/ Romansa / Tawanan Tuan Mafia / 챕터 51 - 챕터 60

Tawanan Tuan Mafia의 모든 챕터: 챕터 51 - 챕터 60

64 챕터

51. Musuh Dalam Pesta

"Memangnya kenapa?" tanya Stev sembari menoleh pada orang yang baru saja berbicara dengannya. Sementara orang di sebelah Stev itu hanya menghela napas pelan."Aku tahu membunuh adalah hobi mu, Stev. Tapi, dia tidak bersalah apa-apa," ucap pria itu. Ia berusaha untuk menghentikan Stev sehingga pria itu tidak membuat kekacauan di pesta yang tengah dibuatnya. "Berisik.""Ini pesta ulang tahun anakku, Stev. Jangan mengacaukannya," ucap pria itu lagi. Ia mendesah pelan. Ia tahu jika Stev tidak akan berhenti sampai di sini. Pria itu terlalu keras kepala.Stev menipiskan bibirnya dengan perlahan."Benarkah? Ku rasa anakmu nanti akan berterima kasih kepadaku," balas pria tampan itu. Dan tidak lagi menunggu waktu yang lama untuk Stev menarik pelatuk pada pistolnya. DORR!! Satu peluru dengan cepat menembus kaki kanan dari gadis itu. Membuatnya langsung jatuh dari tempat duduknya dan mengaduh kala dirinya menimpa lantai yang keras. Tiba-tiba suasana menjadi hening. Banyak orang terdiam dar
last update최신 업데이트 : 2025-01-20
더 보기

52. Tidak Berguna

DORR!!Satu tembakan yang diluncurkan oleh teman pria yang tadi Ellen lawan membuat seseorang di sana berlubang, dan mengeluarkan darah dari bagian perutnya. "Ugh ... Sial." Sementara Ellen hanya terkekeh pelan sembari menjatuhkan pria yang ia angkat untuk menghalangi tembakan yang baru saja membidik ke arahnya itu. Pria berbadan besar yang tadi melawan Ellen itu jatuh ke dasar lantai dengan kedua tangan yang memegang perutnya yang berlubang. Ia menatap Ellen tak percaya. Wanita itu, ia bisa mengangkatnya dengan sekali gerakan cepat. Padahal besar tubuh mereka berbeda jauh. Sungguh mustahil jika wanita itu dapat mengangkat tubuhnya ke atas tanpa perlu susah payah. Sebenarnya, terbuat dari apa otot dan tulang wanita itu? "Frans!" teriak orang yang tadi menembak pria tersebut. Yang tak lain adalah teman dari pria itu sendiri. "Bajingan kau!" teriak pria yang tersungkur di bawah kaki Ellen itu. Ia menatap marah pada temannya yang kini menjatuhkan pistolnya tak percaya. Ia menata
last update최신 업데이트 : 2025-01-25
더 보기

53. Ide yang Buruk!

"Woah, apa dia tertidur karena menonton televisi?" Sebenarnya bukan Bella yang tertidur di sofa yang membuatnya kaget. Namun ia terkejut pada hal yang ada di atas meja. Terdapat lima wadah es krim di sana. Dan semuanya kosong, habis tanpa sisa."Apa Bella menghabiskan semua itu?" ucap Lucy tidak percaya. Sementara Stev hanya menatap tajam pada pria itu. Menyuruh Lucy untuk sedikit merendahkan nada suaranya. Lain halnya dengan Ellen. Wanita itu hanya memutar kedua bola matanya dengan pelan sembari menatap penuh benci pada Bella yang kini tertidur di sofa. Ia berharap jika wanita kecil itu tidak akan bangun lagi untuk selamanya."Dasar rakus," ucap Ellen dengan pelan. "Aku akan membawa Bella ke kamarnya," ucap Lucy. Pria itu telah melangkah maju dan bersiap untuk mengangkat Bella. Namun, sebelum pria itu benar-benar mengangkat gadis itu, pergerakannya terhenti karena Stev menarik kerah bajunya ke belakang. "Sebaiknya kau segera mandi dan tidur," ucap Stev. Pria itu menatap Lucy penuh
last update최신 업데이트 : 2025-01-25
더 보기

54. Sentuhan Pagi

Pada akhirnya Bella tidak dapat menolak permintaan Lucy yang meminta tolong padanya. Dan di sinilah Bella saat ini. Di kamar Stev yang mungkin dua kali lebih luas di bandingkan dengan kamarnya. Kamar bernuansa abu-abu itu menjadi ciri khas seorang Stev yang menurut Bella terlalu kelabu. Tentu saja kehidupan pria itu bukan kelabu lagi, tapi sudah berganti menjadi hitam pekat. Ia tak tahu apa yang membuatnya menjadi berpikir Stev adalah seperti itu. Namun sepertinya memang benar, pria itu terlalu tertutup dan mencurigakan. Bella tidak dapat mengerti dengan pria itu, ia terlalu menakutkan bagi Bella. Saat gadis itu melangkah lebih jauh memasuki kamar Stev, ia dapat melihat pria itu masih bergelung dengan selimut. Ia terlihat sangat nyaman sehingga Bella tidak berani membangunkannya. Ia takut jika pria itu merasa terganggu dengan kehadirannya dan membunuhnya saat ini juga. Tidak tidak.Bella yakin Stev tidak akan seperti itu. Meskipun pria itu sudah jelas kejamnya. Setidaknya Stev tida
last update최신 업데이트 : 2025-01-25
더 보기

55. Perhatian Lucy

Bella hanya menghela napas pendek saat Stev malah balas bertanya padanya. Ia mengeratkan selimut milik Stev yang menutupi dirinya sampai ke batas leher. Tidak tahukah dia jika saat ini Bella tengah menanggung malu mati-matian?"A—aku ingin memakai bajuku," ucap Bella pelan. Meski ia tahu jika Stev pasti mendengar ucapannya barusan dengan jelas."Pakai saja," ucap Stev dengan ringan. Seolah perkataan Bella barusan hanyalah angin lalu. Lain halnya dengan Bella. Gadis itu hanya bisa melotot sembari menatap tajam pada Stev. Pria itu benar-benar!"Apa kau ingin aku yang memakaikanmu baju?" ujar Stev. Sungguh Bella ingin tertawa saat melihat ekspresi pria itu saat ini. Setidaknya jika ingin menggoda, Stev seharusnya mengubah sedikit wajahnya yang datar itu. Wajah pria itu sangat tidak cocok dengan perkataannya. Bella berdehem pelan. Gadis itu membuang jauh-jauh rasa gelinya sebelum Stev sadar jika ia baru saja ingin menertawakan Stev. "Tidak perlu, Stev. Aku akan memakai bajuku sendiri,"
last update최신 업데이트 : 2025-01-25
더 보기

56. Harapan Kecil

"Terima kasih, Stev."Stev tidak menjawab. Melainkan hanya mengangguk pelan pada gadis itu tanpa berniat membuka mulut untuk mengeluarkan suara. Sementara Bella yang sudah hafal dengan persis kebiasaan Stev itu hanya bisa tersenyum masam. Ia maklum dengan pria yang menurutnya sangat irit bicara itu. Namun, jika sekali saja Stev berucap. Suara pria itu akan terdengar sangat seksi hingga membuat orang yang mendengarnya merasa tergoda untuk mendekat.Mobil pria itu kembali berjalan. Meninggalkan Bella di depan gedung tempat kerja gadis itu. Bella hanya mendesah pelan sembari menatap kepergian mobil Stev yang semakin lama semakin menjauh. Gadis itu kemudian membalikkan badannya dan memasuki tempat kerjanya dengan langkah senang. Tanpa tahu, jika orang yang sedari tadi berdiri di dalam Jenjay mengamati Bella yang sedang berbicara dengan Stev. Ia dapat melihat Bella yang tersenyum dengan manis pada seseorang yang ada di dalam mobil tersebut. "Ada apa, Ketua?" tanya seseorang yang kini
last update최신 업데이트 : 2025-02-03
더 보기

57. Segalanya di Masa Lalu

"Dia benar-benar hebat, Bos. Kemampuannya dalam meretas keamanan dan membuat strategi tidak main-main. Aku pernah sekali menghadapinya. Saat itu aku yakin jika aku bisa mengalahkan wanita itu karena dia yang terdesak sendirian tanpa Stev dan Lucy di sana. Namun, dia berhasil membalikkan keadaan dan balas menyerangku dengan beberapa orang yang aku bawa. Aku beruntung, aku tidak mati saat itu juga karena dia yang membiarkanku pergi," ucap pria itu. Sementara bosnya itu hanya mengangguk-angukkan kepala sembari mendesis pelan. "Wanita itu ... aku ingin mendapatkannya," ucapnya dingin.Membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu membelalakkan mata. "Tapi, Bos. Itu sepertinya tidak mungkin, dia adalah musuh kita." Satu-satunya wanita yang ada di sana menolak keras keinginan bosnya itu. "Apa kau takut jika dia akan mengalahkanmu, Vivie?" tanya pria itu sembari menatap datar pada wanita di hadapannya. Ia tahu dengan persis apa yang sedang di pikirkan wanita itu. Vivie menggeleng pe
last update최신 업데이트 : 2025-02-05
더 보기

58. Gadis Lily

"Hati-hati di jalan, Bella!" ucap Freya. Wanita itu melambai ke arah Bella dengan senyum manis yang tersemat di bibir.Sementara Bella hanya mengangguk singkat pada wanita itu. Ia lalu keluar dari Jenjay dengan langit yang sudah mulai berganti warna.Saat dirinya berjalan hendak pulang, tiba-tiba saja seorang anak kecil berwajah manis menghampirinya dengan keranjang bunga yang menggantung di lengan anak kecil itu. "Kakak. Belilah bunga ini, ini sangat cocok dengan kakak yang cantik," ucap gadis kecil itu sembari menyodorkan setangkai bunga lily pada Bella disertai senyum yang menggemaskan.Bella terpaku di tempat. Ia tidak menyangka jika gadis kecil itu menjual bunga sendirian di sini. Tanpa seseorang yang mendampinginya. Apa anak kecil itu tidak takut tersesat? "Bunga yang cantik, aku akan membelinya beberapa tangkai," balas Bella. Ia pun berjongkok, menyetarakan tinggi badannya dengan tinggi badan gadis kecil tersebut. Sementara gadis kecil itu tiba-tiba mengerjap senang. "Benar
last update최신 업데이트 : 2025-02-06
더 보기

59. Melebihi Ekspektasi

Bella mengerutkan dahi saat dirinya hanya mendapati Lucy yang sendirian."Di mana dua sahabatmu itu?" tanya Bella sembari berjalan masuk ke dalam. Sementara Lucy hanya mendengus pelan mendengar pertanyaan Bella. "Yang kau maksud itu mereka berdua atau hanya Stev saja?" tanya Lucy. Pria itu sedikit tidak yakin jika Bella benar-benar bertanya di mana Ellen berada. Dan Bella hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. "Aku tidak peduli dengan pria arogan itu," balas Bella. Tampaknya wanita itu langsung berubah mood menjadi buruk saat mendengar nama Stev yang Lucy ucapkan."Siapa yang kau sebut pria arogan?" ucap suara baritone di belakang Bella. Membuat Bella melotot seketika. Ia menoleh ke belakang, dan menemukan Stev sedang berdiri di belakangnya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. Pria itu menaikkan sedikit dagunya dengan angkuh. Membuat Bella yang melihat itu mendengus. "Kau tidak perlu tahu siapa pria itu," balas Bella dengan nada suara yang sedikit ketus. Memb
last update최신 업데이트 : 2025-02-06
더 보기

60. Diam-diam

Stev menaikkan salah satu alisnya ke atas saat ia melihat Bella menghentikan langkahnya. Wanita itu seperti ragu untuk untuk melangkah masuk ke kamar Ellen. Jadi, yang dilakukannya saat ini hanyalah diam di tempat berdirinya. "Kau tidak mau masuk?" tanya Stev. Pria itu mendekat ke arah Bella dengan langkah kakinya yang lebar-lebar."Apakah dia akan memperbolehkan masuk ke sana?" tanya Bella. Ia tidak yakin jika Ellen akan baik-baik saja dan menerima dirinya. Wanita itu pasti akan langsung mengusir Bella saat Bella hanya baru satu kali melangkah ke dalam kamar wanita itu. Sementara Stev hanya mengendikkan bahunya acuh. "Entahlah. Mungkin iya, mungkin juga tidak. Bukankah kau sendiri yang bilang jika ingin ke kamarnya?" tanya Stev. Dan tidak ada yang Bella lakukan selain hanya menghela napas pelan sembari mengangguk."Baiklah," balas wanita itu dengan yakin. Ya, setidaknya ia harus mencoba terlebih dahulu. Dan jika Ellen mengusirnya Bella hanya bisa menuruti permintaan wanita itu.
last update최신 업데이트 : 2025-02-07
더 보기
이전
1234567
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status