"Sudah lama, Mir?""Lumayan, Pak. Ada dua jam lebih.""Ya sudah ayo pindah ke ruangan saya." Pak Ginanjar membawa sejumlah berkas sembari mengedikan dagu. "Baik, Pak."Ruangan Pak Ginanjar berada tak jauh dari ruangan Bos Teo. Ada di tengah-tengah. Dengan pelan aku berjalan untuk sampai ke sana."Beneran mau ngalamar kerja lagi kamu? Gak tahu malu banget, sih!" seru Mbak Ripka yang baru keluar dari ruangannya. Dia bisa dengan jelas melihatku.Aku hanya tersenyum seraya mengangguk. Menanggapi omongannya sangat tidak perlu."Heh! Gak punya telinga, ya?!""Amira, cepat masuk!" seru Pak Ginanjar dari dalam. Aku semakin tersenyum sembari mengangguk dalam pada Mbak Ripka. Pembalasan yang terasa sempurna.Tok! Tok! Tok!"Langsung duduk aja, Mir.""Ya, Pak." Pak Ginanjar membuka lemari berkas di dekat meja kerjanya lalu mengambil satu buah map berwarna coklat dan berjalan ke arah kursi kerjanya. Di ruangan Pak Ginanjar tidak ada satu set kursi tamu seperti ruangan Bos Teo."Gimana kabar kam
Last Updated : 2022-12-24 Read more