. Pria dari Masa Lalu

"Mas apa gak papa sama Pak Kades malam minggu main ke rumah saya?" tanya Nuri yang saat ini kasih berusia sembilan belas tahun. "Bapak gak tahu. Saya rasa belum waktunya untuk tahu juga. Saat saya siap untuk melamar kamu, baru saya katakan pada orang tua saya." Daniel menggenggam jemari gadis muda yang membuatnya bolak-balik ke kampung hanya untuk bisa bertemu dengan Nuri. Gadis satu kampung yang berhasil membuatnya bucin. "Memangnya mau melamar saya?" Nuri menunduk, tidak berani menata wajah pria dewasa tampan yang terang-terangan menyukai dirinya. Daniel mengangguk. "Kamu boleh gak percaya sekarang. Saya sedang mengumpulkan uang untuk maju kepada bapak dan mengatakan akan menikahi kamu. Pokoknya cinta kamu, hati kamu, semua yang ada pada kamu, sebentar lagi jadi milik saya. Tahun depan, saya rasa tabungan saya sudah cukup. Kamu juga sudah berumur dua puluh tahun. Sudah pas menjadi istri." Daniel mencium tangan kekasihnya dengan lembut.Nuri tidak bisa berkata-kata lagi. Ia terlal
Baca selengkapnya

17. Siasat Licik Tika

"Ini salah kamu, Nuri, bukan salahku. Kamu yang mulai, jadi kamu harus tuntaskan." Dika menarik kasar piyama istrinya hingga semua kancing terlepas. Nasib nahas, karena Nuri memang tidak pernah memakai bra jika tidur. Sehingga bukit kembarnya terekspos begitu saja saat kancing piyama sudah terlepas. Dengan kedua tangannya, Nuri mencoba menutupi dadanya. Namun, Dika berhasil menyingkirkan tangan itu dengan kasar. Bibir suaminya sudah berada di puncak dada yang membusung. Nuri menggelengkan kepala dengan kuat. Kedua tangannya dicengkeram di atas kepala. Bibir Dika terus menjelajah leher, dada, pusat, lalu naik lagi ke leher dan berhenti di bagian dada istrinya. Dika mengulum bagaikan bayi yang amat kehausan. Nuri pun akhirnya kalah, ia mendesah atas sentuhan bertubi-tubi yang diberikan oleh suaminya. "Sial! Pakai baju kamu lagi, Nuri! Tidak, ini salah, aku menginginkan Nura, bukan kamu!" Dika berlari masuk ke kamar mandi. Meninggalkan Nuri yang tergugu dengan air mata tumpah dengan der
Baca selengkapnya

18. Saraf Kejepit

Nuri terkejut saat melihat Tika menangis di depan pintu kamar mandi dengan handuk yang sangat pendek. Bahkan Nuri bisa melihat area intim pembantunya itu karena handuk yang dikenakan Tika sangat pendek. Apa yang terjadi jika suaminya yang melihat ini? Bisa-bisa ia ijin untuk menikahi Tika. "Kamu kenapa, Tika? Kenapa bisa jatuh?" tanya Nuri yang berusaha membantu Tika untuk berdiri. "Aw! Sakit, tulang ekor saya, Bu, pelan-pelan!" Tika meringis pedih. Air matanya belum mau berhenti mengalir karena rasa panas di bokong yang tidak kunjung hilang. "Aduh, gimana dong? Saya cari bantuan ya." Nuri berlari ke halaman belakang, lalu memberikan handuk pada Tika. "Pakai itu, handuk yang lebih panjang! Handuk pendek kamu ini jangan dipakai lagi kalau masih ingin bekerja di sini. Di sini kamu pembantu, bukan penari telanjang yang pakai baju seperti tidak pakai baju. Pahami itu!" Nuri memang menolong Tika, tetapi sebelum hal itu ia lakukan, terlebih dahulu ia harus menegur Tika yang nekat sekali
Baca selengkapnya

19. Tukang Urut

"Halo, Nuri, apa ponselku tertinggal di kamar?""Iya, Mas, ini ada di atas meja kerja.""Ya ampun, untung saja. Aku kirain jatuh di jalan tadi. Ya sudah, simpanin dulu saja. Kalau ada telepon dari yang kontak depannya KB, angkat saja ya.""Siap, Mas. Apa itu KB?""Kebon binatang he he.... " Nuri ikut tertawa, dalam hitungan detik kemudian, Dika memutus panggilannya. Baru kali ini suaminya mau tertawa dan sedikit bercanda dengannya. Tiga minggu menikah, ada banyak hal yang masih menjadi PR-nya sebagai istri. Dika terlalu banyak misteri dan tidak bisa ditebak. Pria itu memang belum menyentuhnya dan tidak mencintainya, tetapi Dika cukup brtanggung jawab perihal masalah tanggung jawab lahir. Hal itulah yang membuat dirinya masih bertahan, walau perkataan suaminya terkadang berada dalam mode level iblis. Ia berharap, suatu saat Dika berubah dan dapat menjalani kehidupan pernikahan dengannya sebagaimana mestinya. Tika PembantuSebuah pesan masuk dari Tika ke ponsel suaminya. Kontak Tika y
Baca selengkapnya

20. Pesan dari Nenek Gayung

"Terima kasih atas bantuannya, Nek." Nuri mencium punggung tangan Nenek Gayung yang beraroma parfum mahal. Bulgari. Ia hapal aroma itu, karena Dika pernah mau membelikan untuknya, tetapi ia tolak karena harganya satu juta lima ratus. Tentu rasanya sangat mubazir untuk parfum saja satu juta lima ratus, padahal biasanya ia memakain parfum lima belas ribuan yang botolnya polos tanpa merek. Jika parfumnya saja Bulgari, apakah pakaian dalam Nenek Gayung adalah Louis Vuitton?"Nek, maaf, apa upah urut nya cukup?" tanya Nuri yang merasa tidak enak hati. Ia memasukkan uang dua ratus ribu dalam amplop tersebut. Tentu saja kurang dan kenapa Udin harus memanggil tukang urut super unik seperti Nenek Gayung? "Cukup, yang penting uang asli, bukan uang palsu. Itu, pembantu kamu jangan kerja berat dulu ya. Menggoda majikan itu adalah pekerjaan berat, karena majikannya gak naksir dia, ha ha... kamu gak perlu khawatir. Suami kamu tidak akan tergoda dengan wanita yang memiliki pantat penggorengam sepe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status