Home / Romansa / Dijodohkan dengan Ipar Posesifku / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Dijodohkan dengan Ipar Posesifku: Chapter 121 - Chapter 130

151 Chapters

Musuh Tapi Menikah - 44

"Arash ada?" "Oh, kau mencari calon suamiku, dia sedang keluar membeli makan." Andini menjawab santai. "Ca-calon suami?" Perempuan di hadapannya nampak kaget. "Iya, ada masalah?" "Eng-enggak, kalau begitu saya permisi." Dengan cepat wanita itu berbalik. Andini tertawa keras setelah menutup pintu. "Kenapa menjawab begitu Ndin?" Kinara geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd teman barunya itu. "Perasaan gue nggak enak ngelihatnya, Ra. Ngapain datang ke apartemen laki-laki seorang diri, dengan pakaian begitu lagi! Biar kapok dia!" "Ada apa?" Tiba-tiba Arash membuka pintu. Ia datang dengan membawa beberapa kantongan kertas berisi makanan. "Kamu mengerjai tamu Abang lagi?" tanya Arash curiga. Andini hanya nyengir. "Pantas, di bawah tadi Abang ketemu Erika dan dia lewat begitu saja tanpa membalas sapaan Abang." "Oh jadi perempuan yang berpakaian seksi itu namanya Erika? Ngapain dia ke sini Bang?" Andini mengambil makanan dari tangan Arash dan membawanya ke dapur. Arash menged
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Musuh Tapi Menikah - 45

Kinara menarik napas lalu menepuk-nepuk dadanya. Emang kenapa kalau disuapin Malya? Nggak ada urusan denganku dan nggak ngaruh apa-apa buatku.Daripada galau berlarut-larut ia beralih menengok instagr*m, mungkin ada hal-hal lucu yang bisa menghibur hatinya di sana.Baru mau membuka reels, pandangannya terpaku pada profpict Galang yang muncul di bagian paling atas, tandanya ada story baru di akun lelaki itu. Penasaran, Kinara membukanya.Terlihat foto wefie Galang bersama Malya dengan caption: "Doakan cepat sembuh, bisa syuting lagi."Lalu story kedua, hanya ada foto Malya sendirian sedang memegang semangkuk sayur sop dengan caption. "Makasih perhatiannya." Dilengkapi emoticon love.Sekali lagi Kinara menarik napas panjang. Ketika meletakkan ponsel di atas meja, ia melihat Arash sedang mencuci piring, tiba-tiba terlintas sebuah ide.Gadis itu diam-diam memotret Arash dari belakang. Ia mau membuat story untuk membalas Galang. Jangan kuatir, ia tahu batasan privacy apalagi Arash juga sel
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Musuh Tapi Menikah - 46

"Eh, nggak-nggak. Dia mah emang nggak seneng aja lihat aku bahagia Ndin. Takut kali dilangkahi nikah sama asistennya." "Ehm, abang gue sih pernah cerita, katanya lagi suka sama cewek, tapi bukan artis. Asisten, katanya. Jangan-jangan lo orangnya, Kinara!" Andini melirik pada Galang, ingin melihat responnya. Ia tersenyum ketika melihat lelaki itu setengah melotot. Beneran cemburu ternyata. "Hahaha, nggak deh, salah orang kali," elak Kinara. "Udah ya, aku pulang dulu." "Aku antar sampai mobil, Kinara." Arash keluar dari kamar setelah mengenakan pakaian. "Aku khawatir, Galang memanfaatkan keadaan untuk ... menempel padamu." Ia melirik pada lengan Galang yang masih digamit oleh Kinara. Lelaki itu sudah akan maju menghampiri Arash, kembali membuat perhitungan, tapi Kinara menahannya. "Nggak usah cari gara-gara lagi, deh!" bisiknya. "Nggak, Kak, aku sudah hubungi Pak Said. Biar dia naik ke sini." Tak lama Pak Said datang. Dipapahnya tubuh Galang yang masih lemas hingga sedikit kesulit
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Musuh Tapi Menikah - 47

Galang dan Bang Joel belum nampak ketika Kinara kembali dari toilet. Sembari menunggu, gadis itu memilih mengisi waktu dengan membaca novel di platform online. Tak lama perutnya mengeluarkan bunyi, seolah memberi isyarat untuk segera diisi. Tepat sekali, pramuniaga datang mengantarkan sisa pesanan mereka. Semangkuk ramen dengan asap yang masih mengepul segera diraihnya. Kinara hanya mengaduk sebentar lantas segera menyantap. Paduan panas dan pedas ramen membuat lidah Kinara serasa terbakar. Cepat-cepat ia menyambar satu gelas lemon squash lalu diteguknya banyak-banyak. Tapi ia merasa ada yang aneh. Rasa lemon squash ini, kenapa berubah? Seketika kepalanya terasa berputar, perutnya bergejolak. Dengan sempoyongan Kinara berdiri, hendak menuju toilet. Cukup lama ia hanya berdiri dan berpegangan kuat pada kursi karena tak sanggup melangkahkan kaki. Lalu, samar ia melihat sesosok laki-laki mendekatinya. Galangkah itu? “Hei, Kinara.” Lelaki itu menyapa ramah. Kinara mencoba menajamkan p
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Musuh Tapi Menikah - 48

Di dalam kamar Kinara berteriak sejadi-jadinya.“Flo, kenapa?” Galang yang kaget mendengar teriakan Kinara cepat-cepat menghampiri lalu membuka pintu.“Lang, kenapa aku ada di sini?” Kinara meremas-remas kancing piyama yang dikenakannya.“Tenang, Flo, aku akan bertanggung jawab.” Galang yang mulai paham ke mana arah pembicaraan Kinara, sengaja mengerjainya.Sebuah bantal melayang persis mengenai wajahnya. “Aduh!”“Tega, kamu Lang, tegaaa!”“Mbak Kinara, kenapa?” Mbok War yang sedari tadi sibuk di dapur datang tergopoh-gopoh.“Mbok, apa yang dia lakukan padaku?” Kinara menunjuk Galang sambil terisak-isak.“Aku kan sudah bilang akan bertanggung jawab,” ucap Galang sambil cengengesan.“Mas Galang, orang sedang panik juga malah dikerjain, jail amat sih!” Mbok War menjewer telinga majikannya yang sudah dirawatnya sejak kecil itu.“Hahaha, ampun Mbook.”“Nggak diapa-apain kok, Mbak. Semalam Mbak Kinara sakit, terus dibawa ke sini sama Mas Galang. Orang yang bantuin Mbak Kinar jalan dari mo
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Musuh Tapi Menikah - 49

Galang menarik napas panjang. Selepas membaca pesan yang masuk, ia memandang Kinara. "Kenapa?" Gadis itu bertanya sinis. "Kenapa?" ulangnya sekali lagi, karena tak kunjung mendapat jawaban. Kali ini sambil merebut ponsel dari tangan Galang. "Oh, jadi aku dilarang pergi, sementara kamu mau menemui mantanmu ini?" cibirnya setelah membaca isi chat dari Marini. "Ikut aku!" Galang memutuskan melangkah keluar. "Ke mana?" Kinara enggan beranjak sementara Galang yang sudah sampai di ujung pintu ruang tamu menoleh. "Ikut aku!" Galang mengulangi perintahnya. "Mau jalan sendiri atau kugendong?" tanyanya mengancam, membuat Kinara gentar dan dengan terpaksa mengekor. "Ya, tapi mau ke mana, Lang?" "Temani aku ke rumah sakit," jawab Galang tanpa menoleh. "Saya antar, Mas?" Pak Said yang sedang duduk di teras rumah sambil ngopi, langsung berdiri begitu melihat majikannya datang. "Nggak Pak, saya cuma pergi sebentar. Hari ini kita syuting sore." "Baik, Mas." Pak Said menyerahkan kunci. "Lan
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Musuh Tapi Menikah - 50

"Tidak usah berusaha menutup-nutupi lagi, elo kan yang menghamili Marini?" tuding Galang. Arash hanya tertawa kecil mendengarnya. "Bukan Lang, aku sudah bilang bukan, kan?" sergah Marini. "Ada saksi dan bukti, sebelum kau menemuiku di Semarang waktu itu, kau datang ke apartemen Arash. Untuk apa lagi kalau bukan-" "Pinjam uang!" potong Marini. "Aku datang untuk pinjam uang waktu itu, Lang." Daripada timbul kesalahpahaman, Marini memilih untuk mengaku. "Dan hari ini Arash datang untuk membantuku mengajukan tuntutan pada orang yang telah menghamiliku." Marini menyodorkan selembar kertas pada Galang. "Astagaaa ..." Galang terkejut membaca surat gugatan yang diberikan Marini. Tertera nama seorang produser kondang di kertas itu. "Waktu itu ia merayuku, memberikan iming-iming peran utama untuk sebuah film, asal aku menuruti permintaannya." Marini mulai terisak. "Selama ini aku diam, karena diancam. Arash yang selalu mendorongku untuk bicara, karena ternyata korbannya bukan hanya aku."
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Musuh Tapi Menikah - 51

"Woy, Lang! Ngapain masih berdiri di situ." Kinara berteriak memangil Galang. Ia sudah ada di samping mobil, menunggu lelaki itu membuka kunci. "Aku ada kuliah nih, ntar telat!" Galang menarik napas panjang demi membuang kesal. Dari sebrang jalan ia menekan tombol untuk membuka kunci dan menyaksikan gadis di hadapannya cepat-cepat masuk tanpa menunggunya. "Seat belt dipakai!" ujarnya datar. Tanpa menunggu respon, Galang menarik sabuk pengaman dari samping tempat duduk Kinara, memasangkannya dengan sempurna. "Aku bisa sendiri kali, Lang!" "Bisa, tapi selalu lupa!" "Karena aku kebiasaan duduk di belakang, jadi nggak pakai seat belt." Kinara beralasan. Galang hanya tersenyum samar, lalu menghidupkan mesin mobil. Pikirannya berkecamuk. Galau. Haruskah ungkapan cintanya tadi ia ulangi? Ish menyebalkan. Itu artinya ia harus mengumpulkan keberanian lagi. Begini, Kinara adalah asistennya saat ini. Galang menimbang-nimbang, jikalau ia menyatakan cinta lalu ditolak, bagaimana hubungan mer
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

Musuh Tapi Menikah - 52

"Flo, bangun! Atau kucium?" Spontan Kinara membuka mata. Skenario yang dirancangnya tadi ambyar! "Eh, udah sampe mana? Udah di kampus ya?" Gadis itu menoleh ke kiri dan ke kanan. Sengaja agar sandiwaranya meyakinkan. "Kuliah jam berapa, Flo?" Galang menengok arlojinya. "Kuliah, jam ... sekarang!" Kalau Kinara mengatakan yang sebenarnya, bahwa kelas baru akan dimulai setengah jam lagi, ia takut Galang menahannya lalu mengulangi ungkapan hatinya saat ia pura-pura tidur tadi. Jangan sampai, jangan dulu, ia belum siap. Ia juga takut hubungannya dengan Galang jadi canggung, tidak lepas seperti biasanya lagi. Kinara buru-buru membuka sabuk pengaman, lalu seperti dikejar waktu, ia keluar dari mobil. "Nanti, syuting jam empat, kan? Aku langsung ke lokasi syuting. Semua perlengkapanmu sudah ada di tas yang biasa." Kinara bergegas menutup pintu. Setengah berlari ia melangkah menuju kelas. "Flo, tunggu, ini ada yang ketinggalan!" Terdengar suara teriakan Galang, namun tak dipedulikannya. Pa
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

Musuh Tapi Menikah - 53

"Kinara!" Andini menepuk pundak Kinara yang didapatinya sedang mencari-cari sesuatu di depan ruang TU kampus. "Ngapain? "Anu, em .. lagi cari list mata kuliah sama dosennya." Kinara penasaran, Jagad mengampu mata kuliah apa. Ia merasa perlu tahu agar bisa menyiapkan fisik dan mental di hadapan lelaki itu. "Oh, di situ!" tunjuk Andini. Kinara membaca dengan seksama, mencari nama Jagad di lembar kertas yang ditempel pada papan pengumuman depan ruangan Tata Usaha. Jagad Satria mata kuliah komunikasi marketing, Selasa pukul 10.00. What? Hari ini? Kinara menengok jam tangan. Lima belas menit lagi pukul sepuluh. "Eh, mau ke mana lo?" tanya Andini yang melihat Kinara berjalan cepat meninggalkan ruang TU. "Ke toilet. Tungguin aku di depan kelas aja Ndin, aku cepet kok!" Sesampai di toilet, Kinara menuju wastafel yang di depannya terdapat cermin panjang. Ia mengambil bedak dan lipstik dari dalam tas. Memoles tipis-tipis di wajahnya. Ia merasa perlu terlihat cantik di depan Jagad. Ia i
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status