Semua Bab Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir: Bab 61 - Bab 70

96 Bab

BAB 61. Pernapasan Wutang

"Sungai Ning? Mengapa tempat tinggalmu sama dengan ketika aku dan Guang Lien-Hua mengungsi untuk menghindari kejaran Kaisar Xu dan pasukannya." gumam Bian Cheung Wei..Sekitar 17 tahun yang lalu, Guang Lien-Hua jatuh cinta pada seorang pendekar dari Sekte Wutang Bian Cheung Wei. Namun, mereka berdua berasal dari aliran Sekte yang berbeda, yang telah saling bersaing dan bermusuhan selama bertahun-tahun.Meskipun mereka saling mencintai, Kaisar Xu yang merupakan Ayah dari Guang Lien-Hua menentang hubungan mereka karena alasan sepele tersebut.Kaisar Xu berpendapat bahwa aliran Sekte Wutang mempunyai keyakinan akan dewa yang berbeda, yang bukan dari keyakinan mereka. Kaisar Xu menganggap bahwa anaknya tidak boleh berhubungan dengan orang yang berasal dari aliran tersebut. Dan Kaisar Xu telah mempunyai calon yang akan menjadi suami dari Guang Lien-Hua.Namun, Guang Lien-Hua tidak terpengaruh dengan pandangan Kaisar Xu juga tidak suka dengan perjodohannya, ia terus mencintai Bian Cheng We
Baca selengkapnya

BAB 62. Kembalinya Zhao Zeming

6 bulan berlalu, di Gunung Wutang, Ho Xiuhuan saat ini sudah berusia 16 tahun.Sudah saatnya Guang Lien-Hua kembali ke Istana Kaisar agar Kaisar tidak terlalu mencurigainya. Terlihat Bian Cheung Wei yang sepertinya merasa sedih melihat Ho Xiuhuan yang akan meninggalkannya untuk pergi ke Gunung Funsan, tempat dimana Istana Kaisar berada.Ho Xiuhuan yang karena sudah dianggap anak oleh Guang Lien-Hua, yang berarti Bian Cheung Wei pun sudah menganggap anak kepadanya, "Ayah merasa sangat bangga dengan kemajuan yang telah kamu capai selama kamu belajar disini, Jangan lupa untuk terus belajar dan berkembang!" ucapnya bangga."Ingatlah bahwa kamu selalu memiliki tempat di hatiku sebagai murid dan anakku. Jika kamu membutuhkan bantuan atau nasihat, jangan ragu untuk berkunjung kesini lagi. Kamu telah menjadi bagian penting dari Sekte Wutang ini, dan kamu akan sangat dirindukan. Jangan lupa untuk datang mengunjungi kami!" Jelas Bian Cheung Wei dengan perasaan sedih menutup ucapannya.Sementara
Baca selengkapnya

BAB 63. Penyelamatan Tianzhi

“Pasti akan aku bantu Ho’er.” sahut Zhao Zeming, “Mari kita berkeliling di desa ini dan mencari apakah masih ada penduduk yang tahu akan keberadaan Kakakmu Tianzhi.” ucap Zhao Zeming.Zhao Zeming dan Ho Xiuhuan akhirnya mencari Tianzhi dengan meminta informasi dari penduduk desa yang masih tinggal di Shijiang.Mereka berkeliling di sekitar desa dan mengunjungi beberapa rumah yang masih berdiri. Mereka bertanya kepada penduduk desa apakah mereka tahu tentang keberadaan Tianzhi atau apakah mereka memiliki informasi tentang Kelompok Sembilan Bayangan. Beberapa penduduk desa memberikan informasi yang berguna tentang kelompok tersebut, namun tidak ada yang tahu tentang keberadaan Tianzhi.Setelah beberapa hari mencari tanpa hasil, Guru Zhao dan Ho Xiuhuan memutuskan untuk memperluas pencarian mereka ke daerah sekitarnya. Mereka meminta bantuan dari para pedagang dan pengembara yang sering melintasi daerah tersebut untuk membantu mereka mencari Tianzhi dan memberikan informasi tentang Kelom
Baca selengkapnya

BAB 64. Mencari Thianzi

Zhao Zeming dan Ho Xiuhuan memahami perasaan Tianzhi dan merasa prihatin dengan keadaannya di sekte tersebut. Mereka ingin membantunya keluar dari situasi tersebut dan membawa Tianzhi kembali ke keluar.Setelah beberapa saat berdiskusi, mereka sepakat untuk merencanakan sebuah rencana untuk menyelamatkan Tianzhi dari Sekte Bunga Teratai. Mereka akan mengumpulkan informasi dan mencari celah untuk membawa Tianzhi keluar dari sekte dengan aman.Pertama, Zhao Zeming dan Ho Xiuhuan akan mengumpulkan informasi tentang Sekte Bunga Teratai, terutama mengenai kebiasaan dan rutinitas para anggota sekte. Mereka akan mencari tahu tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh Tianzhi dan Li Yulan, serta orang-orang yang dapat membantu mereka keluar dari sekte.Setelah mengumpulkan informasi yang cukup, mereka akan merancang sebuah rencana yang detail dan matang. Rencana ini harus mencakup semua kemungkinan yang bisa terjadi, seperti kemungkinan penangkapan, penghalangan oleh para anggota sekte, dan se
Baca selengkapnya

BAB 65. Mengembalikan Tianzhi

"Guru Zhao, apa yang harus kita lakukan sekarang? Tianzhi telah diculik oleh Li Yulan," kata Ho Xiuhuan dengan khawatir.Zhao Zeming menghela napas dan menjawab, "Kita harus segera mengambil kembali Tianzhi dari tangan Li Yulan. Tapi kita perlu merencanakan dengan matang agar tidak ada lagi yang terluka."Ho Xiuhuan mengangguk, "Baik, Guru. Aku siap melaksanakan perintahmu.""Mari kita cari tahu kelemahan mereka dan buat rencana yang tepat," ujar Zhao Zeming sambil mengambil nafas dalam-dalam. "Kita harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat."Ho Xiuhuan memandang Guru Zhao dengan kepercayaan penuh. "Aku yakin kau akan menemukan cara untuk mengalahkan mereka, Guru," katanya dengan penuh keyakinan.Zhao Zeming tersenyum pada muridnya. "Kau selalu bisa mengandalkan keyakinanmu yang tinggi, Xiuhuan. Sekarang mari kita bekerja. Kita tidak memiliki banyak waktu."Kedua pendekar itu bergerak dengan cepat, berjalan melalui hutan dan melacak keberadaan sekte bunga teratai. Mereka merenc
Baca selengkapnya

BAB 66. Kembali ke Istana

Ho Xiuhuan, Tianzhi dan Zhao Zeming akhirnya kembali ke desa Shijiang. Setelah berada di desa Shijiang Ho Xiuhuan menawarkan kepada Tianzhi untuk ikut bersama dirinya pergi ke sekte Funsan namun Tianzhi menolak tawarannya untuk ikut bersama ke sekte Funsan.Tianzhi merasa bertanggung jawab untuk membantu membangun desanya yang pernah dihancurkan oleh kelompok sembilan bayangan. Oleh karena itu, ia menolak tawaran Ho Xiuhuan untuk pergi ke sekte Funsan dan memilih untuk tinggal di desanya. Ho Xiuhuan memahami keputusan kakaknya dan berjanji untuk membantu jika dibutuhkan.Mereka berpisah dengan harapan dapat bertemu kembali di kemudian hari. Ho Xiuhuan melanjutkan perjalanannya sebagai seorang pendekar dan mengejar impian yang telah lama direngkuhnya, sedangkan Tianzhi bertekad untuk membantu membangun kembali desanya dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat.Guang Mei-Yin merasa khawatir karena ia tidak tahu ke mana Ho Xiuhuan pergi saat meninggalkan sekte ter
Baca selengkapnya

BAB 67. Tak Punya Perasaan

Liu Zhen Chen merasa lega mendengar perkataan Liu Shi-Zhi. "Terima kasih, bibi. Saya berharap semuanya bisa segera terselesaikan."Liu Shi-Zhi mengangguk, "Aku juga berharap demikian. Kau layak mendapatkan kebahagiaanmu, keponakan ku."Dengan perasaan yang lebih tenang, Liu Zhen Chen meninggalkan ruang Kaisar dan kembali ke kamarnya. Ia berharap Guang Mei-Yin akan memberinya kepastian secepatnya.Sementara itu, di ruangannya, Guang Mei-Yin merenungkan keputusannya untuk menunda tawaran Liu Zhen Chen. Ia sama sekali tidak menyukai Liu Zhen Chen.Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan Liu Shi-Zhi masuk dengan tatapan marah. "Guang Mei-Yin, apa yang kau pikirkan? Menolak tawaran Liu Zhen Chen? Kau harus tahu bahwa pria itu sangat mencintaimu dan kau tidak bisa memainkan perasaannya seperti itu!"Guang Mei-Yin terkejut mendengar kata-kata Liu Shi-Zhi. "Ibu, aku tidak bermaksud untuk memainkan perasaannya. Aku hanya belum siap untuk mengambil keputusan besar ini."Liu Shi-Zhi mengambil napa
Baca selengkapnya

BAB 68. Diculik

Gong Jun menatap Ho Xiuhuan dengan tatapan tajam. "Apakah kau mengabaikan kesempatan besar ini hanya karena keterikatanmu pada guru Zhao Zeming dan kehidupan di istana?" tanyanya.Ho Xiuhuan merenung sejenak sebelum menjawab, "Tidak, aku tidak mengabaikannya. Namun, aku ingin mempertimbangkan keputusan ini dengan hati-hati dan tidak ingin membuat keputusan tergesa-gesa."Gong Jun tersenyum puas mendengar jawaban Ho Xiuhuan. "Baiklah, aku akan memberimu waktu untuk mempertimbangkan keputusanmu. Namun, jangan terlalu lama. Kesempatan seperti ini tidak datang dua kali."Ho Xiuhuan mengangguk dalam diam, sambil memastikan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan mengkhianati guru Zhao Zeming dan tetap setia pada hatinya.Gong Jun menyatakan keinginannya untuk menjadikan Ho Xiuhuan muridnya, dan Ho Xiuhuan merasa terdesak dengan situasi tersebut. Setelah berpikir panjang, Ho Xiuhuan memutuskan untuk berbohong dan setuju menjadi murid Gong Jun.Gong Jun mulai melatih Ho Xiuhuan dalam ilmu
Baca selengkapnya

BAB 69. Turnamen di Desa wulin

Ho Xiuhuan dan Li Mei tersenyum gembira mendengar ajakan Gong Jun untuk ikut turnamen. Ho Xiuhuan berkata, "Terima kasih atas kesempatan ini, Gong Jun. Kami akan berlatih lebih keras lagi agar bisa menunjukkan kemampuan terbaik kami di turnamen nanti."Li Mei menambahkan, "Aku sangat antusias untuk ikut turnamen dan menunjukkan kemampuan bela diriku. Aku yakin dengan bimbinganmu, Gong Jun, kami bisa menang."Gong Jun tersenyum dan mengangguk, "Aku yakin kalian berdua bisa menunjukkan yang terbaik di turnamen nanti. Tapi ingat, kemenangan bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah kalian bisa bertarung dengan sportif dan menghormati lawan kalian."Ho Xiuhuan dan Li Mei mengangguk dan berjanji akan memegang prinsip tersebut. Mereka kemudian kembali ke latihan mereka dengan semangat yang baru, siap untuk menghadapi turnamen beladiri yang akan datang.Ho Xiuhuan dan Li Mei berhasil mendaftar pada turnamen bela diri tersebut. Mereka merasa semakin antusias dan siap untuk menunjukkan kemamp
Baca selengkapnya

BAB 70. Pemenang Turnamen

Li Mei terus menyerang lawannya dengan serangkaian teknik-teknik bela diri yang mengandalkan kecepatan dan akurasi. "Hah!" "Heng!" "Hu!" Suaranya bergema di arena.Lawannya terus menghindari serangan-serangan Li Mei dan menunggu kesempatan untuk menyerang balik. "Kau takkan bisa mengalahkanku!" teriaknya.Li Mei tersenyum dingin, "Kita lihat saja, siapa yang akan menang." Dia kembali menyerang dengan teknik-teknik yang mematikan.Namun, lawannya dengan cepat membalas, "Kau terlalu percaya diri!" ia menggunakan kekuatan pada kakinya untuk menyerang balik.Li Mei terdesak sejenak, tetapi ia tidak menyerah begitu saja. "Aku takkan mundur!" katanya dengan tekad yang bulat.Kembali ia menyerang dengan teknik-teknik bela diri yang terfokus pada kecepatan dan ketepatan. "Ha!" "Heng!" "Hu!" Suaranya bergema lagi.Akhirnya, dengan gerakan yang cepat dan tepat, Li Mei berhasil menangkap peluang dan mengirimkan lawannya terjatuh dengan teknik yang sangat mematikan. Para penonton bersorak dan memb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status