Share

#Season 2 Part 39

Entah berapa lama aku terdiam di ruangan pimpinan ini. Meluapkan kumpulan sesak yang sejak lama kutahan. Aku juga tak ingat kapan terakhir kali perasaan perih seperti ini menjumpai. Yang pasti aku tidak bisa menahannya lagi meski ini di kantor.

Ucapan Gea dan Pak Rama pada intinya bermuara pada perpisahanku dengan Teo. Hanya itu yang mereka butuhkan. Tapi, di sisi lain kata-kata Gea ada benarnya.

Benarkah Mas Baja senekat itu? Atau ini hanya skenario agar aku menjauhi Teo?

Seketika semua terasa asing dan memberatkan. Kupukul-pukul sendiri dada yang terus berdenyut nyeri.

Bagaimana semua ini bisa terjadi?

Apa yang harus kulakukan sekarang?

[Nomorku. Gea]

Dari pop up notifikasil aku bisa membacanya. Gea tak hanya mengirim satu pesan melainkan beberapa. Kucoba memberanikan diri untuk mengetuknya namun tiba-tiba ponselku bergetar.

"Udah belum, Mir?" Suara Mas Arhab yang tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu menyadarkanku.

"Mas Arhab dari tadi nunggu?"

"Udah lumayan pegel, Mir. Di d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status