Share

Musuh Tapi Menikah - 49

Penulis: Rahmi Aziza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-14 04:31:42
Galang menarik napas panjang. Selepas membaca pesan yang masuk, ia memandang Kinara.

"Kenapa?" Gadis itu bertanya sinis.

"Kenapa?" ulangnya sekali lagi, karena tak kunjung mendapat jawaban. Kali ini sambil merebut ponsel dari tangan Galang.

"Oh, jadi aku dilarang pergi, sementara kamu mau menemui mantanmu ini?" cibirnya setelah membaca isi chat dari Marini.

"Ikut aku!" Galang memutuskan melangkah keluar.

"Ke mana?" Kinara enggan beranjak sementara Galang yang sudah sampai di ujung pintu ruang tamu menoleh.

"Ikut aku!" Galang mengulangi perintahnya. "Mau jalan sendiri atau kugendong?" tanyanya mengancam, membuat Kinara gentar dan dengan terpaksa mengekor.

"Ya, tapi mau ke mana, Lang?"

"Temani aku ke rumah sakit," jawab Galang tanpa menoleh.

"Saya antar, Mas?" Pak Said yang sedang duduk di teras rumah sambil ngopi, langsung berdiri begitu melihat majikannya datang.

"Nggak Pak, saya cuma pergi sebentar. Hari ini kita syuting sore."

"Baik, Mas." Pak Said menyerahkan kunci.

"Lan
Rahmi Aziza

Masih nungguin kapan Kinara dan Galang jadian? Yang mau lihat visual Galang, Kinara, Arash, Andine di instagr*m @cerita_rahmi ya

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Nor
egois galang. ajak lah pacar yang benar bukan pura pura. seru. waiting more
goodnovel comment avatar
Maria Katarina
lanjutttt..gegas y thor
goodnovel comment avatar
Teteng Yeni
ini puasa Thor.....kamu kok kejam banget ...tiap hari bikin greget orang. ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 50

    "Tidak usah berusaha menutup-nutupi lagi, elo kan yang menghamili Marini?" tuding Galang. Arash hanya tertawa kecil mendengarnya. "Bukan Lang, aku sudah bilang bukan, kan?" sergah Marini. "Ada saksi dan bukti, sebelum kau menemuiku di Semarang waktu itu, kau datang ke apartemen Arash. Untuk apa lagi kalau bukan-" "Pinjam uang!" potong Marini. "Aku datang untuk pinjam uang waktu itu, Lang." Daripada timbul kesalahpahaman, Marini memilih untuk mengaku. "Dan hari ini Arash datang untuk membantuku mengajukan tuntutan pada orang yang telah menghamiliku." Marini menyodorkan selembar kertas pada Galang. "Astagaaa ..." Galang terkejut membaca surat gugatan yang diberikan Marini. Tertera nama seorang produser kondang di kertas itu. "Waktu itu ia merayuku, memberikan iming-iming peran utama untuk sebuah film, asal aku menuruti permintaannya." Marini mulai terisak. "Selama ini aku diam, karena diancam. Arash yang selalu mendorongku untuk bicara, karena ternyata korbannya bukan hanya aku."

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 51

    "Woy, Lang! Ngapain masih berdiri di situ." Kinara berteriak memangil Galang. Ia sudah ada di samping mobil, menunggu lelaki itu membuka kunci. "Aku ada kuliah nih, ntar telat!" Galang menarik napas panjang demi membuang kesal. Dari sebrang jalan ia menekan tombol untuk membuka kunci dan menyaksikan gadis di hadapannya cepat-cepat masuk tanpa menunggunya. "Seat belt dipakai!" ujarnya datar. Tanpa menunggu respon, Galang menarik sabuk pengaman dari samping tempat duduk Kinara, memasangkannya dengan sempurna. "Aku bisa sendiri kali, Lang!" "Bisa, tapi selalu lupa!" "Karena aku kebiasaan duduk di belakang, jadi nggak pakai seat belt." Kinara beralasan. Galang hanya tersenyum samar, lalu menghidupkan mesin mobil. Pikirannya berkecamuk. Galau. Haruskah ungkapan cintanya tadi ia ulangi? Ish menyebalkan. Itu artinya ia harus mengumpulkan keberanian lagi. Begini, Kinara adalah asistennya saat ini. Galang menimbang-nimbang, jikalau ia menyatakan cinta lalu ditolak, bagaimana hubungan mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 52

    "Flo, bangun! Atau kucium?" Spontan Kinara membuka mata. Skenario yang dirancangnya tadi ambyar! "Eh, udah sampe mana? Udah di kampus ya?" Gadis itu menoleh ke kiri dan ke kanan. Sengaja agar sandiwaranya meyakinkan. "Kuliah jam berapa, Flo?" Galang menengok arlojinya. "Kuliah, jam ... sekarang!" Kalau Kinara mengatakan yang sebenarnya, bahwa kelas baru akan dimulai setengah jam lagi, ia takut Galang menahannya lalu mengulangi ungkapan hatinya saat ia pura-pura tidur tadi. Jangan sampai, jangan dulu, ia belum siap. Ia juga takut hubungannya dengan Galang jadi canggung, tidak lepas seperti biasanya lagi. Kinara buru-buru membuka sabuk pengaman, lalu seperti dikejar waktu, ia keluar dari mobil. "Nanti, syuting jam empat, kan? Aku langsung ke lokasi syuting. Semua perlengkapanmu sudah ada di tas yang biasa." Kinara bergegas menutup pintu. Setengah berlari ia melangkah menuju kelas. "Flo, tunggu, ini ada yang ketinggalan!" Terdengar suara teriakan Galang, namun tak dipedulikannya. Pa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 53

    "Kinara!" Andini menepuk pundak Kinara yang didapatinya sedang mencari-cari sesuatu di depan ruang TU kampus. "Ngapain? "Anu, em .. lagi cari list mata kuliah sama dosennya." Kinara penasaran, Jagad mengampu mata kuliah apa. Ia merasa perlu tahu agar bisa menyiapkan fisik dan mental di hadapan lelaki itu. "Oh, di situ!" tunjuk Andini. Kinara membaca dengan seksama, mencari nama Jagad di lembar kertas yang ditempel pada papan pengumuman depan ruangan Tata Usaha. Jagad Satria mata kuliah komunikasi marketing, Selasa pukul 10.00. What? Hari ini? Kinara menengok jam tangan. Lima belas menit lagi pukul sepuluh. "Eh, mau ke mana lo?" tanya Andini yang melihat Kinara berjalan cepat meninggalkan ruang TU. "Ke toilet. Tungguin aku di depan kelas aja Ndin, aku cepet kok!" Sesampai di toilet, Kinara menuju wastafel yang di depannya terdapat cermin panjang. Ia mengambil bedak dan lipstik dari dalam tas. Memoles tipis-tipis di wajahnya. Ia merasa perlu terlihat cantik di depan Jagad. Ia i

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 54

    "Iya? Ada yang mau ditanyakan?" "Eh, nggak Pak, maaf," jawab Kinara salah tingkah. "Oke, setelah kelas kamu temui saya di ruang dosen." What, apa maksudnya? Seketika kelas riuh. Para mahasiswi nampak iri, ingin juga dipanggil Pak Dosen ke ruangannya, padahal Kinara sih ogah. Setelah kelas, teman-teman cewek Kinara pada mendekat, menawarkan diri untuk menemani, namun Kinara menolak. "Kaya anak SD aja dah, pake ditemenin segala." Padahal sebenarnya ia hanya takut teman-temannya tahu bahwa sang dosen adalah mantannya. "Siang, Pak," ucap Kinara dengan kepala tertunduk di hadapan Jagad. Bukan karena hormat atau merasa bersalah, dia hanya malas melihat rupa mantannya itu. "Oh, kamu." Jagad yang tadinya tengah menilai tugas mahasiswa menengadah menatap Kinara. "Ini." Jagad menyerahkan sebuah buku. "Tugas buat kamu. Baca ya." Kinara mengernyit. Apa-apaan. Tapi ia hanya dapat mengangguk mengiyakan lalu permisi keluar dari ruang dosen. "Kinara, temui aku di Resto Kemangi, pukul 12." Beg

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 55

    "Flo, status pacar kita memang cuma pura-pura, tapi sayangku ke kamu tuh beneran, nggak pura-pura." Sesaat Kinara melongo. Bingung mau merespon apa, ia memilih tertawa sambil bertepuk tangan. "Hahaha. Bagus-bagus!" Hah? Kini gantian Galang yang bengong, apa maksudnya. "Ya-ya sudah cukup menjiwai, keren." Kinara mengacungkan ibu jari. "Lagi latihan dialog sinetron kan?" Tak menunggu Galang menjawab pertanyaannya, ia langsung masuk ke dalam mobil. Daripada salting. Galang menarik napas panjang sembari mengepalkan tangan. 'Kinara ini, benar-benar tidak paham atau hanya berpura-pura, sih!' geramnya dalam hati. Ia lantas mengikuti Kinara masuk ke dalam mobil dan membanting pintu, membuat gadis di sampingnya menoleh. "Sekarang, akting marah?" tanya Kinara dengan wajah polosnya. Tak menjawab, Galang hanya memukul kemudi dengan tangan kiri, lantas melajukan mobil menuju rumah. Tiga jam lagi syuting, namun karena lokasinya cukup jauh ia harus berangkat lebih awal. Sepanjang perjalana

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 56

    Kinara buru-buru membuka tas ketika ia merasakan ponselnya bergetar. Dengan menahan senyum ia menempelkan telunjuk ke bagian sensor sidik jari agar ponsel menyala. Tak pernah sebahagia ini ia menunggu balasan pesan dari Galang. "Ke ruangan saya sekarang." Gadis itu menghela napas, ternyata bukan Galang yang mengirim pesan, melainkan Jagad. Mau apa lagi dia? "Permisi, Bapak memanggil saya?" tanya Kinara begitu ia sampai di depan meja Jagad. Ruang dosen saat ini tidak terlalu ramai. Selain Jagad, hanya ada dua dosen lainnya, yang menghuni ruangan. Satu di pojok kanan, sedang memeriksa berkas entah apa. Satunya lagi di pojok sebelah kiri sepertinya sedang melayani konsultasi skripsi mahasiswa, sementara meja Jagad berada di tengah-tengah. Jagad menengadah, menatap gadis yang tengah berdiri di depan mejanya. "Silakan duduk, Kinara." Dengan satu telapak tangan terbuka, ia menunjuk kursi di hadapannya. "Cantik sekali kamu hari ini," ujarnya sembari membereskan berkas yang berserak di at

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - 57

    "Kak Arash?" gumam Kinara begitu melihat Arash turun dari mobil sedan merahnya. Seharusnya ia senang. Ya begitu biasanya yang ia rasakan tiap kali melihat Arash, idolanya dari jaman SMA yang kini malah menjadi orang yang bisa dibilang cukup dekat dengan kehidupannya, namun kali ini ada rasa yang berbeda. Ia kecewa, mengapa bukan Galang yang datang. "Hai Kinara!" sapa Arash begitu melihat sosok Kinara di depan pintu. "Mana barangmu? Biar kumasukkan ke mobil." "Hah?" Kinara heran, apakah Arash tau dia mau pergi? Bahkan ia belum sempat memberi tahu Andini perkara hal ini. "Galang bilang, kamu mau pulang Jogja. Ia tidak bisa mengantarmu ke bandara, jadi minta tolong padaku." Kekecewaan Kinara bertambah. Biasanya Galang akan marah bila Kinara dekat dengan Arash, tapi kali ini malah minta tolong Arash menjemput? Sejujurnya ia lebih senang jika yang diutus Galang menjemputnya adalah Pak Said. "Kinara, hei!" Arash menjentikkan jari di depan wajah Kinara. "Eh, iya Kak, sorry. Tunggu seben

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20

Bab terbaru

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 12

    "Serius, Ra, kamu mau berhenti kuliah?" Mata Andini membulat. Apalagi setelah Kinara menjawabnya dengan sebuah anggukan. "Ra, kita baru beberapa bulan kuliah, sayang tauk uang masuknya. Galang yang suruh?" Kinara menggeleng. "Nggak, Ndin." Memang bukan karena permintaan Galang. Justru lelaki itu sama terkejutnya dengan Andini saat Kinara mengutarakan niatnya berhenti kuliah. "Kenapa, Flo?" Galang mengusap mulutnya dengan serbet, menjauhkan piring makan yang telah kosong di depannya. "Bukannya kuliah itu cita-cita kamu dari dulu?" "Hmm, bukannya kamu seneng kalau aku nggak kuliah, nggak ketemu Mas Jagad lagi di sana." "Iya, aku memang cemburu, tapi nggak usah sampai berhenti juga, Sayaang." Galang mencubit gemas pipi Kinara. Aww. "Setelah kupikir-pikir, Lang." Kinara mengusap-usap pipinya yang dicubit Galang tadi. "Aku hanya ingin fokus belajar fotografi, di kuliahan pelajarannya macam-macam." "Nah, kalau alasan ini masuk akal. Oke, aku akan carikan sekolah fotografi terbaik bua

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 11

    Otak Kinara memerintahnya untuk berlari kencang namun otot kakinya menegang, sulit bergerak. Ia hanya mampu berjalan mundur, selangkah demi selangkah, lalu ... "Astaghfirullah." Tiba-tiba kakinya menginjak genangan air hingga ia jatuh terduduk. Kinara menoleh ke kanan dan ke kiri. Kenapa jalanan ini sepi sekali. Ditambah lagi hujan mulai turun rintik-rintik, membuat suasana semakin mencekam. "Oh, kamu rupanya. Sepertinya kita pernah berjumpa, ya." Hendri mengulurkan tangan, seolah mau membantu Kinara bangun dari jatuhnya. Namun Kinara menggeleng. Sedikit pun ia enggan menyentuh lelaki itu. "Mau terus-terusan di sini? Ayo ...." ujar lelaki itu, lembut tapi terdengar menyeramkan. "Kenapa, ha?" Ia mulai membentak, satu tangannya mencengkram kuat pipi Kinara. "Apa yang kau dengar?" Lagi-lagi Kinara hanya sanggup menggeleng tanpa suara. "Biarkan dia, kita bicara di tempat lain!" seru Malya yang nampak gusar. Ia tak mau berada di tempat ini berlama-lama namun merasa perlu menyelesaik

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 10

    "Kamu tahu dia siapa?" bisik Arash ketika Hendri sudah jalan menjauh. "Hah, siapa, Kak?" Kinara sedikit mencondongkan badan mendekat pada Arash. "Dia produser yang disebut Marini." "Ma-maksudnya yang menghamili Marini?" Arash mengangguk. "Hem, begitu menurut pengakuannya." "Tuntutannya belum diajukan, Kak?" Kinara ingat beberapa waktu lalu saat ke rumah sakit tempat Marini dirawat, perempuan itu sempat menunjukkan surat tuntutan. "Para korban pelecehan menolak menandatangi surat tuntutan. Marini pun akhirnya berubah pikiran. Aku tidak bisa memaksa." Kinara menelan ludah. Tak semudah itu memang mengakui kasus pelecehan seksual meski kita sebagai korban. "Tapi aku masih tetap berusaha. Ada seorang korban lagi yang sedkit demi sedkit mulai menguak kebusukannya." "Siapa, Kak?" "Ada, seorang aktris pendatang baru. Maaf, aku tidak bisa sebut nama. Tapi kemungkinan kamu pun tidak tahu. Debutnya baru sebatas pemeran figuran. Ia ditawari casting untuk sebuah film dan dilecehkan ketika

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 9

    Meski sudah kembali ke ibu kota, bukan berarti kesibukan Kinara berkurang. Jadwal syuting yang berbenturan dengan jam kuliah membuatnya terpaksa membolos lagi dan lagi. Saat hanya menjadi asisten, asalkan sudah mempersiapkan segala keperluan Galang, ia santai saja ijin barang beberapa jam untuk mengikuti perkuliahan, lalu setelahnya akan menyusul kembali ke lokasi syuting. Ah, ia jadi paham kenapa Galang sampai sekarang belum juga lulus kuliah. "Kinara, ntar sore jam empat, jangan lupa, lu dan Galang ada talkshow di podcast." Nah, belum lagi undangan wawancara sana-sini. Bagi Kinara sebagai artis pendatang baru, undangan wawancara terdengar mengerikan, bagaimana kalau dia sampai salah bicara. "Datang tepat waktu, promosikan sinetron kita, dan kalau ditanya soal Malya, jawab aja nggak tahu." "Oke, Bang, siap!" Karena Kinara diam saja, akhirnya Galang yang menjawab arahan Bang Sut. "Sayang, santai aja," bisik Galang begitu melihat wajah Kinara yang berubah tegang. "Hah, santai?" Ki

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 8

    "Cut!" teriak Sutradara. Namun Galang bergeming. Bahkan ia memeluk Kinara erat dan semakin erat. "Woy, cut! Selesai! Udah! End!" Bang Sut mengulangi instruksinya hingga membuat Galang sadar dan melepaskan pelukan. "Eh, udah? Gini aja?" Galang menoleh. "Ya, emang udah, lo nggak baca naskahnya?" "Maksud gue, kaya ... nanggung gitu, Bang. Kan bisa diimprove, ditambah adegan kissing mungkin!" "Edan!" Bang Joel yang baru datang menoyor kepala Galang. "Mau merusak moral anak bangsa, lo?" "Jangan didengerin, Bang!" Bang Joel menoleh pada Sutradara. "Otaknya lagi rada-rada korslet!" Lelaki itu menempelkan telunjuk dengan posisi miring di dahinya. Bang Sut tertawa sembari geleng-geleng kepala. Setelahnya ia memberi instruksi untuk break syuting. "Jam setengah tujuh tet kita ganti lokasi, siap-siap, ya!" Mendengar perintah sang sutradara, para kru segera membereskan peralatan, sementara talent kembali ke kamar masing-masing. Ini hari ketiga mereka di Bandung. Revisi naskah membuat merek

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 7

    "Dia, asisten lo kan, Lang? Kita pakai dia!" "Pakai? Saya?" Kinara menunjuk dirinya sendiri dengan raut wajah bertanya-tanya, menoleh pada Galang dan Bang Sut si sutradara secara bergantian. "Maksudnya, Bang?" "Elo jadi artis." Ucapan Bang Sut lebih seperti perintah yang harus disetujui daripada sebuah tawaran. "Cup! Urus dia!" katanya pada sang asisten. "Siap, grak!" "Eh, eh, kita mau kemanaa?" teriak Kinara ketika Ucup si asisten sutradara menarik tangannya. "Heh, Cup! Lu main tarik is-ehm asisten gue sembarangan aja!" Galang pasang badan menghadang langkah sang astrada. "Emangnya dia bersedia?" "Gini, ehm. Ki ... Kinara." Bang Sut maju menengahi. "Bener nama lo Kinara, kan?"Kinara mengangguk. "Karena Malya ngilang dan ntah kapan bisa syuting lagi, sementara sinetron kita kejar tayang, kita terpaksa mengubah jalan ceritanya. Jadi Malya bakal dibuat mendadak mati karena kecelakaan. Terus Galang yang ada di mobil yang sama dengan Malya saat kecelakaan diselamatkan orang. Nah,

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 6

    "Ayok, Lang, kita main!" Kinara menarik tangan Galang usai mengunci pintu penghubung dengan kamar Bang Joel. "Main?" Galang takjub dengan ajakan Kinara, frontal juga dia, ya. "Sekarang? Langsungan, nih?" "Iya lah, keburu Bang Joel berubah pikiran ntar, kita harus manfaatkan waktu berdua." "Okee, siapa takut." Sebenarnya sempat terlintas ancaman Bang Joel tentang uang dua milyar, tapi ah, bodo amat. Ada kesempatan kenapa disia-siakan. Soal yang lain pikir belakangan. Tanpa menunggu lama, Galang membuka baju atasannya, tapi ... "Laaang, ngapain buka bajuuu?" "Lah kata kamu tadi ... main, kan?" Galang mulai ragu-ragu. "Main ini!" Kinara melemparkan papan catur ke atas tempat tidur. "Kamu tahu nggak, pas SD, semua teman udah pernah kutantangin main catur dan tidak ada yang bisa mengalahkanku. Bahkan pak guru olahraga aja kalah tanding catur denganku," ucapnya bangga. "Cuma sama kamu aja aku belum pernah main, karena terlalu gengsi mau ngajakin." Astagaaa .... Galang berdecak. "F

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 5

    "Dua puluh satu ribu lima ratus, Kak," ucap seorang kasir setelah menghitung menu yang dibawa Kinara di hadapannya. "Oh, iya." Kinara tengah membuka dompetnya ketika suara seorang lelaki terdengar dari arah belakang seraya menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan. "Ini, Mbak. Sekalian punya saya." Tentu saja hal itu spontan membuat Kinara menoleh. Mas Jagad? Udah sengaja Kinara makan di kantin fakultas sebelah, eh, masih bertemu mantan juga. Heran. "Nggak-nggak, ini aja," tolak Kinara. Cepat-cepat ia mengambil uang dari dalam dompetnya. "Uang pas," ucapnya seraya tersenyum. "Sudah, Mbak, cepetan dihitung. Uangnya sudah ada di tangan Mbak, kan." Jagad tak mau kalah. Lelaki itu merasa menang langkah karena uang lima puluh ribunya sudah di tangan si embak kasir. "Pak!" Kinara melotot. Tapi demi tidak membuat keributan di depan umum, perempuan itu memilih untuk mengalah. Ia berjalan meninggalkan meja kasir dan duduk di salah satu bangku kosong. "Gimana Ibu, Ra?" tanya Jagad y

  • Dijodohkan dengan Ipar Posesifku   Musuh Tapi Menikah - Ekstra Part 4

    "Mbok, biar saya yang masak." Hari ini Kinara datang lebih pagi dan langsung menuju dapur rumah Galang. Mbok War yang sedang asik mengupas bawang putih menoleh heran."Kenapa, Mbak? Masakan Mbok selama ini nggak enak, ya?" "Enak, Mbok. Saya cuma, cuma ...." Kinara mencoba mengarang-ngarang alasan. Sebenarnya dia hanya ingin seperti suami istri pada umumnya saja. Pagi-pagi menyiapkan sarapan untuk suami sebelum berangkat kerja. So sweet sepertinya. Tapi, tak mungkin ia mengutarakan itu pada Mbok War, bukan? "Kangen masak sendiri ajah," ucapnya akhirnya. "Oh ... Mbak Kinar pengen masakkin yang spesial buat Mas Galang, ya?" goda Mbok War. Sudah sejak lama perempuan tua itu merasa ada sesuatu antara majikannya dengan sang asisten. Memang sih, yang terlihat di depannya, kedua muda-mudi itu lebih sering beradu argumen. Tapi seperti ada yang beda saja, setidaknya feeling seorang ibu mengatakan demikian. Apalagi ia membersamai Galang bukan baru setahun dua tahun, melainkan semenjak majikann

DMCA.com Protection Status