Home / Romansa / Ditinggal Suami Dinikahi Bos / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Ditinggal Suami Dinikahi Bos: Chapter 101 - Chapter 110

143 Chapters

#Season 2 part 30

Kami kembali ke rumah cukup terlambat karena aku terus-terusan mengeluarkan isi perut. Suasana di rumah sudah cukup sepi. Tinggal Mama Ajeng dan Gea saja yang duduk berdua di ruang keluarga."Akila," ucapku. Tadi kami menitipkannya bersama Arga."Ikut Raline sama Baja jalan-jalan," jawab Mama santai. "Kalian dari mana?""Tadi keluar sebentar, Ma.""Kira-kira kemana, Ma?" tanyaku khawatir. Pasalnya aku takut terjadi hal-hal yang tidak kuinginkan seperti dulu."Tadi kayaknya mau nyari baju. Sekalian ambil bajunya Raja.""Tapi Akila udah bawa baju," sahutku. Bagaimana bisa mereka membawa Akila begitu saja.Gea mengangkat bahu. Ia tidak berniat menanggapi ucapanku."Biarin aja. Toh Baja ayahnya Akila, Mir. Jangan terlalu khawatir," kata Mama Ajeng menenangkan."Iya, Ra. Kita percaya dulu aja sama mereka," imbuh Teo. Akhirnya aku pun mengangguk."Kalian udah makan belum? Makan dulu mumpung sepi. Habis isya nanti bakal rame lagi.""Sudah, Ma. Tadi kami keluar buat makan. Tapi Amira malah mu
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

#Season 2 Part 31

"Ini tempat kerjamu?" tanya Gea setelah mobil Teo berhenti di depan akademi."Iya," jawabku santai."Kamu tutor bimbel?""Kurang lebih seperti itu.""Waow, unpredictable, ya. Aku pikir istri kamu bakal model atau artis, Teo. Ya minimal sama-sama pengusaha."Sungguh aku malas berbicara dengan Gea kalau saja dia bukan sepupu Teo dan sudah membantu mengurus Akila saat di rumah Mama Ajeng."Aku turun dulu, ya," kataku seraya melepas sabuk pengaman."Biar aku temenin," ujar Teo ikut melepas sabuk pengamannya."Nggak usah, nanti kamu terlambat."Teo menggeleng. Dia lebih dulu membantuku turun dari mobil meski aku sudah meminta agar tidak perlu diantar sampai depan akademi. Kami pun berjalan bersama sampai depan gedung. Meninggalkan Gea yang tidak ikut turun."Nanti kabarin kalau sudah mau pulang. Biar aku jemput.""Nggak usah. Aku naik taxi online aja."Teo menggeleng. "Aku usahakan untuk tetap jemput, ya.""Ya udah gak apa-apa.""Hati-hati."Teo mengangguk. Ia melambaikan tangan seraya ber
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

#Season 2 Part 32

"Amira kamu baik-baik, aja?" Sebuah suara terdengar di telingaku."Mir, Amira!"Kali ini ditambah dengan guncangan kecil. Hingga suara itu perlahan membawaku pada kesadaran."Kamu sakit?" ulang suara itu lagi.Mas Arhab rupanya yang bertanya. Dan bisa kupastikan aku tengah berada di ruangannya setelah sepenuhnya membuka mata. "Tadi kamu pingsan di toilet. Kamu baik-baik saja?" tanya Mas Arhab.Aku mengangguk kecil. Sedikit syok karena Mas Arhab menungguiku dengan begitu dekat. "Ya, saya baik, Pak.""Kita ke dokter ya. Sepertinya kamu sakit," ujarnya sembari membantuku duduk. Ia juga menawarkan sebotol air mineral."Tidak usah, Pak. Saya baik-baik saja. Saya tidak perlu dibawa ke dokter," tolakku halus. "Tapi tadi kamu pingsan, Mir. Cukup lama sadarnya," bujuk Mas Arhab dengan argumennya."Saya sepertinya cuma kecapean, Pak. Bukan suatu masalah besar.""Yakin?" Mas Arhab tertegun. Ia menatapku khawatir. "Sangat yakin, Pak," jawabku seraya menyamankan posisi duduk agar tidak terla
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

#Season 2 Part 33

Aku pikir tidak akan kembali ke rumah besar ini setelah sarapan kurang nyaman tadi pagi. Tapi aku justru sudah berbaring di ranjang besar milik Teo."Gimana, Dok?" tanya Teo yang tampak sudah akrab dengan dokter yang memeriksaku."Seperti dugaan mama kamu," jawab Dokter bernama Dani itu sambil tersenyum."Serius, Dok?""Lebih yakinnya besok pagi cek pakai test pack. Kalau sudah langsung ke RS bagian obgin, ya.""Apa, Dok?" tanyaku kaget."Besok dicek dulu saja, ya. Saya bukan dokter kandungan jadi gak bisa langsung menyebutkan.""Siap, Dok," jawab Teo semangat.Dokter Dani pun mengemasi peralatannya. "Ini saya kasih vitamin yang aman saja, ya. Diminum malam nanti sama besok pagi," terang Dokter Dani."Makasih, Dok. Saya pastikan istri saya meminumnya. Dan makasih juga udah mau nunggu beberapa jam," ujar Teo senang."Sudah menjadi tugas saya. Kamu yang benar jaga istrinya. Jangan sembarangan.""Siap, Dok!"Setelah Dokter Dani pergi, aku berusaha duduk dibantu oleh Teo. "Maksudnya apa?"
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

#Season 2 Part 34

Mama Ajeng sangat syok mendengar informasi dari Arga tentang kebakaran di pabrik. Beliau nyaris tak sadarkan diri."Papa, papa," lirih Mama.Segera Teo mendekat. "Mama baik-baik, aja?""Papa, ini yang dikhawatirkan papa. Ini sudah terjadi."Teo terdiam. Mungkin, mendiang papa aditama sudah memperkirakan ini semua. Sehingga meminta Teo kembali aktif di perusahaan keluarga. "Kamu harus melakukan sesuatu, Teo. Kamu tidak boleh mengabaikan ini. Jika kamu tidak bergerak, bisa-bisa Aditama Group hilang. Apa yang dibangun papa kamu dengan susah payah tidak akan lagi ada."Aku terdiam. Ucapan Mama Ajeng ada benarnya. Nyatanya urusan bisnis, perusahaan serta aset tak sesederhana itu. Sudah pasti banyak orang yang ingin menguasai. Teo yang memang dari awal memiliki peran pasti punya andil yang besar."Kita ke sana aja, Teo. Kita pastikan dulu," ucap Gea.Teo tampak bingung. Ia melihatku ragu. Ia sudah berjanji bahwa kami tidak sampai menginap di sini."Amira sama Akila biar menginap di sini,"
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

#Season 2 Part 35

Berita tentang kebakaran itu cukup cepat menyebar. Bahkan di saat aku izin tidak masuk, beberapa teman menghubungi menanyakan tentang kebenarannya. Sebagian kecil aku balas dengan singkat serta memohon doa agar dimudahkan semua. Ada juga yang tidak kubalas sama sekali.Nomor tak dikenal.[Kamu tidak izin lagi, kan? Satu hari saja kan?]Kuabaikan pesan itu sejak dari kemarin siang.Nomor tak dikenal.[Seharusnya kalau izin langsung ke pimpinan. Tidak melalui Haris begini. Kamu baik-baik saja, kan, Mir?]Andai dia bukan orang penting di kantor sudah kublokir kontaknya. Akan tetapi aku tidak bisa melakukannya. Terpaksa kudiamkan saja sampai pesan-pesan itu tertimpa dengan pesan serta panggilan lainnya.[Martia: Kau dan Bos baik-baik saja kan?]Bisa kubayangkan wajah Martia saat bertanya. Pasti dia sangat khawatir.[Martia: Aku sedang di rumah ibumu. Kalau mau ngobrol telpon saja.]Sebuah balasan Ya kukirimkan lalu menekan icon panggilan untuk nomor Martia."Halo, Mar. Kamu lagi di tempat
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

#Season 2 Part 36

Kedatangan Mas Baja mengacaukan hariku. Tiba-tiba rasa mual itu terus menyerang bahkan saat aku sudah sampai di kantor."Pake minyak angin po, Mbak? Apa hotcare?" ucap Arun yang sejak tadi melihatku bolak balik kamar mandi."Aku gak bawa, Run.""Bentar, aku ambilin punyaku, Mbak." Arun kembali ke meja kerjanya. Membuka laci lalu mengambil hotcare miliknya dan menyerahkannya padaku. "Olesin di kening, Mbak. Ujung kanan sama kiri.""Ya, Run, makasih," jawabku sambil mengerjakan saran darinya."Mbak Amira masuk angin apa gimana? Kalau emang belum sembuh mending izin aja, Mbak.""Gak enak aku, Run kalau izin terus. Ini udah mendingan sih setelah kemarin istirahat di rumah.""Tapi udah priksa?""Udah, Run.""Ya udah jangan kecapean dulu, Mbak.""Iya, Run. Ini kok sepi ya. Pada kemana?" tanyaku saat merasa teman kerja tidak menempati meja mereka masing-masing."Tadi diajak Pak Arhab meeting, Mbak. Yang senior aja.""Oh, makanya kamu juga gak ikut?"Arun mengangguk-angguk. "Ya gini lah, Mbak
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

#Season 2 part 37

Pov TeoAku tahu betul masalah semacam ini pasti akan muncul. Untuk itu aku menghindarinya bagaimanapun caranya. Sayang, keterbatasanku sebagai manusia membuatku tidak mampu melakukan segalanya."Ulah siapa?" tanyaku lagi pada Arga. Setelah mengantar Amira pulang, aku memfokuskan diri menangani kebakaran. Aku memutuskan membahas ini di resto baru bersama Arga dan Gea."Pak Baja, Bos.""Kamu yakin?"Arga mengambil tabnya untuk kemudian menunjukkan padaku. "Dia ….""Betul, Pak. Bagian manajemen yang memesan ini.""Apa tujuan mereka?" tanyaku tak percaya.Tiba-tiba Gea datang dengan membawa beberapa berkas. "Kamu harus lihat ini, Teo. Ini gila," ujar Gea seraya mendekat padaku. "Banyak transaksi mencurigakan dari akun perusahaan. Bahkan ada aliran dana ke bank belanda.""Belanda katamu?" tanyaku sambil memeriksa berkas-berkas itu. "House production?"Gea mengangguk-angguk. "Ini cangkang perusahaan milik Raline. Belum resmi mereka beroperasi tapi mereka sudah dapat transfer dana sebesar i
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

#Season 2 Part 38

"Ada yang ingin bertemu denganmu," ucap Mas Arhab setelah pintu lift tertutup."Siapa, Pak?""Aku," jawab Mas Arhab seraya menatapku iba. Ia tampak begitu sedih. "Maksud, Bapak?""Seharusnya aku mengejarmu, Mir. Seharusnya aku tak membiarkanmu pergi dari desa. Seharusnya …."TinggggggggSuara pintu lift yang terbuka menyelamatkan kami dari perasaan canggung ini. Buru-buru aku melangkah demi menghindari ucapan Mas Arhab yang semakin entah."Arga?" kataku tak percaya."Aku cuma nganter, Mbak. Kebetulan aku ada kontaknya Pak Arhab juga," terang Arga. Ia tampak bingung."Emangnya siapa yang mau ketemu aku?""Orangnya di dalem, Mbak. Masuk aja." Arga mempersilakanku untuk masuk ke ruangan Mas Arhab. Aku yang bingung, melirik Mas Arhab."Pake aja. Kalau udah nanti kabarin aku," ujar Mas Arhab.Seketika perasaanku tak menentu. Siapa yang ingin bertemu? "Ini beneran?"Mas Arhab mengangguk. "Aku keluar bentar sama Arga," terangnya."Aku ikut, Mas."Aku pun dibuat bingung dengan tingkah Arga
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more

#Season 2 Part 39

Entah berapa lama aku terdiam di ruangan pimpinan ini. Meluapkan kumpulan sesak yang sejak lama kutahan. Aku juga tak ingat kapan terakhir kali perasaan perih seperti ini menjumpai. Yang pasti aku tidak bisa menahannya lagi meski ini di kantor. Ucapan Gea dan Pak Rama pada intinya bermuara pada perpisahanku dengan Teo. Hanya itu yang mereka butuhkan. Tapi, di sisi lain kata-kata Gea ada benarnya.Benarkah Mas Baja senekat itu? Atau ini hanya skenario agar aku menjauhi Teo? Seketika semua terasa asing dan memberatkan. Kupukul-pukul sendiri dada yang terus berdenyut nyeri. Bagaimana semua ini bisa terjadi? Apa yang harus kulakukan sekarang?[Nomorku. Gea]Dari pop up notifikasil aku bisa membacanya. Gea tak hanya mengirim satu pesan melainkan beberapa. Kucoba memberanikan diri untuk mengetuknya namun tiba-tiba ponselku bergetar."Udah belum, Mir?" Suara Mas Arhab yang tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu menyadarkanku."Mas Arhab dari tadi nunggu?""Udah lumayan pegel, Mir. Di d
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status