Home / Romansa / Dijodohkan dengan Ipar Posesifku / Musuh Tapi Menikah - 53

Share

Musuh Tapi Menikah - 53

Author: Rahmi Aziza
last update Last Updated: 2023-04-17 08:11:54
"Kinara!" Andini menepuk pundak Kinara yang didapatinya sedang mencari-cari sesuatu di depan ruang TU kampus. "Ngapain?

"Anu, em .. lagi cari list mata kuliah sama dosennya." Kinara penasaran, Jagad mengampu mata kuliah apa. Ia merasa perlu tahu agar bisa menyiapkan fisik dan mental di hadapan lelaki itu.

"Oh, di situ!" tunjuk Andini.

Kinara membaca dengan seksama, mencari nama Jagad di lembar kertas yang ditempel pada papan pengumuman depan ruangan Tata Usaha.

Jagad Satria mata kuliah komunikasi marketing, Selasa pukul 10.00.

What? Hari ini?

Kinara menengok jam tangan. Lima belas menit lagi pukul sepuluh.

"Eh, mau ke mana lo?" tanya Andini yang melihat Kinara berjalan cepat meninggalkan ruang TU.

"Ke toilet. Tungguin aku di depan kelas aja Ndin, aku cepet kok!"

Sesampai di toilet, Kinara menuju wastafel yang di depannya terdapat cermin panjang. Ia mengambil bedak dan lipstik dari dalam tas. Memoles tipis-tipis di wajahnya. Ia merasa perlu terlihat cantik di depan Jagad. Ia i
Rahmi Aziza

Gimana nih, tiba-tiba mantan muncul. Apakah Kinara akan goyahh?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Aminah Aminah
hahahahaaaaaaaaa
goodnovel comment avatar
marinalusianti
aduh....jadi ikut deg degan...buruan up dong mbaksay....hehehe ..
goodnovel comment avatar
Maria Katarina
goyah pastilah..cumn kasian galang jadinya..aduhh pasti baper tuh..lanjuttt dunk thor :(
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 54

    "Iya? Ada yang mau ditanyakan?" "Eh, nggak Pak, maaf," jawab Kinara salah tingkah. "Oke, setelah kelas kamu temui saya di ruang dosen." What, apa maksudnya? Seketika kelas riuh. Para mahasiswi nampak iri, ingin juga dipanggil Pak Dosen ke ruangannya, padahal Kinara sih ogah. Setelah kelas, teman-teman cewek Kinara pada mendekat, menawarkan diri untuk menemani, namun Kinara menolak. "Kaya anak SD aja dah, pake ditemenin segala." Padahal sebenarnya ia hanya takut teman-temannya tahu bahwa sang dosen adalah mantannya. "Siang, Pak," ucap Kinara dengan kepala tertunduk di hadapan Jagad. Bukan karena hormat atau merasa bersalah, dia hanya malas melihat rupa mantannya itu. "Oh, kamu." Jagad yang tadinya tengah menilai tugas mahasiswa menengadah menatap Kinara. "Ini." Jagad menyerahkan sebuah buku. "Tugas buat kamu. Baca ya." Kinara mengernyit. Apa-apaan. Tapi ia hanya dapat mengangguk mengiyakan lalu permisi keluar dari ruang dosen. "Kinara, temui aku di Resto Kemangi, pukul 12." Beg

    Last Updated : 2023-04-18
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 55

    "Flo, status pacar kita memang cuma pura-pura, tapi sayangku ke kamu tuh beneran, nggak pura-pura." Sesaat Kinara melongo. Bingung mau merespon apa, ia memilih tertawa sambil bertepuk tangan. "Hahaha. Bagus-bagus!" Hah? Kini gantian Galang yang bengong, apa maksudnya. "Ya-ya sudah cukup menjiwai, keren." Kinara mengacungkan ibu jari. "Lagi latihan dialog sinetron kan?" Tak menunggu Galang menjawab pertanyaannya, ia langsung masuk ke dalam mobil. Daripada salting. Galang menarik napas panjang sembari mengepalkan tangan. 'Kinara ini, benar-benar tidak paham atau hanya berpura-pura, sih!' geramnya dalam hati. Ia lantas mengikuti Kinara masuk ke dalam mobil dan membanting pintu, membuat gadis di sampingnya menoleh. "Sekarang, akting marah?" tanya Kinara dengan wajah polosnya. Tak menjawab, Galang hanya memukul kemudi dengan tangan kiri, lantas melajukan mobil menuju rumah. Tiga jam lagi syuting, namun karena lokasinya cukup jauh ia harus berangkat lebih awal. Sepanjang perjalana

    Last Updated : 2023-04-19
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 56

    Kinara buru-buru membuka tas ketika ia merasakan ponselnya bergetar. Dengan menahan senyum ia menempelkan telunjuk ke bagian sensor sidik jari agar ponsel menyala. Tak pernah sebahagia ini ia menunggu balasan pesan dari Galang. "Ke ruangan saya sekarang." Gadis itu menghela napas, ternyata bukan Galang yang mengirim pesan, melainkan Jagad. Mau apa lagi dia? "Permisi, Bapak memanggil saya?" tanya Kinara begitu ia sampai di depan meja Jagad. Ruang dosen saat ini tidak terlalu ramai. Selain Jagad, hanya ada dua dosen lainnya, yang menghuni ruangan. Satu di pojok kanan, sedang memeriksa berkas entah apa. Satunya lagi di pojok sebelah kiri sepertinya sedang melayani konsultasi skripsi mahasiswa, sementara meja Jagad berada di tengah-tengah. Jagad menengadah, menatap gadis yang tengah berdiri di depan mejanya. "Silakan duduk, Kinara." Dengan satu telapak tangan terbuka, ia menunjuk kursi di hadapannya. "Cantik sekali kamu hari ini," ujarnya sembari membereskan berkas yang berserak di at

    Last Updated : 2023-04-20
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 57

    "Kak Arash?" gumam Kinara begitu melihat Arash turun dari mobil sedan merahnya. Seharusnya ia senang. Ya begitu biasanya yang ia rasakan tiap kali melihat Arash, idolanya dari jaman SMA yang kini malah menjadi orang yang bisa dibilang cukup dekat dengan kehidupannya, namun kali ini ada rasa yang berbeda. Ia kecewa, mengapa bukan Galang yang datang. "Hai Kinara!" sapa Arash begitu melihat sosok Kinara di depan pintu. "Mana barangmu? Biar kumasukkan ke mobil." "Hah?" Kinara heran, apakah Arash tau dia mau pergi? Bahkan ia belum sempat memberi tahu Andini perkara hal ini. "Galang bilang, kamu mau pulang Jogja. Ia tidak bisa mengantarmu ke bandara, jadi minta tolong padaku." Kekecewaan Kinara bertambah. Biasanya Galang akan marah bila Kinara dekat dengan Arash, tapi kali ini malah minta tolong Arash menjemput? Sejujurnya ia lebih senang jika yang diutus Galang menjemputnya adalah Pak Said. "Kinara, hei!" Arash menjentikkan jari di depan wajah Kinara. "Eh, iya Kak, sorry. Tunggu seben

    Last Updated : 2023-04-20
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 58

    Kinara sudah tiba lagi di rumah sakit. Ia kini duduk di kursi samping brankar sambil memeluk tubuh ibunya. “Gimana kondisi Ibu sekarang?” “Alhamdulillah, sudah enakkan, Nduk,” jawab Ibu sambil mengusap kepala si anak sulung. “Mugkin karena Ibu nyaman di sini, kamarnya enak, kayak kamar hotel.” Kinara tersenyum getir. Padahal ia sudah berencana mengajak Ibu pindah kamar. Ke kamar standar saja. Nanti kalau sudah keluar rumah sakit, akan diajak sang ibu menginap di hotel. Sepertinya lebih masuk akal dari segi biaya. “Pertama masuk rumah sakit, Ibu nggak betah, Nduk. Lha kamarnya isinya empat orang. Kalau jam besuk berisiik banget. Satu pasien, yang besuk bisa satu kampung. Untung aja, besoknya ibu dipindahkan ke kamar ini.” Kinara menelan ludah, bingung bagaimana cara yang tepat mengatakan bahwa ia tak sanggup membayar kamar semewah ini, nanti disangka pelit sama orang tua sendiri. Pfiiuh. “Bu, Kavin beli motor!” Ia akhirnya memilih melaporkan kelakuan Kavin yang menurutnya tidak per

    Last Updated : 2023-04-20
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 59

    Jangan senyum, jangan senyum, jangan sampai kelihatan bahwa kau senang bertemu dengannya, Kinara! “Ngapain lo di sini?” Kinara bertanya ketus. “Nengokin calon mertua, dong!” What, Kinara melotot, di depan orang tua bisa-bisanya Galang bercanda begini. Nggak sopan! “Sekalian minta ijin,” sahut Galang lagi. “Minta ijin apa?” tanyanya seraya berjalan mendekat. “Minta ijin mencintai anak gadisnya!” Spontan Kinara menginjak kaki Galang hingga lelaki itu mengaduh kencang. “Bercanda kamu nggak lucu dan nggak sopan!” hardiknya. “Nak Galang nggak bercanda, lo Nduk!” Ibu angkat suara. “Dia memang bilang begitu sama ibu tadi, dan jawaban ibu sih … iyes.” “Aku juga yes! Halo kakak ipar.” Tiba-tiba Kavin muncul di ujung pintu yang sedari tadi sedikit terbuka. “Makasih motornya, ya!” Kinara melongo, jadi motor itu dari Galang. “Permisi,” seorang berpakaian seragam rumah sakit memberi salam dan melangkah masuk ke dalam kamar. “Ibu bisa langsung pulang ya,” kata petugas wanita itu seraya

    Last Updated : 2023-04-20
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 60

    Kinara shock mendengar ucapan Galang."Tunggu-tunggu, Lang!" Ia berjalan mengekori langkah Galang yang meninggalkan balkon. "Maksud kamu gimana, sih?""Kurang jelas?" Galang menoleh. "Besok kita nikah!""Hah? Kenapa harus besok juga?" Kini Kinara sudah berada di hadapan Galang, menghadang langkah lelaki itu."Flo, Ibu nggak mau kita pacaran, dia minta kita langsung nikah.""Itu kan bisa dibicarakan Lang, kita bisa bilang sama Ibu kalau kita belum siap.""Tapi aku sudah siap, Flo," tukas Galang. "Aku sudah siap menikahi kamu. Sudah kupikirkan, bahkan sebelum Ibu meminta. Permintaan Ibu semakin menguatkan tekadku.""Ya ampun, Lang!" Kinara mengusap wajahnya. "Tapi kan, aku-""Wait-wait!" Tiba-tiba ponsel Galang berbunyi. "Aku terima telpon Kak Diandra dulu.""Lang! Udah lo apain anak orang sampe mau lo nikahin, ha?" semprot Diandra begitu Galang menekan tombol terima panggilan dan loud speaker. Kakak perempuan satu-satunya itu kaget saat membaca pesan chat dari Galang yang mengatakan ba

    Last Updated : 2023-04-21
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 61

    Akhirnya kata cinta terucap juga dari bibir Kinara untuk yang pertama kalinya. Acara pernikahan sederhana itu dilanjut dengan makan malam bersama. Galang sudah memesan makanan di salah satu resto ternama kota Jogja secara delivery. "Nduk, suamimu mbok diambilkan makannya," ujar ibunda Kinara setelah Kaila dan Kavin menata rapi makanan di atas meja. "Ih, diambilin segala. Ambil sendiri juga bisa!" Sebenarnya bukan karena keberatan mengambilkan makanan, Kinara hanya merasa malu saja, apalagi melihat ekspresi kedua adiknya yang saling kode dan mesam-mesem ke arahnya. "Iya, Mbak, biar romantis gitu loh," celetuk Kavin. Tuh, kan! "Nggak usah Bu, saya ambil sendiri saja." Galang mengambil sedikit nasi dan beberapa jenis lauk, meletakkan di atas piringnya. "Aku suapin, Sayang?" tanyanya pada Kinara. "Cieeee," koor kedua adik bikin Kinara melotot. "Galang, ih, norak banget di depan orang-orang juga!" sembur Kinara. "Sabar, Lang, nanti kalau kita udah pulang, kamu bisa mesra-mesraan se

    Last Updated : 2023-04-21

Latest chapter

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 12

    "Serius, Ra, kamu mau berhenti kuliah?" Mata Andini membulat. Apalagi setelah Kinara menjawabnya dengan sebuah anggukan. "Ra, kita baru beberapa bulan kuliah, sayang tauk uang masuknya. Galang yang suruh?" Kinara menggeleng. "Nggak, Ndin." Memang bukan karena permintaan Galang. Justru lelaki itu sama terkejutnya dengan Andini saat Kinara mengutarakan niatnya berhenti kuliah. "Kenapa, Flo?" Galang mengusap mulutnya dengan serbet, menjauhkan piring makan yang telah kosong di depannya. "Bukannya kuliah itu cita-cita kamu dari dulu?" "Hmm, bukannya kamu seneng kalau aku nggak kuliah, nggak ketemu Mas Jagad lagi di sana." "Iya, aku memang cemburu, tapi nggak usah sampai berhenti juga, Sayaang." Galang mencubit gemas pipi Kinara. Aww. "Setelah kupikir-pikir, Lang." Kinara mengusap-usap pipinya yang dicubit Galang tadi. "Aku hanya ingin fokus belajar fotografi, di kuliahan pelajarannya macam-macam." "Nah, kalau alasan ini masuk akal. Oke, aku akan carikan sekolah fotografi terbaik bua

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 11

    Otak Kinara memerintahnya untuk berlari kencang namun otot kakinya menegang, sulit bergerak. Ia hanya mampu berjalan mundur, selangkah demi selangkah, lalu ... "Astaghfirullah." Tiba-tiba kakinya menginjak genangan air hingga ia jatuh terduduk. Kinara menoleh ke kanan dan ke kiri. Kenapa jalanan ini sepi sekali. Ditambah lagi hujan mulai turun rintik-rintik, membuat suasana semakin mencekam. "Oh, kamu rupanya. Sepertinya kita pernah berjumpa, ya." Hendri mengulurkan tangan, seolah mau membantu Kinara bangun dari jatuhnya. Namun Kinara menggeleng. Sedikit pun ia enggan menyentuh lelaki itu. "Mau terus-terusan di sini? Ayo ...." ujar lelaki itu, lembut tapi terdengar menyeramkan. "Kenapa, ha?" Ia mulai membentak, satu tangannya mencengkram kuat pipi Kinara. "Apa yang kau dengar?" Lagi-lagi Kinara hanya sanggup menggeleng tanpa suara. "Biarkan dia, kita bicara di tempat lain!" seru Malya yang nampak gusar. Ia tak mau berada di tempat ini berlama-lama namun merasa perlu menyelesaik

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 10

    "Kamu tahu dia siapa?" bisik Arash ketika Hendri sudah jalan menjauh. "Hah, siapa, Kak?" Kinara sedikit mencondongkan badan mendekat pada Arash. "Dia produser yang disebut Marini." "Ma-maksudnya yang menghamili Marini?" Arash mengangguk. "Hem, begitu menurut pengakuannya." "Tuntutannya belum diajukan, Kak?" Kinara ingat beberapa waktu lalu saat ke rumah sakit tempat Marini dirawat, perempuan itu sempat menunjukkan surat tuntutan. "Para korban pelecehan menolak menandatangi surat tuntutan. Marini pun akhirnya berubah pikiran. Aku tidak bisa memaksa." Kinara menelan ludah. Tak semudah itu memang mengakui kasus pelecehan seksual meski kita sebagai korban. "Tapi aku masih tetap berusaha. Ada seorang korban lagi yang sedkit demi sedkit mulai menguak kebusukannya." "Siapa, Kak?" "Ada, seorang aktris pendatang baru. Maaf, aku tidak bisa sebut nama. Tapi kemungkinan kamu pun tidak tahu. Debutnya baru sebatas pemeran figuran. Ia ditawari casting untuk sebuah film dan dilecehkan ketika

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 9

    Meski sudah kembali ke ibu kota, bukan berarti kesibukan Kinara berkurang. Jadwal syuting yang berbenturan dengan jam kuliah membuatnya terpaksa membolos lagi dan lagi. Saat hanya menjadi asisten, asalkan sudah mempersiapkan segala keperluan Galang, ia santai saja ijin barang beberapa jam untuk mengikuti perkuliahan, lalu setelahnya akan menyusul kembali ke lokasi syuting. Ah, ia jadi paham kenapa Galang sampai sekarang belum juga lulus kuliah. "Kinara, ntar sore jam empat, jangan lupa, lu dan Galang ada talkshow di podcast." Nah, belum lagi undangan wawancara sana-sini. Bagi Kinara sebagai artis pendatang baru, undangan wawancara terdengar mengerikan, bagaimana kalau dia sampai salah bicara. "Datang tepat waktu, promosikan sinetron kita, dan kalau ditanya soal Malya, jawab aja nggak tahu." "Oke, Bang, siap!" Karena Kinara diam saja, akhirnya Galang yang menjawab arahan Bang Sut. "Sayang, santai aja," bisik Galang begitu melihat wajah Kinara yang berubah tegang. "Hah, santai?" Ki

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 8

    "Cut!" teriak Sutradara. Namun Galang bergeming. Bahkan ia memeluk Kinara erat dan semakin erat. "Woy, cut! Selesai! Udah! End!" Bang Sut mengulangi instruksinya hingga membuat Galang sadar dan melepaskan pelukan. "Eh, udah? Gini aja?" Galang menoleh. "Ya, emang udah, lo nggak baca naskahnya?" "Maksud gue, kaya ... nanggung gitu, Bang. Kan bisa diimprove, ditambah adegan kissing mungkin!" "Edan!" Bang Joel yang baru datang menoyor kepala Galang. "Mau merusak moral anak bangsa, lo?" "Jangan didengerin, Bang!" Bang Joel menoleh pada Sutradara. "Otaknya lagi rada-rada korslet!" Lelaki itu menempelkan telunjuk dengan posisi miring di dahinya. Bang Sut tertawa sembari geleng-geleng kepala. Setelahnya ia memberi instruksi untuk break syuting. "Jam setengah tujuh tet kita ganti lokasi, siap-siap, ya!" Mendengar perintah sang sutradara, para kru segera membereskan peralatan, sementara talent kembali ke kamar masing-masing. Ini hari ketiga mereka di Bandung. Revisi naskah membuat merek

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 7

    "Dia, asisten lo kan, Lang? Kita pakai dia!" "Pakai? Saya?" Kinara menunjuk dirinya sendiri dengan raut wajah bertanya-tanya, menoleh pada Galang dan Bang Sut si sutradara secara bergantian. "Maksudnya, Bang?" "Elo jadi artis." Ucapan Bang Sut lebih seperti perintah yang harus disetujui daripada sebuah tawaran. "Cup! Urus dia!" katanya pada sang asisten. "Siap, grak!" "Eh, eh, kita mau kemanaa?" teriak Kinara ketika Ucup si asisten sutradara menarik tangannya. "Heh, Cup! Lu main tarik is-ehm asisten gue sembarangan aja!" Galang pasang badan menghadang langkah sang astrada. "Emangnya dia bersedia?" "Gini, ehm. Ki ... Kinara." Bang Sut maju menengahi. "Bener nama lo Kinara, kan?"Kinara mengangguk. "Karena Malya ngilang dan ntah kapan bisa syuting lagi, sementara sinetron kita kejar tayang, kita terpaksa mengubah jalan ceritanya. Jadi Malya bakal dibuat mendadak mati karena kecelakaan. Terus Galang yang ada di mobil yang sama dengan Malya saat kecelakaan diselamatkan orang. Nah,

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 6

    "Ayok, Lang, kita main!" Kinara menarik tangan Galang usai mengunci pintu penghubung dengan kamar Bang Joel. "Main?" Galang takjub dengan ajakan Kinara, frontal juga dia, ya. "Sekarang? Langsungan, nih?" "Iya lah, keburu Bang Joel berubah pikiran ntar, kita harus manfaatkan waktu berdua." "Okee, siapa takut." Sebenarnya sempat terlintas ancaman Bang Joel tentang uang dua milyar, tapi ah, bodo amat. Ada kesempatan kenapa disia-siakan. Soal yang lain pikir belakangan. Tanpa menunggu lama, Galang membuka baju atasannya, tapi ... "Laaang, ngapain buka bajuuu?" "Lah kata kamu tadi ... main, kan?" Galang mulai ragu-ragu. "Main ini!" Kinara melemparkan papan catur ke atas tempat tidur. "Kamu tahu nggak, pas SD, semua teman udah pernah kutantangin main catur dan tidak ada yang bisa mengalahkanku. Bahkan pak guru olahraga aja kalah tanding catur denganku," ucapnya bangga. "Cuma sama kamu aja aku belum pernah main, karena terlalu gengsi mau ngajakin." Astagaaa .... Galang berdecak. "F

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 5

    "Dua puluh satu ribu lima ratus, Kak," ucap seorang kasir setelah menghitung menu yang dibawa Kinara di hadapannya. "Oh, iya." Kinara tengah membuka dompetnya ketika suara seorang lelaki terdengar dari arah belakang seraya menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan. "Ini, Mbak. Sekalian punya saya." Tentu saja hal itu spontan membuat Kinara menoleh. Mas Jagad? Udah sengaja Kinara makan di kantin fakultas sebelah, eh, masih bertemu mantan juga. Heran. "Nggak-nggak, ini aja," tolak Kinara. Cepat-cepat ia mengambil uang dari dalam dompetnya. "Uang pas," ucapnya seraya tersenyum. "Sudah, Mbak, cepetan dihitung. Uangnya sudah ada di tangan Mbak, kan." Jagad tak mau kalah. Lelaki itu merasa menang langkah karena uang lima puluh ribunya sudah di tangan si embak kasir. "Pak!" Kinara melotot. Tapi demi tidak membuat keributan di depan umum, perempuan itu memilih untuk mengalah. Ia berjalan meninggalkan meja kasir dan duduk di salah satu bangku kosong. "Gimana Ibu, Ra?" tanya Jagad y

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 4

    "Mbok, biar saya yang masak." Hari ini Kinara datang lebih pagi dan langsung menuju dapur rumah Galang. Mbok War yang sedang asik mengupas bawang putih menoleh heran."Kenapa, Mbak? Masakan Mbok selama ini nggak enak, ya?" "Enak, Mbok. Saya cuma, cuma ...." Kinara mencoba mengarang-ngarang alasan. Sebenarnya dia hanya ingin seperti suami istri pada umumnya saja. Pagi-pagi menyiapkan sarapan untuk suami sebelum berangkat kerja. So sweet sepertinya. Tapi, tak mungkin ia mengutarakan itu pada Mbok War, bukan? "Kangen masak sendiri ajah," ucapnya akhirnya. "Oh ... Mbak Kinar pengen masakkin yang spesial buat Mas Galang, ya?" goda Mbok War. Sudah sejak lama perempuan tua itu merasa ada sesuatu antara majikannya dengan sang asisten. Memang sih, yang terlihat di depannya, kedua muda-mudi itu lebih sering beradu argumen. Tapi seperti ada yang beda saja, setidaknya feeling seorang ibu mengatakan demikian. Apalagi ia membersamai Galang bukan baru setahun dua tahun, melainkan semenjak majikann

DMCA.com Protection Status