All Chapters of Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir: Chapter 111 - Chapter 120
198 Chapters
Part 111. Kaila
Dalam hubungan serius, pernikahan adalah sebuah langkah awal untuk mengikat hubungan antara seseorang yang saling mencintai. Pun dengan Vier. Dia ingin segera mengakhiri hubungan percintaannya bersama Violet dengan sebuah pernikahan. Memiliki Violet sepenuhnya untuk dirinya sendiri. Namun untuk melangkah sampai di titik itu, dia membutuhkan perjuangan yang keras. Satu hal yang masih menjadi halangan adalah ibunya. Selama dia bisa meluluhkan hati ibunya dengan segera, maka dia bisa segera menikah dengan Violet. “Seharusnya aku yang bilang gitu kan?” kata Violet setelah diam beberapa saat. Tampak mencibir.Vier mengedikkan bahunya tak acuh, mendekati Violet, dia menarik perempuan itu kemudian memeluknya dengan erat. Saat-saat seperti ini adalah saat yang menyenangkan. Mereka bersama tanpa memikirkan apa pun di luar sana. Satu minggu setelahnya, Vier pulang ke rumah ibunya sendiri tanpa membawa Violet. Dia mengatakan kepada Violet jika dirinya akan membujuk ibunya dengan pendekatan ri
Read more
Part 112. Mendekati Ibu Gebetan
Violet tak bisa berkata-kata. Tatapannya mengarah pada bentangan langit biru di depannya. Dia sedang menikmati waktunya di apartemen ketika menghubungi Vier. Dan saat Vier mengatakan jika lelaki itu secara kebetulan bertemu dengan Kaila, ada sesuatu di dalam hatinya yang merasa ada ketidak beresan. Namun dia segera menendang pikiran itu jauh-jauh kemudian dia berkata, “Ketemu di mana?” kepada Vier. Lalu lelaki itu segera menceritakan kronologi pertemuan tersebut. Tentu, tidak mengatakan tentang basa-basi ibunya yang meminta Kaila mampir ke rumahnya. Hal itu semata untuk menjaga perasaan Violet. “Kapan Abang pulang?” tanya Violet lagi. “Besok pagi. Aku mau pulang hari ini, tapi aku lelah sekali.” Violet memahami itu dan segera mematikan sambungan teleponnya. Mengenyahkan segala pikiran buruk yang ada di kepalanya tentang Kaila karena itu bukan hal yang perlu masuk dalam daftar urusannya. Yang tidak Violet pahami adalah pertemuan Kaila dengan ibu Vier akan semakin membuat langkahnya
Read more
Part 113. Menantu Idaman
Kaila tidak pernah menduga jika langkahnya untuk mendekati ibu Vier bisa semudah itu. Dia mengira, dia akan mendapatkan kesulitan saat melakukannya. Terlebih lagi, Kaila tidak tahu karakter perempuan yang akan didekatinya. Tapi satu yang pasti adalah jika jalannya akan semakin mudah dengan dukungan penuh yang diberikan oleh ibu Vier kepadanya. Tidak masalah kalau sekarang posisinya di dalam kehidupan Vier bukan siapa-siapa. Toh dia sudah memiliki satu tiket VVIP dari ibu Vier untuk masuk ke dalam keluarga lelaki itu. Itu perbandingan yang sepadan dengan Violet. Jika Violet berhasil mendapatkan hati Vier, Kaila percaya diri dirinya lebih unggul dengan mendapatkan hati ibunya. “Kenapa? Sepertinya suasana hatimu sangat baik hari ini.” Kaila memecah lamunannya ketika suara Devan masuk ke dalam pendengarannya. Senyumnya semakin melebar saat menatap Devan. “Aku sedang senang sekarang.” Kaila beranjak dari duduknya kemudian mendekat pada Devan yang duduk di sofa ruangannya. “Sepertinya, a
Read more
Part 114. Lawan Sebenarnya Adalah Violet
Wajah Vier menjadi gelap saat ibunya mengatakan sesuatu yang baginya sangat mengganggu. Tidak perlu cenayang untuk mengartikan ucapan ibunya, dia kini sangat paham dengan keberadaan Kaila di rumahnya. Meskipun dia belum memiliki bukti jika sebenarnya mereka sedang berkomplot, tapi tidak sulit untuk menebaknya. “Ibu pikir, kamu membutuhkan istri yang paham bagaimana mengurus rumah. Kamu dulu pernah membuat Ibu kehilangan Hara, sekarang Ibu sudah menemukan penggantinya. Dan itu Kaila.” Sarah – ibu Vier, mengelus tangan Kaila dengan lembut dan menatap gadis itu penuh sayang. Kaila tidak bertanya siapa Hara tapi dia mengingat nama itu di dalam kepalanya untuk ditanyakan lagi nanti siapa sosok tersebut. “Tante, itu sangat berlebihan. Maksud aku, bukankah semua perempuan memang harus bisa mengurus rumah? Orang tuaku selalu mengajarkan aku seperti itu.” Penjilat itu sudah beraksi. Dia menunjukkan sisi lemah lembutnya dan menyingkirkan sikap buruk di dalam dirinya saat berhadapan dengan ib
Read more
Part 115. Dugaan Vier Terhadap Violet
Violet baru saja ingin memejamkan matanya ketika sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya. Itu dari Vier. “Hallo!” “Kamu nggak di apartemen, Yang?” Suara yang dikeluarkan Vier sedikit lemah di telinga Violet. Perempuan itu bangun dan melihat jam. Sudah pukul sebelas malam. “Abang di apartemen sekarang?” tanya Violet setelahnya. “Aku ada di rumah Mama,” lanjutnya. “Boleh aku nginap di sini?” Violet merasa ada yang tidak beres. Sekarang ibu Vier ada di rumah lelaki itu, tidakkah seharusnya Vier ada di rumah dan menemani ibunya? “Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Violet lagi. Helaan nafas panjang terdengar di telinga perempuan itu. Tidak ada jawaban untuk beberapa saat, tapi setelah itu Vier berbicara.“Iya. Aku akan menceritakan semuanya kepadamu nanti. Sekarang, aku benar-benar lelah.”“Baiklah.” Violet memberikan kode password unitnya agar Vier bisa segera beristirahat. Mereka menangani banyak sekali pekerjaan dan bahkan pekerjaan itu akan terus ada dan semakin menumpuk sela
Read more
Part 116. Permainan Dimulai
Karena Vier benar-benar tidak pulang ke rumah, hal itu membuat ibunya merasakan kecemasan yang tidak terbatas. Dia sudah menghubungi Vier berkali-kali tapi hanya suara operator yang terdengar. Tidak ada tanda-tanda Vier akan menghubunginya kembali. Bu Sarah juga sudah mengatakan kepada Kaila jika Vier benar-benar membuktikan ucapannya. Hal itu bukan hanya membuat Bu Sarah khawatir, tapi Kaila juga. Dia berjanji kepada ibu Vier itu untuk mencarinya. Mendengar janji tersebut, Bu Sarah sedikit merasakan baik pada perasaannya. Kaila yang baru saja sampai di kantor mengurungkan niatnya untuk masuk. Dia putar balik untuk mencari ke mana pun Vier berada. Tempat pertama kali yang didatangi adalah VL. Namun sayang sekali petugas resepsionis memberikan jawaban yang mengecewakan.“Maaf, Bu. Tapi Pak Vier tidak ada masuk ke kantor hari ini.” Begitu katanya.“Lalu bagaimana dengan Bu Violet? Apa saya bisa menemuinya?” “Saya juga meminta maaf, baik Ibu Violet maupun Pak Vier belum ada yang samp
Read more
Part 117. Di Antara Mereka Yang Membencinya
Mendengar ucapan Violet yang blak-blakan membuat lelaki itu semakin tersenyum lebar. Ini adalah momen penting baginya. Kapan lagi Violet akan mengungkapkan isi hatinya sebegitu gamblangnya? Itu hanya akan terjadi jika perempuan itu sedang kurang waras seperti ini. Astaga, kalau Violet tahu Vier mengatainya tidak waras, sudah pasti itu hanya akan membuat perempuan itu murka. “Itu pengakuan yang luar biasa.” Vier menjawab gemas. Giginya mengetat karena perasaannya melambung begitu tinggi karena Violet. Bukan masalah kalau memang Violet mengatakan itu karena ingin membuat Kaila cemburu, tapi baginya itu adalah pengakuan yang sangat manis. “Bisakah kita makan sekarang?” Kaila yang tidak tahan dengan kemesraan sejoli itu membuka mulutnya untuk berbicara. Senyumnya tampak lembut di bibirnya menenggelamkan perasaannya yang terasa compang-camping tak karuan. “Oh, maaf.” Violet kini menghadap sepenuhnya pada makanan yang ada di atas meja. “Mari makan.” Perempuan itu menatap Kaila lurus.
Read more
Part 118. Diserang Dua Orang
Violet dan Bu Sarah saling menatap dengan emosi yang tiba-tiba terasa menggelung keduanya. Violet tampak biasa saja, tapi tidak dengan Bu Sarah yang terlihat ingin menyingkirkan Violet dari rumah putranya. “Tolong jangan memulai perdebatan, Bu.” Vier akhirnya membuka suara setelah ibu dan kekasihnya tampak tidak ingin mengalah. “Memulai perdebatan?” Bu Sarah mendengus kasar. “Ibu tidak mengatakan hal-hal buruk. Kenapa dia tersinggung?” “Karena ketika Ibu mengatakan itu, Ibu menatap saya dan itu jelas ucapan Ibu ditujukan kepada saya.” Violet dengan santai menjawab. Perempuan itu seperti sedang berbicara dengan sahabatnya dan membahas sesuatu yang ringan alih-alih sedang berdebat dengan orang yang membencinya. “Kamu tahu? Seseorang tidak akan tersinggung kalau dia tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk. Dan melihat dari sikapmu ini, saya merasa kamu benar-benar sedang merencanakan hal tidak-tidak.” “Sayang.” Violet menoleh pada Vier. “Kenapa aku merasa kalau gagasan tentang ka
Read more
Part 119. Semua Sudah Berubah
Violet tidak goyah meskipun dia melihat mantan ibu mertuanya itu melotot marah ke arahnya. Dia bukan orang bodoh yang tidak bisa membaca situasi. Kaila jelas memanfaatkan situasi buruk ini untuk memperkeruh masalah Violet dengan ibu Vier. “Violet, aku minta maaf kalau kamu berada di situasi yang sulit, tapi sungguh aku tidak bermaksud seperti itu.” Kaila mencoba membantah tuduhan yang diberikan Violet kepadanya. Perempuan itu tertunduk lemah dan menunjukkan kepada ibu Vier jika dia terluka atas ucapan Violet kepadanya. Itu menimbulkan kemurkaan yang besar oleh ibu Vier. Tapi belum sempat Bu Sarah bersuara, Violet bersuara lebih dulu.“Tidak perlu berpura-pura, Kaila. Aku tau seberapa besar kamu menginginkan Vier. Aku tidak melupakan tentang perlakuanmu di pesta saat itu.”Kaila mendongak dengan wajah memerah. “Aku sudah meminta maaf kepadamu tentang masalah itu. Kenapa kamu mengungkitnya?” Untuk orang licik seperti Kaila, tentu dia akan mempertahankan harga dirinya bagaimanapun car
Read more
Part 120. Lebih Baik Berhati-hati
“Kamu tahu Ibu melakukan itu semua demi kebaikanmu.” Ibu Vier segera menjawab. “Ibu tidak ingin akhirnya kamu dimanfaatkan oleh keluarga mereka.” “Mereka nggak pernah memanfaatkanku sama sekali.” Vier menarik nafasnya panjang sebelum melanjutkan. “Aku nggak mau membahasnya lagi. Terserah Ibu mau berbuat apa tentang masalah ini. Tapi aku akan mempertahankan Violet di sisiku.” Setelah dia mengatakan itu, Vier segera pergi ke kamarnya. Rasa lelahnya berkali lipat. Tampaknya bersikap masa bodoh adalah jalan yang baik untuk dilakukan. Dia memiliki keinginan sedangkan ibunya juga. Dan keinginan mereka bertolak belakang. Kalau mereka tidak memiliki titik temu mungkin dia harus melakukan sesuatu yang sedikit melangkah ke luar jalur. Di sisi lain, Violet yang sedang menikmati belanjanya bertemu dengan Kaila dan Devi di butik mahal di salah satu mal. “Oh, lihatlah siapa yang kita temui.” Devi yang melihat Violet di depannya tampaknya seperti melihat santapan empuk untuknya. Violet baru mem
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status